Media Bawean, 20 Januari 2010
Sumber : Surabaya Post
GRESIK - Persatuan Mahasiswa Bawean (PMB) dan Pemuda Bawean Gresik (PBG) meminta Pemkab Gresik dan Administratur Pelabuhan (Adpel) Gresik meninjau ulang izin pelayaran Kapal Motor (KM) Express Bahari 8B milik PT Santi Inti Makmur.
"Kami menilai Express Bahari 8B yang berbahan fiberglass tidak sesuai untuk penyeberangan Gresik-Bawean yang berjarak sekitar 81 mil," kata Wahid Zarkasi, Ketua PMB dalam rilisnya yang diterima, Rabu (20/1).
PMB menilai, kapal berbahan fiberglass itu rawan terjadi kecelakaan jika digunakan untuk berlayar di laut lepas seperti Gresik-Bawean. Terbukti, pada peristiwa 9 Januari lalu, beberapa bagian Express Bahari 8B pecah setelah dihantam ombak. Beruntung tidak ada korban jiwa.
"Untuk itu, kami meminta pihak terkait segera mengkaji ulang izin pelayaran Express Bahari 8B. Sebab, berdasarkan investigasi kami setelah terjadi kecelakaan beberapa waktu lalu, kapal tersebut tidak layak untuk pelayaran Gresik-Bawean," papar Zarkasi.
Ketika dihantam ombak, Exspress Bahari 8B mengalami korsleting sampai hidrolik mengalami gangguan, power steering tidak berfungsi. Bahkan, karena terus dihantam ombak, bagian depan rusak, pintu dan dinding kanan pecah, begitu juga lambung kiri kapal pecah. Sistem navigasi kapal menjadi tidak berfungsi.
Zarkasi mengungkapkan, pihaknya juga mengirimkan surat permintaan untuk mengkaji ulang izin pelayaran Express Bahari 8B itu kepada Presiden RI, Menteri Perhubungan, Bupati Gresik, Ketua DPRD Gresik, dan sejumlah instansi terkait lainnya.
"Kami tidak ingin kejadian naas itu terulang, apalagi sampai nyawa penumpang menjadi taruhannya. Kami ingin penumpang kapal yang menyeberang antara Gresik-Bawean terjamin keselamatannya," tegas Zarkasi.
Kedua organisasi kepemudaan itu juga melihat ada beberapa kekurangan serta informasi yang sengaja disembunyikan terkait kerusakan Express Bahari 8B. Dalam suratnya yang dikirim ke bupati mereka menyertakan foto Exspress Bahari 8B yang rusak cukup parah. sep
Sumber : Surabaya Post
GRESIK - Persatuan Mahasiswa Bawean (PMB) dan Pemuda Bawean Gresik (PBG) meminta Pemkab Gresik dan Administratur Pelabuhan (Adpel) Gresik meninjau ulang izin pelayaran Kapal Motor (KM) Express Bahari 8B milik PT Santi Inti Makmur.
"Kami menilai Express Bahari 8B yang berbahan fiberglass tidak sesuai untuk penyeberangan Gresik-Bawean yang berjarak sekitar 81 mil," kata Wahid Zarkasi, Ketua PMB dalam rilisnya yang diterima, Rabu (20/1).
PMB menilai, kapal berbahan fiberglass itu rawan terjadi kecelakaan jika digunakan untuk berlayar di laut lepas seperti Gresik-Bawean. Terbukti, pada peristiwa 9 Januari lalu, beberapa bagian Express Bahari 8B pecah setelah dihantam ombak. Beruntung tidak ada korban jiwa.
"Untuk itu, kami meminta pihak terkait segera mengkaji ulang izin pelayaran Express Bahari 8B. Sebab, berdasarkan investigasi kami setelah terjadi kecelakaan beberapa waktu lalu, kapal tersebut tidak layak untuk pelayaran Gresik-Bawean," papar Zarkasi.
Ketika dihantam ombak, Exspress Bahari 8B mengalami korsleting sampai hidrolik mengalami gangguan, power steering tidak berfungsi. Bahkan, karena terus dihantam ombak, bagian depan rusak, pintu dan dinding kanan pecah, begitu juga lambung kiri kapal pecah. Sistem navigasi kapal menjadi tidak berfungsi.
Zarkasi mengungkapkan, pihaknya juga mengirimkan surat permintaan untuk mengkaji ulang izin pelayaran Express Bahari 8B itu kepada Presiden RI, Menteri Perhubungan, Bupati Gresik, Ketua DPRD Gresik, dan sejumlah instansi terkait lainnya.
"Kami tidak ingin kejadian naas itu terulang, apalagi sampai nyawa penumpang menjadi taruhannya. Kami ingin penumpang kapal yang menyeberang antara Gresik-Bawean terjamin keselamatannya," tegas Zarkasi.
Kedua organisasi kepemudaan itu juga melihat ada beberapa kekurangan serta informasi yang sengaja disembunyikan terkait kerusakan Express Bahari 8B. Dalam suratnya yang dikirim ke bupati mereka menyertakan foto Exspress Bahari 8B yang rusak cukup parah. sep
Posting Komentar