Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Songai "Recang" dan Keajaibannya

Songai "Recang" dan Keajaibannya

Posted by Media Bawean on Rabu, 28 November 2018


Oleh: Sugriyanto

Berbicara soal sungai tentu identik dengan aliran air melimpah dari hulu ke hilir dengan pemberian nama di setiap batangnya berbeda-beda. Sering pemberian nama pada ruas batang sungai dikaitkan dengan nama pohon yang tumbuh di tepinya. Ada sungai Camplong, Songai Kolor, Songai Johor, Songai Pandan, serta Songai Recang, dan lain sebagainya. Sepanjang batang sungai, sepanjang batang itu pula orang memberi nama yang berbeda dengan tujuan untuk mempermudah menujunya atau mengidentifikasi letak lokasinya. Di sungai pulalah awal kehidupan manusia purba meninggalinya hingga saat ini. Lagi pula orang lebih nyaman tinggal di bantaran sungai daripada tinggal di tanah tandus penuh kegersangan.

Kebutuhan pokok manusia setelah udara berupa oksigen (O2) yakni air. Hanya saja para pakar ekonomi tidak menkategorikan air sebagai kebutuhan pokok atau primer dengan dalih dianggap sebagai barang bebas. Saat ini dan akan datang air sudah tidak bebas lagi setelah mendapat sentuhan teknologi hingga akhirnya masuk dalam kemassn dan orang harus membelinya. Para pakar ekonomi segera merevisi buku karyanya jika tidak ingin dianggap teorinya sebagai aksioma yang sudah kedaluwarsa. Apalagi kelak air akan mengalami kelangkaan akibat hutan penyangganya telah tiada. Ketergantungan manusia terhadap kebutuhan akan air telah dipengaruhi oleh pola pikir modern bahwa tidak semua sumber mata air alam akan memberikan kemanfaatan bagi kesehatan. Hasil testimoni membuktikan bahwa ada beberapa sumber mata air yang menyumbar dari dalam tanah mengandung kadar racun (timbal) dan bahan berbahaya lainnya. Namun, anehnya orang-orang terdahulu sehat-sehat dan umurnya relatif panjang-panjang. Padahal yang dikonsumsinya air rebusan dari sumber mata air alami, bahkan terkadang tanpa direbus. Faktor keyakinan kali!

Mungkin orang belum banyak mengenal keberadaan sungai Recang. Popularitas Sungai Recang tidak setenar nama Sungai Nil di Mesir, Sungai Gangga di India, Sungai Tiggris, Sungai Kalibrantas di Jawa dan sebagainya karena belum mengetahui keajaibannya. Orang India memiliki keyakinan bila berendam di Sungai Gangga sebanyak tujuh kali akan mampu melebur segala dosa dan dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Sampai sejauh itu keyakinan mereka terhadap sungainya sendiri.

Letak Sungai Recang berada di Dusun Kolpo Desa Sungairujing Kecamatan Sangkapura Bawean Gesik Jawa Timur. Kolpo itu sendiri berupa nama pohon berdahan tinggi yang buahnya menyerupai bola pingpong atau bola tenis meja berwarna kuning dengan bulu-bulu rambut putih serupa dengan rambutan. Biasanya buah kolpo dibuat mainan anak-anak di masa silam. Lokasi Sungai Recang berada di sebuah tepian persawahan warga yang tidak seberapa jauh dari Pulau Selayar sebelah barat. Posisi Kampung Kolpo yang dihuni sekitar dua puluh delapan kepala keluarga ini berada di sebuah ketinggian. Warga yang hendak menuju ke Sungai Recang harus turun menitih jalan berundak berupa tatanan batu cemper atau batu tipis dengan kerendahan mencapai lokasi sekitar dua puluh meter dari puncak ketinggian kampungnya. Sungai Recang bukan berupa aliran sungai melainkan sumber mata air yang mengalir dari bawah akar pohon Recang. Jenis pohon ini memiliki keunikan pada buahnya yang amat ditakuti oleh warga di sekitarnya. Bila buah pohon Recang sudah tua dan berwarna hitam hingga jatuh menimpah rambut di kepala maka teramat sulit untuk melepaskannya karena langsung "mbulet" (baca, Bawean: akombhel). Salah satu cara untuk melepas lekatan buah tersebut harus digunting rambutnya hingga plontos seperti rambut potongan ratentara akhirnya. Akan tetapi, secara medis buah tersebut tidak membahayakan. Justru bila seseorang pernah kejatuhan buah pohon Recang yang sudah hitam merupakan sebuah keberkahan baginya karena tidak akan pernah tumbuh uban selama hidupnya hingga akhir hayat. Hal ini merupakan pengakuan warga setempat yang memang tidak sengaja kejatuhan.

Salah seorang nenek tua berusia hampir seratus tahun ini, sebut saja Nenek Wadiyah yang tinggal di dekat Sungai Recang menuturkan bahwa usia Sungai Recang sudah ratusan tahun adanya. Ayah dari nenek Wadiyah sendiri masih menangi (baca, Bawean: kacapok) awal adanya Sungai Recang tersebut. Keajaiban air bersih dan jernih dari Sungai Recang ini yaitu apabila musim penghujan atau musim dingin tiba rasa airnya hangat sedangkan pada musim panas atau kemarau tiba airnya berasa sejuk dan dingin. Banyak warga lain sebagai tetangga kampung terdekat seperti warga Kampung Rojing-Rojing dan sekitarnya berbondong-bondong mengambilnya untuk berbagai keperluan hidup sehari-hari. Alasan yang mengemuka sebagai keutamaan sumber mata air Sungai Recang, selain tingkat kadar kejernihan dan kebersihan ternyata dipercaya sebagai air berkhasiat obat. Banyak warga luar Pulau Bawean datang mengambil air sumber mata air Sungai Recang yang konon dalam penengokan orang "pintar" merupakan sumber mata air bertuah yang dijaga oleh roh halus yang baik budi. Salah seorang anak hingga kebawa umur setelah tidak sengaja melakukan kekeliruan prilaku saat mandi di Sungai Recang tersebut. Hingga saat ini warga tidak diperkenankan mengambil air dari sumber mata air Sungai Recang dengan cara menyanyonya atau menggunakan mesin pompa air. Air sumber mata aur Sungai Recang boleh diambil sepuasnya asal dengan cara menimbanya saja. Oleh sebab itu, pihak pemerintah lewat kasun (kepala dusun) dan kades (kepala desa) segera memberikan ulran bantuan dari dana ADD (Alokasi Dana Desa) atau sumber lain yang dianggap syah untuk membangun jalan berundak dan licin dengan bangunan yang lebih baik, sebelum hal-hal yang tidak diinginkan terjadi di segala musim. Selamat berkunjung ke Sungai Recang!

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean