Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » ATM, Aksi Tuyul Meresahkan

ATM, Aksi Tuyul Meresahkan

Posted by Media Bawean on Sabtu, 08 Maret 2014

Media Bawean, 8 Maret 2014

Transformasi Prikemakhlukan Antara Percaya dan Tidak 

Oleh : Sugriyanto (Pemerhati Makhluk Gaib) 

Biasanya yang menjadi news maker dari sebuah infotainment di media cetak dan elektronik adalah orang-orang terkemuka, politisi, artis, serta kalangan selebriti lainnya. Kali ini sedikit terjadi perembetan atau bias pelaku yang merambah ke dunia hitam atau dunia kegelapan malam dengan aktor utamanya adalah tuyul atau babi ngepet. Keduanya berusaha untuk menaikkan pamornya setelah beberapa tahun ditelan bumi kabar penampakannya di Pulau Bawean. Kedua istilah ini sudah memasuki rycle bin (baca: tong sampah) yang sudah dilewati bersama jalinan ceritanya via tayangan di televisi dalam serial Babi Ngepet serta Tuyul dan Mbak Yul. Kedua tayangan itu berhasil merekontruksi sebuah citraan penglihatan seolah-olah nyata adanya. Hingga saat ini pihak berwajib atau kepolisian dan pengadilan tindak pidana dan perdata pun belum menemukan kasus untuk disidangkan dengan terdakwa babi ngepet dan tuyul. 

Wajar bila Camat Sangkapura pun bingung menghadapi kasus irrasional ini (baca di MB). Babi ngepet dan tuyul merupakan anasir hurafat atau tahayul. Barangkali kejadian yang berupa aksi tuyul meresahkan (ATM) ini masuk dalam ranah pikiran dan angan-angan antara ada dan tiada. Perhatikan pola pikir nalar berikut ini dengan cermat. Ada adalah tidak adanya tidak ada, sedangkan tidak ada adalah adanya tidak ada. Bila dikembalikan ke filsafat Yunani semua itu masuk dalam prinsip cogito ergusum yang artinya “saya berpikir maka saya ada”. Karena Tuyul dan babi ngepet selalu dipikirkan, maka akhirnya ada atau muncul menurut si pemikir. Atau mungkin halusinasi serta paranoid semata?

Ada sebuah kemenarikan yang patut menjadi bahan rujukan berdasarkan pengalaman empiris yang dialami oleh seseorang –yang dalam kesehariannya tergolong akademisi dengan pola pikir modern- menuturkan di ruang publik bahwa keberadaan tuyul yang digonjang-ganjingkan ternyata benar-benar adanya. Sebut saja namanya Inayatun Nasyiah, S.Pd. (guru eksakta, biologi) menceritakan pengalamnnya saat melintasi jalan di sebelah barat lapangan tenis dekat kantor Dispenda di Sangkapura pada malam hari. Kaki sebelah kanan bagian betisnya digandoli oleh sebuah makhluk menyerupai bajang atau mirip upin-ipin berkulit sawo matang namun tak berambut sedikitpun. Tepat di sebuah gorong-gorong perbatasan Dusun Sawahluar dan Dusun Sawahdaya makhluk aneh itu mendekap erat kaki bagian betis kanan nan mulus dari Ibu yang akrab disapa Bu Inayah ini. Bu inayah seraya meronta dengan mengibas-ibaskan kakinya untuk melepaskan dari cengkeraman makhluk penyuka rupiah (dolar dan ringgit atau mata uang negara lain tidak seberapa suka) tersebut. Ibu dengan tiga anak ini merasakan betul dengan hakkul yakin bahwa tuyul benar-benar ada. Betul…betul…betul…! Semua guru lain yang mendengarkan- termasuk guru agama Islam- mengiyakan keberadaannya sebagai makhluk jelmaan dari makhluk gaib. Tidak hanya dari sebuah pernyataan dari pengalaman tersebut, beberapa waktu yang lalu penulis pun mendapat slide show gambar vedio tuyul yang direkam lewat Hand Phone Bapak Edy Fais, S.Pd. berkebangsaan Gunung Teguh Sangkapura. Penampakannya di sebuah teras rumahnya beberapa waktu silam menambah keyakinan penulis untuk terus mencari tahu. Hingga saat ini belum juga bertemu dengan tuyul dan babi ngepet yang durjana dan bangsat itu.

