Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Prospek Dan Potensi Ikan Kerapu Di Pulau Bawean

Prospek Dan Potensi Ikan Kerapu Di Pulau Bawean

Posted by Media Bawean on Minggu, 01 Agustus 2010

Media Bawean, 1 Agustus 2010

Nandang Di Tempat Penampungan Ikan Kerapu

Ikan Kerapu Macan (Potensi Perikanan Di Bawean)

Potensi ikan kerapu di Pulau Bawean sangat besar, di buktikan banyak pengusaha sukses asal Pulau Bawean yang menekuni bisnis perdagangan ikan kerapu dengan jenis ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus). Disisi lain, pengusaha ikan kerapu di Pulau Bawean mengeluhkan dengan besarnya cost pembiayaan yang harus dikeluarkan sehubungan kendala listrik dan transportasi kapal.

Salah satu pengusaha ikan kerapu di Pulau Bawean adalah Nandang (55 th) asal Bandung yang menikah di Sangkapura dengan mempunyai 4 anak. Nandang merintis usaha ikan kerapu sejak tahun 2000, yang menurutnya lebih bagus pada saat awal merintis daripada sekarang, meskipun harganya lebih tinggi sekarang dibanding awal merintis bisnisnya. Tahun 2000, ikan kerapu (kondisi hidup) 1 Kg harga Rp. 35ribu, sedangkan ikan kerapun (kondisi mati) Rp.7ribu. Sekarang ikan kerapu (kondisi hidup) 1 Kg harga Rp. 200ribu, ikan kerapu mati 1 Kg seharga Rp.35ribu.

Menurut pengakuan Nandang, setiap harinya ikan kerapu yang dibeli kepada nelayan di Bawean sebanyak 10 kg. "Tidak bisa banyak, sehubungan nelayan menangkapnya menggunakan pancing, bukan jaring," katanya.

"Itupun terkadang ditentukan oleh kondisi musim dan cuaca, seperti sekarang musim gelombang tinggi maka nelayan banyak memilih tidak melaut daripada melaut menantang maut. Justru potensi nelayan aktif berasal dari Pulau Gili, setiap hari dipastikan ada yang mendapatkan ikan kerapu sehubungan aktif setiap hari ke laut dengan memilih-milih banyak tempat yang dianggapnya sarang kerapu. Hampir 200 orang sampai 300 orang nelayan asal Pulau Gili aktif setiap hari mencari ikan kerapu ke laut," ujarnya.

"Di Pulau Bawean banyak pengusaha ikan kerapu, termasuk saya sendiri memiliki sekitar 30 orang yang aktif menjualnya hasil tangkapan ikan kerapu di laut. Tetapi disaat kondisi cuaca buruk, yang aktif sekarang hanya 2 orang saja," terangnya.

Bisnis ikan kerapu di Pulau Bawean mengalami penurunan keuntungan disebabkan kondisi listrik tidak seperti dahulu yang normal hidup setiap hari, sekarang Nandang harus menghidupkan genset full ditempat penampungan ikan kerapu yang dimiliki di komplek perikanan Sangkapura. Sebab ikan hidup membutuhkan oksigen, dengan dibantu menggunakan mesin genset.

Kendala lainnya, menurut Nandang adalah tidak ada kapal yang menghubungkan Bawean - Gresik disebabkan kondisi cuaca buruk. Dampaknya selain harus merawat rutin setiap harinya, juga resiko kematiannya sangat tinggi. (bst)

SHARE :

Posting Komentar

 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean