Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Secebis Kisah Rusa Bawean

Secebis Kisah Rusa Bawean

Posted by Media Bawean on Rabu, 11 Juni 2008

Media Bawea, 11 Juni 2008

Oleh : Alhusseyn


Kemarin saya menerima kiriman gambar diatas, gambar rusa Bawean yang terkurung di zoo Taiping melalui email dari seorang rakan bergelar Ajijoi. Mungkin karena saya orang keturunan Bawean, maka dikirimi saya gambar rusa keturunan Bawean!

Saya mula menyadari adanya rusa Bawean di Zoo Taiping sejak mula jadi guru diPort Weld pada tahun 1972. Saya menumpang di rumah seorang saudara mara di Kampung Potong Pinang Taiping, selama sebulan sebelum pindah tinggal membujang sendirian diwilayah perkampungan Sangkutu , Penarik Beca di sini .



Peristiwa pertama saya bertemu dengan rusa Bawean dizoo Taiping masih saya ingat lagi. Saya teruja dan kaget dengan perkataan 'Bawean' yang terpampang pada kandang rusa tersebut. Waduh! saya bukan berseorangan keturunan 'Bawean' di Taiping ini. Rusa keturunan Bawean pun juga ada di sini! Kaget sekali rasanya. Lalu saya sapa rusa yang ada disitu dengan bahasa Bawean...

Jangan silap sangka dan cepat menuduh tidak karuan terhadap saya. Saya bukan mau mengajak dia berbual-bual dengan saya; cumanya mau memberikan sedikit rangsangan bunyi-bunyi sebutan bahasa Bawean kepada rusa tersebut, bahwa disini juga ada orang Bawean.

Kalau boleh berbual-bual sudah tentu saya akan kabarkan kepadanya bahwa di Taiping ini ada kampung bernama 'Kampung Boyan'!




Rusa Bawean ini adalah sejenis rusa yang saat ini hanya ditemukan di Pulau Bawean saja. Tinggi Rusa Bawean jantan ini dilaporkan sekitar 60-70 cm. Spesies Rusa Bawean ini diklasifikasikan “terancam punah”. Usaha bagi meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pemuliharannya amat perlu dan kerjasama dari pihak pemerintah patut diusahakan oleh penduduk tempatan.

Saya teringat dimasa kecil dahulu, arwah bapa saya dengan rasa bangga bercerita tentang rusa Bawean yang disebutnya 'Mancengan'. Waktu itu banyak'mancengan' di Pulau Bawean dan agak mudah menangkapnya. Katanya senang menangkapnya diwaktu malam sebab matanya 'moncar merah' pada waktu malam. Pernah dia menceritakan dapat menangkap seekor mancengan hanya dibelakang rumahnya!

Tapi sekarang mancengan ini sudah hampir pupus, bukan kerana diburu macan karena tidak ada macan di pulau Bawean. Yang jadi macannya ialah orang Bawean sendiri! Mungkin gara-gara pembangunan yang turut mengikis habitat hutan dan dataran rendah kehidupan mamalia ini. Namun ada juga peribadi yang punya kesedaran dan memberi perlindungan tanpa bantuan dari pihak pemerintah di sana sepert yang terdapat di Kebun Salak, Tampo, Desa Pudakit Barat Kecamatan Sangkapura Pulau Bawean

Saya juga pernah diceritakan oleh orang-orang tua, tentang terdapatnya 'Mancengan Emas' sebagai penunggu atau penjaga Pulau Bawean dan pernah menjadi idaman arwah presiden Pak Harto untuk memilikkinya sewaktu jadi presiden dahulu.

Saya pernah melihat gambar pasukan dari tanah jawa itu yang datang dengan bomoh untuk menangkap mancengan Emas. Tetapi yang mampu diperolehinya hanyalah mancengan Perak. Pasukan tersebut berjaya menangkapnya dengan bantuan bomoh tetapi apabila dibawa balik , sangkarnya didapati kosong saja. Mancengan Perak tersebut ghaib dan kembali semula berada di Pulau Bawean! Wallahu a'lam! Mau percaya silakan, tak mau percaya tidak mengapa, bukan perkara wajib!

SHARE :

Posting Komentar

 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean