Media Bawean, 3 Juni 2008

H. Bahar saat wawancara dengan Media Bawean
H. Bahar adalah sosok orang tua yang awet muda, nampak wajahnya yang masih kuat dan selalu fit. H. Bahar saat ditemui Media Bawean di warung makannya lokasi di desa Lebak Sangkapura, sangat antusias menceritakan perjalanannya dari muda sampai sekarang.
Menurut H. Bahar, "Pengiriman tenaga kerja ditekuni sejak tahun 1974 dan jumlahnya ribuan orang yang dibawa ke Malaysia, sampai lupa mengurus IC sendiri," katanya.
"Ongkos ke Malaysia Rp.60.000 (enam puluh ribu rupiah) dan biaya paspor masih Rp.5.000 (lima ribu rupiah), dan seringkali naik pesawat ke Malaysia" ujarnya.
"Jadi pengawal masa dulu sangat menguntungkan dan banyak hasilnya, tapi pengawal sekarang justru penampilannya oke tapi penghasilanya tidak ada alias banyak yang bangkrut," jelas H. Bahar.
"Sekarang anak sudah banyak, hidup dimasa tua hanya mau menikmati saja. Ada di Malaysia, di Australiah dan di Gresik, Alhamdulilah selalu mengingat jasa orang tuanya" kata H. Bahar.
H. Bahar termasuk santri dimasa Belanda pernah ngaji atau mondok di Tebuireng Jombang selama 6 bulan masa pengasuh KH. Wahid Hasyim. "6 bulan mondok disana, karena masa peperangan, oleh kyai disuruh pulang ke Bawean," jelas H. Bahar.
"Setelah mondok di Tebuireng, mondok ke Sidogiri Pasuruan selama 4 tahun. Setelah mondok pergi ke Medan, dari Medan langsung jadi pengawal ke Malaysia," tambahnya. (bst)
Posting Komentar