Media Bawean, 14 Februari 2012
Assalamualaikum Wr Wb
Kepada Yth Pembaca Media Bawean
Semoga anda semua senantiasa sehat dan dalam lindungan Allah SWT.
Sengaja saya menulis surat ini untuk kalian semua. Bukan karena hari ini Valentine Day. Tapi lebih tepatnya karena hari ini pengunjung Media Bawean menembus angka dua juta pengunjung. Sebuah angka fantastik untuk media online yang fokus pada berita daerah. Kalau angka dua juta akhirnya bertepatan di hari Valentine, bagi saya ini menjadi bukti kongkrit bahwa keberadaan Media Bawean didasari oleh rasa kasih sayang dan kecintaan Media Bawean kepada para pembacanya. Tentunya bukan rasa kasih sayang yang diterjemahkan dengan cara yang genit, tapi menyuguhkan berita dengan cara yang lugas dan informatif.
Pembaca Media Bawean yang saya hormati,
Lima tahun yang lalu, tepatnya tahun 2007. Pada tahun itu Media Bawean mulai online. Tentunya bukan dengan tampilan design web yang semenarik sekarang. Pada tahun itu Media Bawean masih menggunakan domain dan hosting gratis dari blogspot, dengan alamat domain www.mediabawean.blogspot.com. Domain dan hosting gratis itu lah embrio Media Bawean.
Tahun 2008, Media Bawean meninggalkan blogspot dan migrasi ke domain dan hosting berbayar, yaitu [dot] net. Memilih nama domain www.bawean.net supaya user lebih mudah mengakses dan sengaja menggunakan nama domain “bawean” karena konten berita akan fokus pada isu dan informasi tentang Bawean. Bukan hanya nama domain yang berubah. Tampilan web pun sering berubah. Dari awalnya yang terkesan web personal, sampai akhirnya bisa tampil dengan design yang standart web portal berita.
Pembaca Media Bawean yang saya hormati,
Saya pribadi tidak menyangka Media Bawean akan berkembang seperti ini. Lima tahun yang lalu saya tidak punya ekspektasi Media Bawean akan menjadi media online terbesar di Gresik. Apalagi membayangkan bahwa berita yang dimuat Media Bawean menjadi rujukan bagi media nasional terkait berita kedaerahan, yaitu bawean. Tanpa disadari bahwa Media Bawean telah menjadi oase. Oase bagi warga Bawean yang tersebar di pelosok negeri dan belahan benua.
Saya sadar bahwa tidak semua pihak menghendaki lahirnya Media Bawean. Tidak sedikit yang mencibir dengan tampang yang bloon, pun yang datang mengancam tapi terkesan bodoh. Tapi itu tidak membuat Media Bawean mundur. Pun bukan pekerjaan yang mudah menghadirkan media ditengah-tengah masyarakat Bawean yang masih awam terhadap kerja-kerja jurnalis. Tapi Media Bawean berhasil membuka ruang kesadaran masyarakat Bawean akan fungsi media ditengah masyarakat transisi.
Pembaca Media Bawean yang saya hormati,
Nama besar dan popularitas Media Bawean saat ini tidak terlepas dari kerja keras kawan saya Abdul Basit, Redaktur Media Bawean. Malam ini saya angkat dua jempol tangan saya untuk beliau. Ya hanya dua jempol karena hanya itu yang saya miliki. Tapi saya yakin semua pembaca Media Bawean mengangkat kedua jempolnya juga, dan malam ini genap ada dua juta jempol pengunjung Media Bawean untuk kawan Abdul Basit.
Saya tidak menduga akan ada putra daerah yang total mengabdikan hidupnya untuk kemajuan Bawean. Sosok itu tidak lahir dari kelompok birokrasi dan politisi yang punya tanggungjawab membangun tatanan yang demokratis. Tapi sosok itu lahir dari kelompok yang sederhana. Bukan sosok yang punya pangkat apalagi gelar akademisi yang membuat orang kampung berdecak kagum. Dia hanya anak kampung yang punya semangat dan dedikasi tinggi terhadap daerahnya. Dan dedikasi itu telah teruji dengan kerja-kerjanya di Media Bawean. Menjadi seorang pewarta di tenga-tengah masyarakat yang masih asing dengan istilah “wartawan”. Abdul Basit, sosok yang menjelma bak pisau belati. Ya pisau belati yang dengan tajamnya bisa membantu dan melindungi mereka yang teraniaya dan juga menghabisi mereka yang menganiaya.
Pembaca Media Bawean yang saya hormati,
Jujur saya tidak akan mampu jika harus berperan yang sama dengan beliau. Menghabiskan hampir seluruh waktunya menyusuri jalan Bawean yang tidak manusiawi hanya untuk mencari berita. Beliau pun tidak pernah protes jika para pembaca Bawean*komplen karena telat menyajikan berita. Beliau sadar bahwa Media Bawean telah menjadi rumah bersama masyarakat Bawean. Dan bukan pekerjaan yang mudah bagi tuan rumah untuk memberikan pelayanan pada tamu yang jumlahnya banyak, pun dengan karakter yang beragam.
Siapa yang sanggup mencari berita keliling Bawean dan malam harinya harus mengetik beritanya di warung internet. Ya karena dua tahun sejak 2007, Media Bawean tidak punya alat produksi. Tidak punya computer apalagi kantor. Tapi kondisi itu tidak membuat kawan Abdul Basit patah semangat.
Pembaca Media Bawean yang saya hormat,
Dikesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Bapak H. Samri Barik Singapore yang telah menyumbang sebuah komputer untuk Media Bawean. Itu computer pertama yang dimiliki Media Bawean. Juga terima kasih kepada Bapak Man (Paman MAN) Malaysia atas support sejak awal bedirinya Media Bawean. Juga ucapan terima kasih untuk semua yang memberikan kontribusi besar atas kemajuan Media Bawean, tidak terkecuali pihak yang memasang iklan di Media Bawean.
Cukup sekian surat saya, mohon maaf jIka ada khilaf kata. Terima kasih untuk semua pembaca Media Bawean. Mari kita tetap bergandeng tangan untuk menciptakan tatanan yang demokratis di Bawean.
Wa'alaikum Salam Wr. Wb.
Surabaya, 14 Februari 2012
Musyayana (Penasehat Media Bawean)
Wa'alaikum Salam Wr. Wb.
Surabaya, 14 Februari 2012
Musyayana (Penasehat Media Bawean)