Media Bawean, 22 Januari 2010
Sumber : Jawa Pos
PLN menargetkan aliran listrik merata di Kota Giri tahun ini. Perusahaan setrum itu siap memenuhi seluruh kebutuhan listrik di beberapa wilayah yang hingga kini masih kekurangan listrik.
Salah satunya, memenuhi kebutuhan listrik di Kecamatan Ujungpangkah. Di sana, ada satu desa yang sama sekali belum teraliri listrik. "Sudah kami anggarkan," kata Manajer PLN Area Pelayanan Jaringan (APJ) Gresik Sujarwo. Dia menambahkan, PLN juga menargetkan pemenuhan aliran listrik di Bawean tuntas tahun ini.
Selama ini, pemenuhan kebutuhan listrik di dua wilayah itu memang sering disorot. Di Ujungpangkah, misalnya, 70 kepala keluarga (KK) di Dusun Banyuurip belum menikmati listrik.
Di Bawean, selain 9.300 KK yang masuk daftar tunggu, ada kasus "listrik curah", jual beli listrik antara warga yang sudah dan belum teraliri listrik.
Namun, untuk perbaikan jaringan listrik di Bawean, pemkab memilih menunda program penambahan yang disertai revisi tarif. Mereka meminta PLN menghitung ulang tarif yang akan diterapkan. "Sebab, kami khawatir nanti malah memberatkan," ujar Kabag Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Pemkab Sentot Supriyohadi.
Dia menjelaskan, rencana pemberlakuan tarif Rp 1.200 per kilowat jam (KWH) yang disebutkan PLN berpotensi ditolak oleh warga Bawean. Sebab, tarif itu berada di atas tarif daftar listrik (TDL) yang berlaku secara nasional. (ris/soe)
Sumber : Jawa Pos
PLN menargetkan aliran listrik merata di Kota Giri tahun ini. Perusahaan setrum itu siap memenuhi seluruh kebutuhan listrik di beberapa wilayah yang hingga kini masih kekurangan listrik.
Salah satunya, memenuhi kebutuhan listrik di Kecamatan Ujungpangkah. Di sana, ada satu desa yang sama sekali belum teraliri listrik. "Sudah kami anggarkan," kata Manajer PLN Area Pelayanan Jaringan (APJ) Gresik Sujarwo. Dia menambahkan, PLN juga menargetkan pemenuhan aliran listrik di Bawean tuntas tahun ini.
Selama ini, pemenuhan kebutuhan listrik di dua wilayah itu memang sering disorot. Di Ujungpangkah, misalnya, 70 kepala keluarga (KK) di Dusun Banyuurip belum menikmati listrik.
Di Bawean, selain 9.300 KK yang masuk daftar tunggu, ada kasus "listrik curah", jual beli listrik antara warga yang sudah dan belum teraliri listrik.
Namun, untuk perbaikan jaringan listrik di Bawean, pemkab memilih menunda program penambahan yang disertai revisi tarif. Mereka meminta PLN menghitung ulang tarif yang akan diterapkan. "Sebab, kami khawatir nanti malah memberatkan," ujar Kabag Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Pemkab Sentot Supriyohadi.
Dia menjelaskan, rencana pemberlakuan tarif Rp 1.200 per kilowat jam (KWH) yang disebutkan PLN berpotensi ditolak oleh warga Bawean. Sebab, tarif itu berada di atas tarif daftar listrik (TDL) yang berlaku secara nasional. (ris/soe)
Posting Komentar