Dulu, penulis juga pernah berhadapan dengan kabar yang menyeruak secara nasional tentang pensebaran kabar HP merah yang sempat menggegerkan panggung infotainmen. Warga merasakan ketakutan yang berlebihan dengan tidak berani membuka HP- nya. Akibat dari seseorang yang membuka atau menerima kiriman atau panggilan dari HP merah akan mati. Hal ini melampau batas kekuasaan Tuhan yang sudah tidak dapat diterima dengan akal sehat dan rohani keimanan. Apa artinya hamba yang beriman dengan melafalkan kalimat “La haula wa la quwwata illa billahil aliyyil adzim...!” jika harus takut kepada HP merah tersebut? Akhirnya terkuak juga oleh pihak kepolisian pembuat isu HP merah yang saat ini tidak ada lagi kabarnya dalam bumi gonjang-ganjing. Belive or not! Termasuk di Dusun Duku Desa Sungai Rujing beberapa tahun silam sempat ramai berita tentang adanya babi ngepet. Ternyata manusianya yang ngepet emas milik tetangganya dengan alasan pinjam untuk menghadiri penganten dan alasan lain yang benar-benar meyakinkan plus DP (Down paymen) menggiurkan kepada pihak terpinjam. Sempat penulis melakukan arbitrase men-fait accomply persoalan maha gawat itu dengan mengumpulkan para korban, pihak pegadaian, warga dan dua kepala Desa Sungairujing dan Daun dengan solusi damai sebagai pengakuan bersama saja tanpa melalui proses hukum karena tidak terdapat bukti autentik transaksi pinjam-meminjam secara legal formal di atas segel atau kertas bermaterai. Warga hanya memasrahkan kepada Allah SWT. semoga pelaku mendapat ganjaran yang setimpal baik di dunia maupun di akhirat kelak. Hikmah di balik itu juga sebagai peringatan bahwa pemilik emas yang sudah jatuh nisabnya (apalagi emasnya acopbhu’en) untuk menunaikan zakatnya. Bila tidak, terima akibatnya. Akhirnya kampung Duku kembali aman dan damai serta sejahtera lahir batin. Memikirkan harta yang raib tiada berguna hanya menambah luka sukma akhirnya menjadi gila permanen. Percuma.!

Penulis merasa terperanjat membaca kabar di Media Bawean tentang gencarnya pemberitaan babi ngepet dan tuyul yang terlampau (baca : Bawean-talampo) melakukan aksinya tanpa kenal perikemakhlukan. Antara makhluk halus dan makhluk kasar bisa bersinggungan juga dalam perkara perdata. Apalagi yang menjadi korbannya adalah keluarga tidak begitu berkecukupan. Ini menandakan babi ngepet atau tuyul kelas amatir dengan “ngemil secara eceran” ke sana ke mari. Ini terkadang yang membuat rasio tidak mau menerima. Jika memang babi ngepet dan tuyul mau beraksi kenapa tidak mengambil atau menyedot miliknya orang kaya atau orang berada? Biar hasilnya pun cepat mencapai target untuk sugi. Bila perlu brangkas bank dan pegadaian yang penuh duit coba di-cettot 15 prosennya saja sudah lumayan dari total omset didalamnya. Saingan sama koruptor sesekali kenapa pet...yul...!

Di sadari atau tidak, mencuatnya kasus babi ngepet dan tuyul menjelang pemilihan anggota dewan atau legislatif ini sebagai bentuk pengalihan perhatian saja. Dalam hitung-hitungan politik jika kondite masyarakat stabil dan mapan dari sisi ekonomi keuangan agak sulit untuk memainkan money politic-nya. Meminjam istilah Joko Wahyono dalam opini di Jawa Pos edisi Senin 3 Maret 2014 gejolak babi ngepet dan tuyul merupakan pemanfaatan tangan-tangan tak terlihat (invisible hands). Lewat tangan-tangan orang lain pembagian uang akan mudah diterima oleh para konstituen untuk memilihnya. Namun, warga harus tetap sadar bahwa demokrasi ini mahal harganya. Jika babi ngepet dan tuyul saja dikutuk sebagai makhluk gaib paling durjana karena ngemplang uang warga tak punya perikemakhlukan , apalagi mau menerima politik uang lebih hina dari keduanya.(babi ngepet dan tuyul).

Untuk mengusir keberadaan babi ngepet dan tuyul serta roh-roh pengganggu lainnya yang meresahkan dan memunculkan fitnah keji itu, masyarakat hendaknya melakukan aksi spiritual dengan memburdati kampung bersama-sama di malam hari. Semua warga harus kompak dalam kebersamaan. Warga harus hati-hati dan benar dalam menyimpan uangnya. Jalan terakhir, bila orang pintar sudah angkat tangan untuk mengatasi mintalah bantuan Uya-Kuya terhadap semua warga agar mau diuya-kuya secara masal. Sebagai warga yang penuh dengan keimanan tentu jalan hepnotis itu sebisanya dihindari. Serahkan semua urusan kepada Allah SWT. bahwa sebagaimana firman-Nya yang berarti kurang lebih demikian. “Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat biji zarah atau sawi pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya, dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula” (QS: Al-Zalzalah 7-8).

Paling akhir, penulis tidak percaya dengan adanya babi ngepet dan tuyul setelah mengalami trasnformasi istilah. Justru penulis percaya dengan adanya Celeng Oreng yakni oreng yang berupa celengan dengan mengambil uangnya orang untuk dicelelngi sendiri. Hal ini berdasarkan pengamatan terhadap aneka rupa makhluk gaib prudok lokal di antaranya; ponteanak, lentong-lentong, jerongkong, pocong, oreng poteh (bukan turis alias mak sale-sinonim dari bule), oreng celleng (bukan kamerun), bhellis, gettak markong, mata merah, jelak untung, sa’ap-sa’ap, anto laot, jin tomang, cetan-cetan dan patakotan yang sekomplotan. Semua itu benar-benar persetan...!

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean