Media Bawean, 26 Juli 2015
Persoalan krisis elpiji di Pulau Bawean, Gresik segera akan teratasi setelah kapal Gatra direncanakan berangkat malam ini (minggu, 26/7/2015) dengan mengangkut 1.000 elpiji berisi 12 kg dan 6.000 elpiji berisi 3 kg.
Krisis elpiji di Pulau Bawean mencapai klimak setelah tidak ada pengiriman dari Pulau Jawa, sejak 10 hari menjelang lebaran sampai sekarang ini.
Bila ada yang jual, pengecer memanfaatkan situasi krisis elpiji dengan menjual lebih mahal dari harga normal. Elpiji ukurang 12 kg dijual Rp. 200 ribu dari harga normal Rp. 180 ribu, sedangkan elpiji ukuran 3 kg dijual antara Rp. 35 ribu sampai Rp. 40 ribu dari harga normal antara Rp. 27 ribu sampai Rp. 28 ribu.
Shobri, penyalur elpiji di Sangkapura membenarkan kondisi krisis elpiji yang disebabkan tidak adanya pengiriman dari Gresik. "Sudah lama tidak menjual elpiji kepada pengecer, sehubungan stok sudah habis sejak lama,"katanya.
Menurutnya, terkendala pengiriman sehubungan tidak ada kapal pengangkut dari Gresik ke Pulau Bawean, sedangkan perahu (KLM) yang biasa mengangkut elpiji sekarang sudah dibatasi hanya membawa 300 elpiji saja.
H. Walid, penyalur elpiji menyatakan elpiji sudah mengalami kekosongan sejak lama sampai sekarang belum dikirim. "Padahal tabung kosong sudah terkirim semua ke Gresik, termasuk pembayaran juga sudah lunas tapi sampai sekarang belum dikirim sehubungan kendala transportasi,"terangnya.
Sesuai informasi yang diterima, menurut H. Walid, malam ini kapal mengangkut elpiji diberangkatkan malam ini dari Gresik menuju Pulau Bawean. (bst)