Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » "Pulau Puteri" yang Akrab dengan Singapura dan Malaysia

"Pulau Puteri" yang Akrab dengan Singapura dan Malaysia

Posted by Media Bawean on Kamis, 24 September 2015

Media Bawean, 24 September 2015



Pulau Bawean di wilayah Kabupaten Gresik, Jawa Timur, juga dikenal sebagai Pulau Puteri. Karena sebagian besar penghuninya adalah perempuan.

Ke mana para lelakinya? Para lelaki lebih banyak merantau ke luar negeri. Para suami dan anak lelaki sebagian besar merantau ke Malaysia dan Singapura. Sebagian lagi ke pulau Jawa.

"Para isteri dan anak puteri tetap tinggal di sini. Karena itu, Pulau Bawean juga dikenal sebagai Pulau Puteri," kata legislator DPR dari PKB yang juga warga pulau Bawean, Jazilul Fawaid, saat mengantar Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan meninjau Lapangan Terbang Pulau Bawean, Rabu (23/9/2015) kemarin.

Pulau seluas 196 km2 yang terletak di sebelah Barat Laut Madura itu masih masuk di wilayah administratif Kabupaten Gresik. Ada dua kecamatan di Pulau Bawean, yakni Kecamatan Tambak, dan Kecamatan Sangkapura. Dua kecamatan itu melingkupi 30 desa dengan lebih dari 70.000 warga.

Karena sudah sekian lamanya warga Pulau Bawean yang merantau ke Singapura dan Malaysia, Jazilul mengatakan, warga Bawean memiliki ikatan historis yang cukup kuat dengan dua negara tetangga itu.

"Sampai saat ini, banyak warga Pulau Bawean yang sukses di sana, bukan hanya menjadi pembantu rumah tangga," terangnya.

Pengembangan lapangan terbang di Pulau Bawean diharapkan dapat membawa banyak perubahan. Paling tidak, mempermudah sarana transportasi bagi warga yang ingin masuk dan keluar dari Pulau Bawean. Khususnya perantau Bawean yang ada di luar negeri.

"Daripada naik kapal, jadwalnya tidak pasti, ombak besar, keamanan belum tentu terjamin," kata warga Kecamatan Tambak, Pulau Bawean, Tajuddin (55).

Pria yang baru tiga bulan pensiun dari rantau ini mengatakan, akses satu-satunya menuju Pulau Bawean adalah dengan kapal laut yang tidak selalu ada setiap hari dari pelabuhan Gresik. Bahkan jika ombak besar, maka jadwal kapal ke dan dari Pulau Bawean bisa tertunda 4-5 hari.

Kemarin, Jonan berjanji kepada warga Pulau Bawean paling lama awal tahun depan menjadikan lapangan terbang Bawean menjadi bandara perintis. Kata Jonan semakin besar dan panjang runway bandara Pulau Bawean, akan semakin besar pesawat yang bersedia mendarat.

"Jika pesawat semakin besar, maka ongkos pesawat akan semakin murah karena penumpangnya lebih banyak," kata Jonan.

Karena itu, dia meminta dukungan warga Bawean untuk membantu menyediakan lahan untuk pengembangan bandara Bawean. Di bandara Bawean kata Jonan, masih banyak perlengkapan yang perlu diperbaiki, selain memperpanjang dan memperlebar runway, juga masih diperlukan fasilitas alat navigasi, peralatan terminal penumpang, pagar dan lampu runway.

Sumber Kompas

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean