Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » , , » Tajung Ga'ang Kumalasa,
Pelabuhan Kenangan

Tajung Ga'ang Kumalasa,
Pelabuhan Kenangan

Posted by Media Bawean on Rabu, 30 Maret 2011

Media Bawean, 30 Maret 2011

Lomba Menulis Berita Dan Opini
Oleh : Ibna dan Anis



Tanjungga’an adalah salah satu obyek wisata di Bawean. Letaknya berada di dusun Sumur-Sumur Kumalasa. Banyak orang berkunjung di hari libur utamanya liburan panjang. Seperti liburan akhir tahun sekolah, tahun baru dan hari raya Idul Fitri. Biasanya pengunjung datang berombongan dengan keluarga atau teman-teman sebaya. Disamping melihat panorama pantai yang panjang dan indah merak juga membakar ikan bersama. Tradisi khas Bawean.

Tanjungga’an memang indah mempesona. Pasirnya putih bersih, pegunungannya indah dan goanya juga menawan. Pantainya yang landai memang cocok untuk mencuci mata merenungkan kekuasaan Yang Maha Kuasa. Di ujung barat ada batu karang berbentuk jembatan. Menurut hikayat masyarakat setempat batu tersebut adalah jembatan yang menyatu dengan pantai Tanjung Kodok Paciran Lamongan. Dulu di Bawean banyak dihuni
oleh binatang buas seperti Harimau, Singa, Ular dan sebagainya. Oleh Maulana Umar Mas’ud binatang buas itu diusir ke Jawa melalui jembatan Tanjungga’an. Setelah semua binatang buas tersebut sampai di Jawa maka jembatan Tanjungga’an dan Tanjung Kodok dipisah supaya binatang buas tidak kembali ke Bawean. Kita boleh percaya atau tidak tetapi yang pasti saat ini di Bawean tidak pernah dijumpai binatang buas.

Cerita versi lain menyebutkan bahwa batu yang berbetuk jembatan itu menjadi petunjuk bahwa disanalah tempat berlabuhnya para wali yang berdakwah di Bawean. Seperti Sunan Bonang, Sunan Ampel, para murid Sunan Giri dan Waliyah Zainab. Diantara mereka Sunan Bonang-lah yang sering datang ke Pulau Bawean. Karena Bawean saat itu berada di bawah kekuasaan Kadipaten Tuban. Pelabuhan Bawean tempo dulu memang berada di sebelah barat Tanjungga’an tepatnya di Labuhan.

Di bawah bebatuan Tanjungga’an konon dihuni buaya buntung. Buaya ini hanya muncul disaat tertentu dan kepada orang-orang tertentu. Buaya ini muncul sebagai isyarat bahwa Tanjungga’an tidak boleh dipakai untuk bermaksiat. Maka warga sekitar ikut memantau kegiatan pengunjung yang sedang berwisata. Warga akan menegur bila ada sepasang muda-mudi yang memadu kasih di Tanjungga’an.

Di sekitar Tanjungga’an juga terdapat sebuah goa yang konon pernah dihuni oleh Maulana Umar Mas’ud saat mengusir binatang buas hengkang dari Bawean. Ada yang menyebutkan bahwa goa tersebut adalah tempat musyawarah para wali. Kini kondisi goa tersebut tidak terawat. Jarang ada yang berani masuk ke dalamnya.

Seiring dengan perkebangan zaman maka Tanjungga’an semakin dilupakan. Masyarakat Bawean hanya mengenalnya sebagai obyek wisata belaka. Mereka tidak tahu bahwa disanalah dahulu pintu masuk keluar Pulau Bawean. Sebagai sebuah pelabuhan tentu sangat ramai. Wajar bila desa Kumalasa sangat mewarnai sejarah pulau Bawean. Di desa ini juga bisa dijumpai makam para putri yakni Putri Condrowulan dan Jujuk Campa. Bahkan kisah Waliyah Zainab juga di mulai dari Kumalasa sebelum kemudian beliau menetap dan disemayamkan di desa Diponggo.

Nama : Ibna dan Anis
Kelas : XI IPA MA Hasan Jufri
Asal : Sumur-Sumur Tanjung Kima Kumalasa

SHARE :

Posting Komentar

 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean