Berada di Pulau Bawean, kehadiran Bandara Harun Thohir memiliki peran penting bagi masyarakat sekitar agar dapat keluar masuk ke daerah itu dengan mudah dan cepat. Bandara Harun Thohir memiliki runway sepanjang 930 meter x 23 meter dengan PKP-PK kategori 3 dan penerbangan di bandara ini sudah beroperasi sejak 30 Januari 2016 yang dilayani oleh maskapai Airfast Indonesia sampai dengan 2018 dengan pelayanan penerbangan perintis dan di tahun 2019 ini dilayani oleh maskapai Susi Air, dengan rute penerbangan perintis Sumenep – Bawean (1x seminggu PP), Bawean – Surabaya (3x seminggu PP), Surabaya – Karimunjawa (2x seminggu PP) dan Bawean – Banjarmasin (1x seminggu non subsidi PP). Sehingga penumpang pesawat di bandara ini selalu penuh bahkan hingga waiting list.
Kasatpel Harun Thohir Jupriadi mengemukakan, meskipun penerbangan ke Bawean belum setiap hari ,tapi demand-nya terbilang tinggi. “demand yang paling tinggi adalah untuk rute Bawean – Surabaya (PP), penumpangnya selalu penuh bahkan hingga antri untuk bisa mendapatkan tiket pesawat. Karena transportasi udara disini menjadi andalan masyarakat Bawean dengan waktu tempuh yang singkat” katanya.
Tingginya antusias masyarakat terhadap transportasi udara di Pulau Bawean menjadi pemicu kemajuan akan pemenuhan standarisasi fasilitas dan prasarana di Bandar Udara Harun Thohir.
Secara administratif, Bandara Harun Thohir berada di Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur. Bandara ini merupakan Sutuan Pelayanan (Satpel) dari Bandara Trunojoyo Sumenep. Di Pulau Bawean ini terdapat banyak potensi wisata yang menarik untuk dikunjungi, dari pantai, air terjun, wisata bahari, danau di atas bukit hingga penangkaran hewan langka.
Selain menggunakan transportasi udara, jalur laut dari Gresik ke Bawean (PP) juga cukup lancar, bisa menggunakan kapal cepat yang berlayar setiap hari dengan waktu tempuh 3,5 jam atau bisa juga menggunakan kapal Fery yang berlayar seminggu tiga kali dan ditempuh selama 9 – 10 jam perjalanan.
Sumber : Majalah Bandara