Media Bawean, 15 November 2014
Pulau Bawean memiliki sejuta panorama yang layak untuk dikunjungi. Meski infrastrukturnya kurang memadai, namun keindahan Pulau Bawean hukumnya wajib bagi pecinta travelling nusantara. Sebut saja Pulau Noko, yang keindahan pantainya mampu menyaingi Gili Trawangan, NTB.
PANTAI NOKO berada di gugusan kepulauan, di Pulau Bawean. Jarak antara Pulau Noko dengan Bawean bisa ditempuh perjalanan selama 30 menit menggunakan perahu tempel. Karena cukup dekat, bagi mereka yang ingin mengeksplor keindahan Pulau Noko dan pantai
pasir putihnya, bisa menginap di Pulau Bawean. Maklum, di Pulau Noko hingga kini belum ada penginapan apalagi hotel. Seperti halnya keindahan Pantai
Panorama alamnya juga akan memanjakan setiap mata wisatawan yang datang ke lokasi itu, dan mungkin anda akan bergumam bagai surga yang tersembunyi di balik Pulau Jawa, sebab keindahan alamnya tidak akan tertandingi dengan daerah lain.
Rini Sumiati, Kasie Promosi Wisata Disbuparpora Gresik menjelaskan, Pantai Noko selama ini tidak dijadikan sebagai tujuan utama kebanyakan wisatawan. Namun, hanya dijadikan tempat singgah bagi para wisatawan yang datang ke Pulau Bawean.
“Mereka yang datang ke Bawean juga bukan turis asli, namun hanya transit dari Bali, Lombok, Bromo atau Jakarta. Sehingga turis yang datang cukup singkat,” kata dia.
Turis yang datang, kata dia, beragam. Ada yang benar-benar ingin menikmati keindahan pantai dan laut Bawean. Atau, ada juga yang sekadar datang dan ingin tahu Pantai Noko. “Karena lautnya indah, banyak penyelam dari luar negeri yang mengaku terpesona dengan hamparan laut di Pantai Noko. Apalagi, taman laut atau bunga karang dan ikan hias aneka warna mayoritas masih asli dan alami,” ungkapnya.
Solikin, pengelola jasa travel di Gresik menyayangkan wisata di Pulau Bawean tidak tergarap serius. Padahal, jika dikelola secara profesional, pantai seluas 6.000 meter persegi ini bakal dibanjiri wisatawan luar negeri,” terang dia.
Selain itu, kurangnya alat penunjang wisata seperti persewaan speedboat dan alat penyelam yang ada di sekitar pantai membuat wisatawan harus bersusah payah membawa alat penyelam sendiri. “Memang untuk melihat keindahan bawah laut Pantai Noko wisatawan harus membawa perlengkapan selam sendiri, karena sulit menemukan tempat penyewaan peralatan selam,” ujarnya.
Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga(Kadisbudparpora) Gresik, Siswadi Aprilianto mengakui, kekayaan dan potensi wisata di Pulau Bawean sangatlah banyak dan beragam, namun masih kurang tergarap dengan maksimal.
Dikatakannya, selain Pantai Noko ada beberapa objek wisata yang bisa dikunjungi di Pulau Bawean, seperti Pantai Labuhan dan Mayangkara yang terletak di lapangan terbang Desa Tanjungori, Kecamatan Tambak.
“Kita harapkan dengan adanya infrastruktur yang bagus sejumlah lokasi wisata di Pulau Bawean bisa tergarap dengan maksimal,” ucapnya, berharap
Sementara itu Bupati Sambari Halim Radianto menegaskan, pihaknya sangat serius akan menggarap wisata di Pulau Bawean. Menurutnya, keindahan pasir putih di Pulau Noko layak untuk dipromosikan dalam pengembangan pariwisata Pulau Bawean, sebagai ikon wisata di Jawa Timur. “Dibandingkan daerah lainnya, keindahan objek wisata sudah tidak diragukan lagi, bagus dan indah,” paparnya.
Dijelaskan, pemerintah akan berusaha mengembangkan pari- wisata di Pulau Bawean melalui banyak sektor. Di antaranya menggandeng investor untuk pengembangan ke depan.
Diakui oleh Sambari Halim Radianto, memang yang menjadi persoalan adalah sarana transportasi menjadikan lamban dalam menangani pengembangan pariwisata di Pulau Bawean.
