Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Lobster Mutiara dan Bambu Jadi Andalan Nelayan Pulau Bawean

Lobster Mutiara dan Bambu Jadi Andalan Nelayan Pulau Bawean

Posted by Media Bawean on Jumat, 21 Oktober 2016


Hasil laut di Pulau Bawean cukup beragam, mulai dari ikan hingga lobster. Namun, komoditas yang menjadi andalan nelayan yakni lobster jenis mutiara dan bambu.

"Ada ikan kerapu, ikan tongkol, banyak macam. Tapi lobster menjadi pilihan nelayan disini, karena harganya tinggi, per kilogram Rp 300 ribu," kata Rusli (38), seorang nelayan asal Desa Sungai Laut, Kecamatan Sangkapura, Bawean, Kabupaten Gresik, Selasa (18/10/2016).

Ia menerangkan, setiap hari nelayan dapat menangkap lobster rata-rata per hari 10 ekor. Berat lobster sekitar 1 Kg per ekor. Lobster tersebut didapat dari keramba yang dibuat di sekitar 3 sampai 10 mil dari bibir pantai Pulau Bawean.

"Setiap dapat lobster dikumpulkan sampai banyak, terus dijual," terangnya sambil menambahkan, ada pembeli yang datang ke nelayan untuk membeli lobster.

Mufid Supriyanto, Kasi Operasional Pelabuhan UPT Pelabuhan dan Konservasi Sumberdaya Perikanan Kelautan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur mengatakan, lobster menjadi andalan tangkapan nelayan di Bawean.

"Disini ada dua jenis lobster yakni Mutiara dan Bambu. Kalau yang jenis Mutiara agak galak. Di Bawean cukup bagus, karena lautnya masih bersih belum tercemar kimiawi," kata Mufid sambil menambahkan, lobster Bawean ini menjadi komoditi ekspor ke tujuan Hongkong, Taiwan, Singapura.

Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf disela menghadiri acara Selamatan Laut di Desa Sungai Teluk, Kecamatan Sangkapura, Bawean berpesan kepada masyarakat Bawean, untuk tetap menjaga laut.

"Laut tempat kita mencari nafkah. Ada ikan dan tak sekedar ikan, ada nutrisinya. Itu harus kita jaga, harus kita pelihara dengan baik," terangnya.

Wagub yang akrab disapa Gus Ipul itu meminta nelayan tidak melakukan penangkapan yang dilarang.

"Dilarang melakukan sesuatu yang berlebihan dan mengakibatkan rusaknya alam, rusaknya laut karena ulah manusia," tuturnya.

"Alam harus kita jaga. Laut kita pelihara agar menjadi berkah dan hasilnya melimpah untuk masyarakat," tandasnya. (roi/bdh)

Sumber : Detik.Com

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean