Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Kapal di Bawah 1.000 GT Dilarang Berlayar

Kapal di Bawah 1.000 GT Dilarang Berlayar

Posted by Media Bawean on Kamis, 14 Januari 2010

Media Bawean, 14 Januari 2010

Sumber : KOMPAS
Laporan wartawan KOMPAS Adi Sucipto

GRESIK, KOMPAS.com — Administrator Pelabuhan Gresik mulai Kamis (14/1/2010) memberlakukan, kapal dengan bobot di bawah 1.000 gross tonase (GT) dilarang berlayar. Larangan itu menindaklanjuti prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Tanjung Perak, Surabaya, yang memperkirakan gelombang di perairan Laut Jawa mencapai 6 meter hingga 20 Januari.

Kepala Seksi Penjagaan dan Keselamatan Adpel Gresik Agus Suliarto menjelaskan, larangan itu dikeluarkan demi keselamatan pelayaran. Namun, bila cuaca memungkinkan dan sudah normal, Adpel akan mengizinan kapal untuk berlayar.

KM Dharma Kartika, satu-satunya kapal penumpang yang melayani Gresik-Bawean, juga bersandar di Pelabuhan Gresik sejak Rabu kemarin. Kapal tersebut hanya memiliki bobot 400 GT atau berbobot mati 300 dead weight tonnage (DWT). Kapal dengan 300 DWT ke bawah hanya mampu mengarungi gelombang setinggi 2 meter, lebih dari itu akan membahayakan kapal.

Nakhoda KM Dharma Kartika Kapten Saiful Huda menyatakan, selain larangan Adpel, gelombang laut juga tinggi disertai angin kencang. Oleh karena itu, KM Dharma Kartika memilih sandar tidak berlayar demi keselamatan penumpang.

Selama tidak berlayar, awak kapal sibuk memperbaiki bagian kapal yag rusak dan mengecek kondisi perlengkapan serta peralatan kapal.

Sementara itu, kapal cepat KM Express Bahari 8B masih dalam perbaikan di tempat berlabuh darurat di Pulau Selayar, Desa Daun, Kecamatan Sangkapura. Menurut Direktur Utama Sakti Inti Makmur, pemilik kapal, Sukardi Halim, kapal itu rusak di bagian lambung depan setelah diterjang ombak pada Sabtu (9/1/2010). Kapal itu masih kandas di Pulau Selayar. Kapal sulit dievakuasi karena tersangkut karang.

Akhirnya, sejak Selasa lalu warga Bawean membantu mencungkil karang agar kapal bisa segera dievakuasi. Tidak adanya kapal yang berlayar ke Bawean dikhawatirkan membuat harga barang kebutuhan pokok melonjak.

Namun, Badan Ketahanan Pangan Gresik menjamin persediaan beras di Bawean masih cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga sebulan ke depan. Dinas Kesehatan juga menjamin persediaan obat-obatan cukup. Dinas Perhubungan Gresik telah meminta pengadaan kapal minimal 1.000 DWT kepada PT Dharma Lautan untuk melayani pelayaran Gresik-Bawean. Kapal siap didatangkan dari Surabaya jika benar-benar mendesak, dengan syarat minimal ada 300 penumpang sekali berlayar.

SHARE :

Posting Komentar

 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean