Media Bawean, 7 Agustus 2014
Lokakarya Pengelolaan Dan Pengembangan Investasi Pulau-Pulau Kecil yang mengambil tema inti Investasi Pulau Bawean ini diselenggarakan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur, 6-7 Agustus 2104 bertempat di Hotel Inna Simpang Surabaya. Lokakarya dihadiri oleh Bupati Gresik beserta jajarannya, Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Kalangan Perguruan Tinggi Jawa Timur, BUMN/BUMD dan Perusahaan Swasta Kabupaten Gresik.
Lokakarya ini diawali dengan pembukaan oleh Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan (DPK) Provinsi Jawa Timur, Ir. Heru Tjahyono, MM, dilanjutkan paparan Bupati Gresik, Dr. Ir. H. Sambari Halim Radianto, ST. MM. Dalam paparannya Bupati Gresik menjelaskan kesiapan Pulau Bawean dari segi infrastruktur seperti halnya Rumah Sakit Tipe D, jalan lingkar, listrik, transportasi laut dan udara. Bupati juga memaparkan potensi Pulau Bawean sebagai Eco Tourism memiliki banyak objek wisata, seperti Wisata Daratan (Danau Kastoba, Penangkaran Rusa, Air terjun patar selamat, Pemandian Air Panas), Wisata Pantai (Pulau Noko, Selayar, Gili, Pulau Cina, Pantai Mayangkara, Pantai Tajunggeen), Wisata Bahari (Wisata taman laut, Konservasi terumbu karang, spot memancing) dan Batu Onix.
Paparan Bupati yang penuh semangat membuat banyak peserta antusias menyampaikan pertanyaan. Pada pertanyaan sesi pertama Bapak Edy Sujono, Pakar Lingkungan ITS menyoroti keindahan terumbu karang di Bawean namun kalah terkenal dengan wisata terumbu karang di Malaysia dan Bunaken yang kalah bagus di banding Bawean. Ibu Kunanti, Dosen Universitas Airlangga menyoroti transportasi laut ke Bawean yang belum pasti jadwalnya. Beliau juga mengharap agar Bawean diberi kemudahan sebagai tempat praktek dan penelitian. Selanjutnya Yusuf, peserta dari Pulau Bawean memperkenalkan kepada Bupati Gresik tentang keberadaan Forum Eco Wisata Bawean dan dia pula sebagai koordinatornya.
Pada Pertanyaan sesi kedua, Ir. Heru Tjahyono, MM., Kepala DPK Jatim mengharapkan agar pembangunan yang terintegrasi (Integratade Development) dilakukan dengan kearifan lokal. Ir. Eko Nurmianto, MengSc, DERT dari ITS mengusulkan pengunaan energi terbarukan seperti energi berbasis ombak, surya dan angin. Sedangkan Bapak Eryono, dari DPK Jatim mengharapkan agar Bawean segera ditetapkan sebagai zona Konservasi Laut Daerah, hal ini diperlukan agar kegiatan yang mengancam lingkungan seperti penambangan pasir dapat dikendalikan. (Kemas S Rizal, Bersambung)