Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Penumpang Kapal Bawean Mengamuk

Penumpang Kapal Bawean Mengamuk

Posted by Media Bawean on Selasa, 20 Juli 2010

Media Bawean, 20 Juli 2010

Sumber : Surabaya Post

GRESIK- Ratusan penumpang menuju Bawean yang tidak kebagian tiket mengamuk di Pelabuhan Gresik, Selasa 920/7).

Penumpang menuding perusahaan kapal penyeberang telah menjual tiketnya sebanyak 70 persen dari kapasitas kursi yang disediakan sebesar 240 kursi ke salah satu pengusaha angkutan.

"Kabar yang saya dapat tiket sudah diborong oleh salah satu pengusaha kapal sebanyak 70 persen. Padahal saya sudah lima hari menginap di Gresik akibat kapal tidak boleh berlayar akibat cuaca buruk," kata Hamid, calon penumpang asal Desa Sidogedung Batu, Kecamatan Sangkapura yang tidak bisa menahan emosinya dan mendobrak pintu penjualan tiket.

Hal yang sama dikeluhkan Ihsan, warga Tanjungori, Kecamatan Tambak. Ia mengaku sudah antre mulai pagi, tetapi hingga siang kapal hendak berangkat ternyata tiket sudah habis.

"Ini tidak adil, kami yang ingin kembali ke Bawean dan sudah antre di sini sejak pukul 06.00 tidak kebagian tiket," keluhnya setengah berteriak di depan loket penjualan.

Kabar bahwa tiket kapal diborong oleh salah satu pengusaha akhirnya juga tersebar, sehingga 125 calon penumpang itu ikut terpancing emosinya, dan ikut menyerbu loket.

Beruntung sejumlah anggota Polsek KP3 dan Kantor Penjaga Laut dan Pantai (KPLP) Pelabuhan Gresik dan Adpel yang berada di sekitar loket berhasil meredam emosi warga.

Muhajir, anggota DPRD Gresik asal Bawean juga ikut turun tangan, meredam emosi warga Bawean. Dia meminta agar ratusan penumpang itu bersabar karena persoalan kuota tiket juga meyangkut keselamatan penumpang dalam pelayaran di laut.

"Memang selama ini terjadi permainan penjualan tiket. Kami akan membawa masalah ini dalam rapat di Komisi DPRD Gresik. Tujuannya agar tidak lagi terjadi antrean panjang dan berebut tiket kapal, karena dimonopoli salah satu pihak," kata Muhajir.

Tanda-tanda kericuhan sudah terlihat sejak loket dibuka pada pukul 08.00. Saat itu ratusan penumpang yang hendak berlayar ke Bawean sudah antre di ruang loket di sisi Utara terminal penumpang Pelabuhan Gresik. Begitu loket dibuka oleh petugas, ternyata tidak sampai 15 menit tiket dinyatakan sudah habis terjual.

"Kami tidak berani menjual melebihi kutoa penumpang yang disyaratkan oleh Adpel Gresik," terang salah satu penjaga loket, setelah terjadi kericuhan itu.

Adpel Gresik Abdul Aziz saat dikonfirmasi menjelaskan, pihaknya masih belum memperbolehkan kapal penyeberangan mengarungi perairan Pulau Bawean.

"Ombaknya masih cukup tinggi, sekitar 2,5 meter. Ombak yang begitu tinggi sangat riskan bagi kapal penyeberangan Gresik-Bawean. Terutama kapal Express Bahari (EB) yang terbuat dari fiberglas," ujarnya.

Terkait dengan KMP Dharma Kartika yang nekat berangkat dari Bawean ke Pelabuhan Gresik, Aziz menyatakan bahwa pihaknya hanya memberikan peringatan dini (early warning) kepada para pemilik kapal soal cuaca di perairan Gresik. Tentang keputusan berangkat atau tidak, itu tergantung perusahaan pelayarannya.

Menurut Aziz, larangan tidak boleh berlayar dikeluarkan setelah mendapat keterangan dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Juanda bahwa ketinggian ombak laut Jawa antara 1,5 hingga 2,5 meter.

Saat ini tinggi gelombang di perairan Gresik memang cenderung turun dibandingkan hari Sabtu (17/7) dan Minggu (18/7) yang mencapai 3 meter lebih. sep

SHARE :

Posting Komentar

 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean