Media Bawean, 20 Mei 2010
Sumber : Jawa Pos
GRESIK - Kondisi Jalan Lingkar Bawean (JLB) sungguh mengenaskan. Jalan lingkar yang menjadi akses menuju lapangan terbang (lapter) perintis di Desa Tanjungori, Kecamatan Tambak, tersebut rusak parah. Banyak aspal jalan yang mengelupas sepanjang sekitar 15 kilometer.
Saat hujan, jalan tersebut becek bak kubangan. Akibatnya, kendaraan yang melintas di jalan itu harus memperlambat lajunya. Untuk menempuh jalan sepanjang 25 kilometer tersebut, perlu waktu 2,5 jam. ''Laju kendaraan tidak lebih dari 10 km/jam,'' ujar Wahyudi, warga Gresik yang baru mengunjungi Pulau Bawean.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Gresik Tugas Husni Syarwanto menyatakan, pembangunan JLB akan dilanjutkan tahun ini. ''Tender pengerjaan telah rampung,'' ungkapnya ketika dikonfirmasi soal itu kemarin (19/5).
Untuk perbaikan JBL, kata dia, telah dialokasikan dana dari APBD Rp 10 miliar. Namun, dalam tender hanya perlu Rp 6,6 miliar. ''Sisa anggaran dikembalikan ke kas daerah setelah dikurangi dana cadangan sepuluh persen,'' jelasnya.
Tender itu dilakukan untuk pembangunan ruas jalan di Desa Suwari, Lebak, Pudakittimur, dan Sungairujing di Kecamatan Sangkapura. Juga, beberapa titik di Desa Sidogunungbatu serta Kepuhlegundi, Kecamatan Tambak.
Tugas membenarkan bahwa sebagian besar ruas jalan tersebut rusak sekitar 15 kilometer. Sisanya sudah diperbaiki pada 2007. Pemkab sebenarnya sudah menjadwalkan perbaikan jalan tersebut.
Keterbatasan dana membuat pemkab harus merealisasikan perbaikan dengan sistem multiyears. ''Untuk tahun ini, ada lima titik itu dulu,'' terangnya.
Keberadan jalan lingkar tersebut bersama lapter di Bawean sangat vital untuk mengembangkan wilayah tersebut. Selama ini, kurangnya prasarana transportasi di Bawean menjadi kendala utama perkembangan pulau tersebut. (yad/c5/ruk)
Sumber : Jawa Pos
GRESIK - Kondisi Jalan Lingkar Bawean (JLB) sungguh mengenaskan. Jalan lingkar yang menjadi akses menuju lapangan terbang (lapter) perintis di Desa Tanjungori, Kecamatan Tambak, tersebut rusak parah. Banyak aspal jalan yang mengelupas sepanjang sekitar 15 kilometer.
Saat hujan, jalan tersebut becek bak kubangan. Akibatnya, kendaraan yang melintas di jalan itu harus memperlambat lajunya. Untuk menempuh jalan sepanjang 25 kilometer tersebut, perlu waktu 2,5 jam. ''Laju kendaraan tidak lebih dari 10 km/jam,'' ujar Wahyudi, warga Gresik yang baru mengunjungi Pulau Bawean.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Gresik Tugas Husni Syarwanto menyatakan, pembangunan JLB akan dilanjutkan tahun ini. ''Tender pengerjaan telah rampung,'' ungkapnya ketika dikonfirmasi soal itu kemarin (19/5).
Untuk perbaikan JBL, kata dia, telah dialokasikan dana dari APBD Rp 10 miliar. Namun, dalam tender hanya perlu Rp 6,6 miliar. ''Sisa anggaran dikembalikan ke kas daerah setelah dikurangi dana cadangan sepuluh persen,'' jelasnya.
Tender itu dilakukan untuk pembangunan ruas jalan di Desa Suwari, Lebak, Pudakittimur, dan Sungairujing di Kecamatan Sangkapura. Juga, beberapa titik di Desa Sidogunungbatu serta Kepuhlegundi, Kecamatan Tambak.
Tugas membenarkan bahwa sebagian besar ruas jalan tersebut rusak sekitar 15 kilometer. Sisanya sudah diperbaiki pada 2007. Pemkab sebenarnya sudah menjadwalkan perbaikan jalan tersebut.
Keterbatasan dana membuat pemkab harus merealisasikan perbaikan dengan sistem multiyears. ''Untuk tahun ini, ada lima titik itu dulu,'' terangnya.
Keberadan jalan lingkar tersebut bersama lapter di Bawean sangat vital untuk mengembangkan wilayah tersebut. Selama ini, kurangnya prasarana transportasi di Bawean menjadi kendala utama perkembangan pulau tersebut. (yad/c5/ruk)
Posting Komentar