Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » , » Rektor Unsoed asal Pulau Bawean
Sebulan Khatam Tiga Kali

Rektor Unsoed asal Pulau Bawean
Sebulan Khatam Tiga Kali

Posted by Media Bawean on Minggu, 29 Juni 2014

Media Bawean, 29 Juni 2014

MENJALANI ibadah puasa, bagi Rektor Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Dr Ir Achmad Iqbal MSi ada target yang harus dicapai, dan itu sudah dilakukan sejak lama. ”Biasanya target saya khatam baca Alquran tiga kali,”katanya, kemarin.

Target itu tiap ramadan selalu tercapai, dan insya allah tahun ini, target tersebut juga bisa dicapai. Caranya? ”Tiga kali khatam itu saya capai persis dalam waktu 30 hari. Jadi tiap 10 hari khatam satu kali,” jelasnya.

Bagi Iqbal, membaca Alquran sudah seperti membaca buku. Artinya bisa membaca dengan cepat, tidak perlu mengeja kata per kata. ”Sejak kecil saya sudah terbiasa baca Alquran. Bahkan huruf yang pertama kali saya kenal huruf arab, bukan huruf latin. Mengenal huruf latin ketika sekolah dasar,” ungkapnya.

Lahir di Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, pada 31 Maret 1958, Iqbal hidup dalam komunitas pesantren. Di Pulau Bawean 100 persen warganya bergama Islam, dan mereka menjalankan ibadah dengan taat. Iqbal mengaku menjalani hidup yang rasanya saat ini tidak mungkin dilakukan. Dia hidup di surau, pulang ke rumah hanya untuk ganti baju dan makan.

Tidur di surau sejak SD sampai SMP. Bangun pagi sebelum subuh, setelah shalat diteruskan mengaji sampai matahari terbit, kemudian, pulang untuk makan lalu berangkat ke sekolah sampai siang. Pulang sekolah, setelah itu belajar di madrasah sampai maghrib. Selanjutnya pulang, makan terus ke surau mengaji lagi sampai malam. Mengaji beberapa kitab kuning pada seorang kiai yang masih kerabatnya.

Mendarah Daging

Ketika Ramadan, semua orang di Pulau Bawean pasti puasa. Iqbal pun menjalani puasa sebelum masuk SD sehari penuh. ”Bagi saya menjalani ibadah puasa biasa-biasanya saja, seperti halnya shalat lima waktu. Karena itu sudah mendarah daging.

Puasa ya puasa saja,” jelasnya. Bahkan Iqbal mengaku merasa senang jika saat bepergian di darat (di Pulau Jawa-Red) jatuh pada bulan Ramadan. Karena tidak perlu makan dan minum di perjalanan. Namun dahulu dia mengaku merasa berat berpuasa saat bepergian dari Bawean ke Pulau Jawa saat jatuh pada bulan Ramadan. Kenapa? ”Transportasi dari Pulau Bawean ke Gresik hanya ada kapal layar.

Perjalanan ditempuh tiga hari dua malam. Kapal layar pasti digulung ombak besar, semua penumpang muntah-muntah. Saat itu saya pasti tidak bisa menjalani puasa,” katanya. Kini memasuki Ramadan, Iqbal rindu akan kampung halamannya di Pulau Bawean. Suasana religius itu kini tak pernah ditemukannya di Purwokerto. (Khoerudin Islam, Agus Wahyudi-90)

Sumber Suara Merdeka

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean