Media Bawean, 27 Februari 2015
3 Kapal perang Belanda, yaitu Kapal MS De Ruyter, MS Java dan MS Kortenaer ditenggelamkan oleh tentara Jepang di Perairan Laut Jawa, tanggal 27 Februari 1942.
Sejak Tahun 2012, setiap tanggal 27 Februari, Joop Nahuyen (72), warga negara Belanda, melakukan rutinitas untuk menabur bunga di perairan Laut Jawa, tepatnya di perairan sejauh 60 Km dari Pelabuhan Pulau Bawean, Gresik.
Jum'at (27/2/2015), Joop melakukan perjalanannya yang keempat. Tidak hanya menabur bunga, dia juga berencana untuk membangun monumen tentang tiga kapal Belanda yang tenggelam saat Perang Sekutu dan Jepang Tahun 1942 di Pulau Bawean.
Tabur bunga yang keempat lebih semarak dari sebelumnya, diantaranya dihadiri Muspika kecamatan Sangkapura dan Muspika kecamatan Tambak, serta diikuti perwakilan pelajar SD dan SMA di Pulau Bawean.
Peserta tabur bunga berangkat naik Kapal Express Bahari 1C tepat jam 09.00 WIB. dari Pelabuhan Pulau Bawean menuju lokasi tenggelamnya 3 kapal perang Belanda.
Setiba di lokasi titik koordinat 06 derajat 00' S.W. / 112 derajat 05' E.L. Laut Jawa, upacara peringatan pertempuran Laut Jawa ke 73 tahun itu diawali dengan sambutan dari Joop Nahuyen.
Dengan haru, Joop menerangkan sejarah pertempuran Laut Jawa dan kisah kematian ayahnya serta bagaimana usahanya untuk melakukan upacara tabur bunga di lokasi tenggelamnya kapal tempat ayahnya bertugas.
Peserta tabur bunga berangkat naik Kapal Express Bahari 1C tepat jam 09.00 WIB. dari Pelabuhan Pulau Bawean menuju lokasi tenggelamnya 3 kapal perang Belanda.
Setiba di lokasi titik koordinat 06 derajat 00' S.W. / 112 derajat 05' E.L. Laut Jawa, upacara peringatan pertempuran Laut Jawa ke 73 tahun itu diawali dengan sambutan dari Joop Nahuyen.
Dengan haru, Joop menerangkan sejarah pertempuran Laut Jawa dan kisah kematian ayahnya serta bagaimana usahanya untuk melakukan upacara tabur bunga di lokasi tenggelamnya kapal tempat ayahnya bertugas.
"Ayah saya tenggelam di sini. Kuburannya di sini,"katanya dengan menjelaskan kronologi peristiwa pertempuran di laut Pulau Jawa.
"Jika kita terus mengingat mereka dengan seluruh cinta, itu berarti bahwa mereka masih akan tetap hidup di dalam hati kita," ujar Joop dalam sambutannya.
Mariners Never Die They Only Fade Away, untuk tema Tabur Bunga ke empat tanggal 27 Februari 2015.
Eko Londo sebagai pembawa acara menyatakan tabur bunga diselenggarakan dalam rangka mengenang jasa pahlawan yang meninggal dunia dalam medan pertempuran. Menurutnya didalam kapal perang yang tenggelam juga banyak warga negara Indonesia. "Sekarang sudah tidak ada perang memakai senjata tapi perang tekhnologi yang dilakukan oleh anak bangsa untuk menguasai dunia,"paparnya.
AKP. Tulus, SH. Kapolsek Sangkapura dalam sambutannya mengatakan siap untuk melakukan pengamanan dalam pelaksanaan acara tabur bunga di laut Pulau Jawa, termasuk menjaga monumen yang rencananya akan dibangun di Pulau Bawean,"tegasnya.
Sementara Abdul Adim, Camat Sangkapura mengapresiasi atas diadakannya acara tabur bunga di Perairan Laut Pulau Bawean. Harapannya acara tabur bunga bisa mendukung kemajuan Pulau Bawean kedepan, diantaranya mendukung pengembangan pariwisata yang dicanangkan oleh pemerintah.
Sedangkan Sugeng Gatot Subroto, Camat Tambak menyambut baik diadakannya acara tabur bunga di Perairan Laut Pulau Bawean. Menurutnya acara tabur bunga merupakan kegiatan untuk mengenang peristiwa yang terjadi pada masa silam.
Mariners Never Die They Only Fade Away, untuk tema Tabur Bunga ke empat tanggal 27 Februari 2015.
Eko Londo sebagai pembawa acara menyatakan tabur bunga diselenggarakan dalam rangka mengenang jasa pahlawan yang meninggal dunia dalam medan pertempuran. Menurutnya didalam kapal perang yang tenggelam juga banyak warga negara Indonesia. "Sekarang sudah tidak ada perang memakai senjata tapi perang tekhnologi yang dilakukan oleh anak bangsa untuk menguasai dunia,"paparnya.
AKP. Tulus, SH. Kapolsek Sangkapura dalam sambutannya mengatakan siap untuk melakukan pengamanan dalam pelaksanaan acara tabur bunga di laut Pulau Jawa, termasuk menjaga monumen yang rencananya akan dibangun di Pulau Bawean,"tegasnya.
Sementara Abdul Adim, Camat Sangkapura mengapresiasi atas diadakannya acara tabur bunga di Perairan Laut Pulau Bawean. Harapannya acara tabur bunga bisa mendukung kemajuan Pulau Bawean kedepan, diantaranya mendukung pengembangan pariwisata yang dicanangkan oleh pemerintah.
Sedangkan Sugeng Gatot Subroto, Camat Tambak menyambut baik diadakannya acara tabur bunga di Perairan Laut Pulau Bawean. Menurutnya acara tabur bunga merupakan kegiatan untuk mengenang peristiwa yang terjadi pada masa silam.
Usai sambutan, acara diteruskan dengan menyanyikan bersama lagu 'Untuk Ayah Tercinta'. Lagu ciptaan Rinto Harahap yang berisi pesan kerinduan seorang anak terhadap ayahnya itu mengalun dengan syahdunya. Selanjutnya, lagu 'Dalam Kerinduan' menjadi lagu terakhir sebelum semuanya melakukan hening cipta.
Usai mengheningkan cipta, tabur bunga pun dilakukan. Sebuah karangan bunga berisi pesan 'With Our Love, You Shall Never Die' mengawali tabur bunga. Karangan bunga itu dijatuhkan ke laut dan langsung tenggelam menuju kedalaman 60 meter tempat HNLMS De Ruyter tenggelam.
"Ini adalah awal. Mari kita lakukan apa yang tidak pernah harus berakhir. Ciptakan perdamaian di dunia ini dengan cinta kita saja," tutup Joop. (bst)