Media Bawean, 7 Juli 2008
Nelayan di Pulau Bawean banyak yang merasakan sakit kepala ( sakek oloh) dengan nasib mereka hadapi sebagai nelayan. Kepusingan yang mereka hadapi adalah kenaikan BBM di negeri ini. Mereka mengukur kemampuan hasil melaut dengan harga bahan bakar yang mereka dibeli jauh masih kurang.
Pengakuan nelayan bukan hanya satu tempat, hampir diseluruh Pulau Bawean. Alternatif kenaikan BBM yang mereka lakukan adalah mencampur minyak solar dan tanah, sebagai bahan bakar mesin untuk perahunya melaut. Tapi meskipun dicampur harganya tidak selisih jauh, yaitu solar Rp.8.000 dan minyak tanah Rp.7.000.
Memburuknya perekonomian nelayan di Pulau Bawean, membuat mereka mengubah kerja untuk mengadu nasib ke negeri jiran. Banyak perahu nelayan tidak difungsikan disekitar pantai Pulau Bawean. (bst)
Pengakuan nelayan bukan hanya satu tempat, hampir diseluruh Pulau Bawean. Alternatif kenaikan BBM yang mereka lakukan adalah mencampur minyak solar dan tanah, sebagai bahan bakar mesin untuk perahunya melaut. Tapi meskipun dicampur harganya tidak selisih jauh, yaitu solar Rp.8.000 dan minyak tanah Rp.7.000.
Memburuknya perekonomian nelayan di Pulau Bawean, membuat mereka mengubah kerja untuk mengadu nasib ke negeri jiran. Banyak perahu nelayan tidak difungsikan disekitar pantai Pulau Bawean. (bst)
Posting Komentar