Dermaga
jembatan apung di Kecamatan
Sangkapura mulai rusak. Jembatan yang belum setahun dikerjakan ini terlihat sudah mulai
korosif di bagian besi penyangga
dan tiang-tiang penopang.
Dari pengamatan, jembatan
yang menghubungkan Pulau Bawean dengan Pulau Gili sudah
rusak akibat korosi air laut. Itu
terlihat dari tangga besi menuju
darat mengalami kerusakan sehingga diganti papan kayu. Sedangkan tangga besi sudah karat
disebabkan korosi dengan air laut.
Jaka Darmawan, warga Pulau
Gili menyayangkan kerusakan
yang terjadi di jembatan apung.
Dia memprediksi jembatan apung
tidak bertahan lama sehubungan
kondisinya berinteraksi langsung
dengan gelombang.
“Dulu awal dipasang tidak ada
bunyi, tapi sekarang bunyinya
sangat nyaring sekali. Termasuk
terjadinya korosi pada tangga
besi sehingga terlihat karat,”paparnya.
M Zen, Kepala UPT Dinas Pekerjaan Umum, Bawean mengatakan, jembatan apung masih dalam
pemeliharaan selama 6 bulan oleh
kontraktor pelaksana pembangunan. “Jika terjadi kerusakan
itu tanggung jawab kontraktor
untuk memperbaikinya,” katanya.
Sementara itu, Ismail Lutfi,
rekanan pelaksana pembangunan
jembatan apung menjelaskan,
untuk mencegah kerusakan, pihaknya berencana menambah satu lapisan lagi untuk memperkuat
konstruksi jembatan apung. Menurutnya, terjadinya korosi karena lokasinya berada di laut. Besi
penyangga bersentuhan langsung
dengan air laut. “Sedangkan
kerusakan mungkin hanya baut
saja yang lepas, itupun memang
sengaja dilepas karena warga
seenaknya mengangkut barang
ataupun sepeda motor keatas
jembatan apung,” jelasnya.
Seperti jembatan apung di
Labuan, warga seenaknya menaikkan sepeda motor ataupun
minyak memakai drum. “Untuk
menjaganya sehingga baut dilepas, jika dibiarkan tentunya
jembatan apung akan cepat rusak
karena bobot muatannya tidak
sesuai,”terangnya.
Sebagai catatan, pembangunan
jembatan apung dibangun di
Pulau Gili dan Pantai Labuhan.
Proyek ini didanai APBD Gresik
tahun 2015 senilai Rp 8,5 miliar.
Tujuan proyek ini untuk mempercantik kawasan pelabuhan sekaligus daya tarik kepada wisatawan untuk berkunjung.
Proyek ini menggunakan teknik modular float system atau
kubus apung atau dikenal ponton
HDPE. Jembatan apung yang
terpasang di Pulau Gili panjangnya 95 meter ditambah tangga 10 meter, sehingga total panjangnya 105 meter. Sedangkan
terpasang di Pulau Bawean
ukuran panjangnya 60 meter, ditambah tangga 10 meter menjadi
75 meter. (bst)