Media Bawean, 10 Oktober 2014
Pernyatan tegas disampaikan Suhaeli sebagai Presiden Persatuan Bawean Malaysia (PBM) Cawangan Johor Bahru ketika berdiskusi bersama Media Bawean (senin, 6/6/2014) di Warkop Mandiri Sangkapura, Pulau Bawean, Gresik. Menurut Suhaeli hukumnya murtad bila ada warga atau keturunan Pulau Bawean yang tidak mau mengakui asalnya dari Pulau Bawean.
"Selama ini masih ada warga atau keturunan asal Pulau Bawean di Malaysia yang tidak mengakui daerah asalnya, alasan malu ataupun merasa gengsi sehingga melupakan tanah kelahiran atau tanah leluhurnya.
"Jika ada warga Pulau Bawean merasa malu ataupun tidak mau mengakui asalnya Pulau Bawean, maka hukumnya murtad baginya,"katanya dengan tegas.
Kenapa harus malu mengaku sebagai warga Pulau Bawean, potret sekarang setelah selama 14 tahun tidak pulang kampung ternyata lebih banyak kemajuan. "Sungguh terkejut melihat perkembangan begitu pesat, diantaranya pembangunan infrastruktur jalan lingkar Pulau Bawean, ditambah fasilitas pembangunan rumah sakit, sebentar lagi bandara pesawat terbang juga akan dioperasikan,"ujarnya.
"Semestinya bangga sebagai warga ataupun keturunan Pulau Bawean, melihat kemajuan sudah tergolong istimewa di Indonesia,"paparnya.
Suheili mengajak kepada warga ataupun keturunan Pulau Bawean dimanapun berada, ayo pulang kampung agar bisa melihat situasi dan kondisi kemajuan sekarang ini,"harapannya.
Lebih lanjut Presiden PMBJ menyatakan tidak setuju dengan sebutan Boyan untuk Bawean. "Salah besar bila nama Bawean dirubah Boyan, termasuk penghinaan luar biasa dan perlu segera dikembalikan kepada nama aslinya Bawean,"tuturnya.
"Seringkali di Malaysia bila dikenalkan nama Bawean, ternyata banyak orang yang bingung, apa itu Bawean, sehubungan selama ini kesalahan nama selalu dipergunakan,"ungkapnya.
"Nama Pulau Bawean yach di Malaysia tetap Pulau Bawean, bukan Boyan,"tegasnya.
Disoal kekompakan warga Pulau Bawean di Malaysia, Suheili menjelaskan bahwa kekompakan warga Pulau Bawean masih utuh dan kekeluargaannya masih tinggi. Dibuktikan di Tiram Johor Bahru, warga Pulau Bawean memiliki madrasah diniyah yang pendiri dan pengurusnya seluruhnya warga Pulau Bawean.
"Untuk hubungan baik bersama pemerintah Malaysia, wraga Pulau Bawean di Johor Bahru juga terjalin baik. Banyak ustad atau pengajar agama asal Pulau Bawean sudah mempunya kauliyah ataupun sijil untuk mengajar di Malaysia. Termasuk dalam setiap kegiatan selalu tanpil ikut serta sebagai utusan asal Pulau Bawean. (bst)