Bupati Gresik didampingi wabup dalam kunjungan ke Pulau Noko di Pulau Bawean, menyatakan larangan keras bagi siapa pun untuk mengambil pasir putih demi menjaga keutuhan serta keindahan yang dimilikinya.
“Tolong dijaga agar tidak ada penambangan pasir di Pulau Noko, kutitipkan kepada seluruh pejabat serta warga Pulau Bawean agar tetap dijaga jangan sampai hilang,” pesannya. (*/ris/c4)
Panorama alamnya juga akan memanjakan setiap mata wisatawan yang datang ke lokasi itu, dan mungkin anda akan bergumam bagai surga yang tersembunyi di balik Pulau Jawa, sebab keindahan alamnya tidak akan tertandingi dengan daerah lain.
Rini Sumiati, Kasie Promosi Wisata Disbuparpora Gresik menjelaskan, Pantai Noko selama ini tidak dijadikan sebagai tujuan utama kebanyakan wisatawan. Namun, hanya dijadikan tempat singgah bagi para wisatawan yang datang ke Pulau Bawean.
“Mereka yang datang ke Bawean juga bukan turis asli, namun hanya transit dari Bali, Lombok, Bromo atau Jakarta. Sehingga turis yang datang cukup singkat,” kata dia.
Turis yang datang, kata dia, beragam. Ada yang benar-benar ingin menikmati keindahan pantai dan laut Bawean. Atau, ada juga yang sekadar datang dan ingin tahu Pantai Noko. “Karena lautnya indah, banyak penyelam dari luar negeri yang mengaku terpesona dengan hamparan laut di Pantai Noko. Apalagi, taman laut atau bunga karang dan ikan hias aneka warna mayoritas masih asli dan alami,” ungkapnya.
Solikin, pengelola jasa travel di Gresik menyayangkan wisata di Pulau Bawean tidak tergarap serius. Padahal, jika dikelola secara profesional, pantai seluas 6.000 meter persegi ini bakal dibanjiri wisatawan luar negeri,” terang dia.
Selain itu, kurangnya alat penunjang wisata seperti persewaan speedboat dan alat penyelam yang ada di sekitar pantai membuat wisatawan harus bersusah payah membawa alat penyelam sendiri. “Memang untuk melihat keindahan bawah laut Pantai Noko wisatawan harus membawa perlengkapan selam sendiri, karena sulit menemukan tempat penyewaan peralatan selam,” ujarnya.
Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga(Kadisbudparpora) Gresik, Siswadi Aprilianto mengakui, kekayaan dan potensi wisata di Pulau Bawean sangatlah banyak dan beragam, namun masih kurang tergarap dengan maksimal.
Dikatakannya, selain Pantai Noko ada beberapa objek wisata yang bisa dikunjungi di Pulau Bawean, seperti Pantai Labuhan dan Mayangkara yang terletak di lapangan terbang Desa Tanjungori, Kecamatan Tambak.
“Kita harapkan dengan adanya infrastruktur yang bagus sejumlah lokasi wisata di Pulau Bawean bisa tergarap dengan maksimal,” ucapnya, berharap
Sementara itu Bupati Sambari Halim Radianto menegaskan, pihaknya sangat serius akan menggarap wisata di Pulau Bawean. Menurutnya, keindahan pasir putih di Pulau Noko layak untuk dipromosikan dalam pengembangan pariwisata Pulau Bawean, sebagai ikon wisata di Jawa Timur. “Dibandingkan daerah lainnya, keindahan objek wisata sudah tidak diragukan lagi, bagus dan indah,” paparnya.
Dijelaskan, pemerintah akan berusaha mengembangkan pari- wisata di Pulau Bawean melalui banyak sektor. Di antaranya menggandeng investor untuk pengembangan ke depan.
Diakui oleh Sambari Halim Radianto, memang yang menjadi persoalan adalah sarana transportasi menjadikan lamban dalam menangani pengembangan pariwisata di Pulau Bawean.
Bupati Gresik didampingi wabup dalam kunjungan ke Pulau Noko di Pulau Bawean, menyatakan larangan keras bagi siapa pun untuk mengambil pasir putih demi menjaga keutuhan serta keindahan yang dimilikinya.
“Tolong dijaga agar tidak ada penambangan pasir di Pulau Noko, kutitipkan kepada seluruh pejabat serta warga Pulau Bawean agar tetap dijaga jangan sampai hilang,” pesannya. (*/ris/c4)