Media Bawean, 9 Desember 2009
Sumber : Antara Jatim
Gresik - Pembangunan lapangan terbang perintis Bawean di Desa Tanjungori, Kecamatan Sangkapura, Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, dikesampingkan dengan tidak lagi menganggarkannya ke dalam RAPBD 2010.
"Kami lebih memprioritaskan pada pembangunan jalan lingkar Bawean, akses listrik dan penambahan alat transportasi Gresik Bawean," kata Ketua DPRD Gresik, Zulfan Hasyim, Rabu.
Ia mengatakan dalam pembahasan tim panitia anggaran, anggota tidak membahas kelanjutan pembangunan lapter yang perencanaanya telah dilakukan sejak tahun 2005.
Dia mengutarakan awalnya direncanakan pada PAK APBD 2009 yang dianggarkan Rp6 miliar untuk pembebasan lahan seluas 73 hektare, tetapi kelanjutan pembangunan lapter tidak menjadi prioritas utama dengan dialihkan untuk pengembangan infrastruktur
"Dengan tidak adanya anggaran dipastikan kelanjutan pembangunan lapter Bawean di tahun 2010 terhenti," katanya.
Semula Pemkab Gresik menargetkan pengoperasian lapter yang pembangunannya telah menghabiskan anggaran senilai Rp5miliar proses pembebasan lahan yang dialokasikan dalam APBD 2007 hingga 2009, di tahun 2010 bisa segera terealisasi.
Sementara hingga kini penanganan kasus dugaan korupsi pembebasan lahan lapter Bawean oleh kepolisian belum membuahkan hasil, bahkan pengungkapan perkaranya terkesan jalan di tempat atau terhenti.
Dalam penanganan perkaranya selama tahun 2009 aparat Polres Gresik telah memeriksa 243 warga Desa Tanjungori sebagai penerima ganti rugi lahan lapter.
Hasilnya hanya terungkap 101 warga yang diklaim telah menerima uang ganti rugi tanaman dengan total dana Rp109,1 juta.
Kepolisian bahkan menyatakan sudah mengantongi nama-nama tersangka hanya saja untuk menetapkannya secara resmi, masih perlu diperkuat hasil audit BPKP Jawa Timur.
Sumber : Antara Jatim
Gresik - Pembangunan lapangan terbang perintis Bawean di Desa Tanjungori, Kecamatan Sangkapura, Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, dikesampingkan dengan tidak lagi menganggarkannya ke dalam RAPBD 2010.
"Kami lebih memprioritaskan pada pembangunan jalan lingkar Bawean, akses listrik dan penambahan alat transportasi Gresik Bawean," kata Ketua DPRD Gresik, Zulfan Hasyim, Rabu.
Ia mengatakan dalam pembahasan tim panitia anggaran, anggota tidak membahas kelanjutan pembangunan lapter yang perencanaanya telah dilakukan sejak tahun 2005.
Dia mengutarakan awalnya direncanakan pada PAK APBD 2009 yang dianggarkan Rp6 miliar untuk pembebasan lahan seluas 73 hektare, tetapi kelanjutan pembangunan lapter tidak menjadi prioritas utama dengan dialihkan untuk pengembangan infrastruktur
"Dengan tidak adanya anggaran dipastikan kelanjutan pembangunan lapter Bawean di tahun 2010 terhenti," katanya.
Semula Pemkab Gresik menargetkan pengoperasian lapter yang pembangunannya telah menghabiskan anggaran senilai Rp5miliar proses pembebasan lahan yang dialokasikan dalam APBD 2007 hingga 2009, di tahun 2010 bisa segera terealisasi.
Sementara hingga kini penanganan kasus dugaan korupsi pembebasan lahan lapter Bawean oleh kepolisian belum membuahkan hasil, bahkan pengungkapan perkaranya terkesan jalan di tempat atau terhenti.
Dalam penanganan perkaranya selama tahun 2009 aparat Polres Gresik telah memeriksa 243 warga Desa Tanjungori sebagai penerima ganti rugi lahan lapter.
Hasilnya hanya terungkap 101 warga yang diklaim telah menerima uang ganti rugi tanaman dengan total dana Rp109,1 juta.
Kepolisian bahkan menyatakan sudah mengantongi nama-nama tersangka hanya saja untuk menetapkannya secara resmi, masih perlu diperkuat hasil audit BPKP Jawa Timur.
Posting Komentar