Media Bawean, 27 November 2014
Gerakan Mahasiswa Bawean (GEMABA) melakukan unjuk rasa di Kantor DPRD Kabupaten Gresik (hari kamis, 27/11/2014). Suara Gerakan mahasiswa Bawean yang berasal dari IMBAS (Surabaya), IMPSB (Malang), dan IPMABAYO (Yogyakarta) menuntut kepada anggota DPRD Kabupaten Gresik untuk peduli tentang kondisi kelistrikan PT. PLN di Pulau Bawean.
Secara bergantian mahasiswa melakukan orasi didepan kantor DPRD Kabupaten Gresik, diantaranya menyuarakan keberadaan PLN di Pulau Bawean, yang menurutnya merupakan kebutuhan mutlak masyarakat. Menurutnya keberadaan PLN di Pulau Bawean diharapkan mampu meningkatkan stabilitas ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat Pulau Bawean.
Kekesalan mahasiswa asal Bawean yang kuliah di daratan Pulau Jawa ditunjukkan setelah adanya pemadaman yang tidak jelas tanpa ada pemberitahuan. Sangat memprihatinkan menurutnya kondisi nyala dan padamnya listrik di Pulau Bawean tidak menentu, sementara pembayaran rekening listrik lebih mahal dibandingkan saat menyala normal.
Adapun dalih gangguan disebabkan kalong, menurut mahasiswa merupakan alasan yang tidak masuk akal, bahkan kencenderungannya mengada-ngada, sebab kejadian seperti itu sudah berlangsung lama di Pulau Bawean. Andaikata alasan itupun dipaksakan tetapi faktanya sampai sekarang ini pihak PT. PLN di Pulau Bawean belum mampu mengatasi persoalan seringnya terjadi gangguan.
Kobaran semangat mahasiswa Bawean menuntut normalisasi PLN di Pulau Bawean dibuktikan keseriusan dalam melakukan tuntutan kepada wakil rakyat di DPRD Kabupaten Gresik untuk berperan aktif menyuarakan kebutuhan masyarakat.
Walaupun domisilinya tidak menetap di Pulau Bawean, tapi keperdulian mahasiswa ditunjukkan melalui tuntutan untuk wakil rakyat melakukan hearing bersama PT. PLN Gresik.
Afys, tokoh mahasiswa asal Malang ditemui Media Bawean mengatakan kekuatan mahasiswa yang berunjuk rasa sebanyak 200 mahasiwa dari berbagai daerah, seperti Surabaya, Malang, Jember dan Yogyakarta.
"Bila kondisi listrik di Pulau Bawean masih sering terjadi pemadaman, mahasiswa akan turun langsung ke Pulau Bawean untuk melakukan investigasi secara langsung,"tegasnya.
Merespon adanya tuntutan mahasiswa yang melakukan unjuk rasa, Djoni Aswinarno, Kepala Rayon PLN Bawean mengatakan sudah melakukan sosialisasi atau pemberitahuan kepada pelanggannya melalui aparatur di desa.
"Memang penyebabnya seringnya pemadaman disebabkan kalong, solusisnya sudah dipasang selang atau triget pada titik tertentu,"paparnya. (bst)