Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Oleh-Oleh Dari Paman Di Malaysia

Oleh-Oleh Dari Paman Di Malaysia

Posted by Media Bawean on Selasa, 10 Juni 2008

Media Bawean, 10 Juni 2008
Salam Hormat.....!!!

Memberikan oleh-oleh kepada saudara atau keluarga dan orang kampung di Bawean bukanlah satu kemestian, sebaliknya memberikan oleh-oleh sudah menjadi satu amalan yang biasa saja sejak dari zaman dulu kala.

Bagi para perantau, pulang dengan memberikan oleh-oleh kepada saudara dan orang kampung adalah dengan niat ikhlas dengan tujuan membuktikan bahwa perantauannya keluar dari bumi Bawean sudah membuahkan hasil.

Apabila perantau mudik (pulang) ke Bawean, ramai ahli saudara akan menunggu kepulangannya, malah perantau akan disambut dan dijemput di Pelabuhan Sangkapura. Mereka setia menunggu kedatangan kapal di pelabuhan Sangkapura, jumlahnya puluhan dan ratusan orang yang menjemput kedatangannya di Bawean. Saudara dan orang kampung sangat gembira dengan kepulangan kita.

Sampai kita di rumah, maka sudah ramai sanak saudara dan orang kampung yang menunggu kedatangan kita, karena sudah lama tidak ketemu dan mau melihat sendiri keadaan kita.

Semua ahli saudara (keluarga) yang datang itu akan juga memberikan kita oleh-oleh (buah tangan). Ada yang memberikan beras, makanan, dan macam-macam yang lain.

Jadi sebagai balasan kita dengan ikhlas akan memberikan kepada semua saudara atau keluarga dan orang kampung dengan oleh-oleh mengikut kemampuan. Biasanya ahli keluarga akan dapat oleh-oleh istemewa dan orang kampung juga akan menerima oleh-oleh yang biasanya merupakan barangan seperti sabun dll.

Sewaktu di Bawean ramai saudara dan orang kampung akan menjemput kita makan di rumahnya. Persediaan juadah untuk menjamu kita sekeluarga makan, kadang-kadang kosnya mencapai nilai Rp. 100 ribu (malahan lebih). Nah, kita tidak tega melihat pengorbanan ahli saudara dan orang kampung "berhabis pesse" semata-mata mau menjamu kita dengan niat mempererat sirraturrahim. Kadang-kadang dalam sehari kita di jemput makan tidak kurang daripada 5 rumah. Maka biasanya selepas siap makan dan mau pulang sekali lagi oleh-oleh istemewa diberikan kepada tuan rumah tanda terima kasih kita kepada tuan rumah.

Begitu juga kepada orang-orang yang kurang bernasib baik di kampung, pastinya kita yang sudah lama tidak mudik tidak akan melupakannya. Orang-orang yang kurang bernasib baik, miskin, anak yatim, biasanya oleh-oleh sudah disiapkan sebelum kita mudik ke Bawean dengan amplop khusus.

Begitu juga semasa kita mau belayar, tambah ramai saudara dan orang kampung datang ke rumah kita dengan membawa buah tangan yang tidak sedikit. Malahan pemberian orang kampung itu kadang-kadang tidak mampu kita bawa. Selalunya ibu akan membalas pemberian mereka. Tegakah kita jika tidak memberikan mereka oleh-oleh saat kita mudik ke Bawean. Pada wajah mereka ada sinar sirraturrahim yang mendalam. Saudara dan orang kampung sanggung meninggalkan kerjaaan di sawah semata mata mau menjemput kita atau menghantar kita belayar di Pelabuhan Sangkapura. Dalam hati mereka kapan bisa ketemu lagi, belum tahu.

Memang benar, bagi para perantau kalau belum bisa menyiapkan oleh-oleh tidak mau pulang dulu ke Bawean. Kecuali ada hal-hal yang darurat. Oleh-oleh bukanlah satu kemestian, sebaliknya ini adalah satu kebiasaan bagi si perantau yang sudah lama tidak pulang ke Bawean. Hal ini adalah natural dimana-mana pun dan bukannya di Bawean saja.

Hanya saudara dan orang kampung harus faham bukan semua perantau sukses. Jadi kalau ada perantau yang pulang ke Bawean tidak dapat memberikan oleh-olehnya terima saja, jangan dicaci maki dan tidak dihargai. Padahal semua perantau sedaya upaya mau memberikan oleh-oleh dan sanggup berhutang. Tapi ada juga sikap orang yang tidak mau menerima si perantau yang pulang tanpa memberikan oleh-oleh, malah tidak ada orang yang sudi menjemput si perantau makan di rumahnya, sekiranya tidak diberikan oleh-oleh. Bukan semua, cuma ada segelintir mereka yang kurang memahami.

Bagi saya, kalau belum mampu memberikan oleh-oleh yang biasanya dalam bentuk pakaian, perhiasan atau uang Rupiah dengan secukupnya. Saya tidak mau pulang ke Bawean karena tidak tega melihat wajah-wajah yang setia menanti kedatangan saya dengan penuh harapan.

Bagi saya oleh-oleh itu adalah pemberian ikhlas yang semata-mata diberikan dengan tujuan untuk menggembirakan orang lain. Selain mencari keridhoan Allah SWT. sebagai tanda syukur kita kepadaNya yang telah memberikan kita kerahmatan rezeki dan menyebabkan kita bisa pulang ke Bawean dengan selamat.

Apa salahnya kalau kita ada rezeki lebih kita memberikan oleh-oleh kepada saudarah atau family dan orang kampung di Bawean. Akan tetapi kalau sudah lama ngak pulang ke Bawean, sebaiknya kalau ada sedikit oleh-oleh sudah cukup untuk pulang ke Bawean.

Oleh-oleh yang paling bagus adalah siraturrahim kita kepada semua ahli family atau saudara di Bawean.

Terima Kasih.....!!!
Dari Paman Di Malaysia

SHARE :

Posting Komentar

 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean