Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » SIMADA IV 2010 UPN "Veteran" Di Pulau BaweanMembangun Proyek Bio Gas Di Desa Daun

SIMADA IV 2010 UPN "Veteran" Di Pulau BaweanMembangun Proyek Bio Gas Di Desa Daun

Posted by Media Bawean on Senin, 02 Agustus 2010

Media Bawean, 2 Agustus 2010

Kades Daun Di Lokasi Proyek Bio Gas UPN "Veteran"

Nawwir Berdiri Di Dapur Gas Menggunakan Bio Gas

Kegembiraan terpancarkan dari raut wajah Nawwir (45 th.) asal Daun Laut desa Daun Sangkapura, setelah proyek bio gas UPN "Veteran" ditempatkan di rumahnya. Dibelakang rumah Nawwir berdiri kandang sapi yang dipeliharanya berjumlah tiga ekor, cukup praktis penempatan proyek bio gas sebagai pioner di desa Daun.

Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), Dr. Ir. Edi Mulyadi, MS. mengatakan, "Bio gas memiliki kegunaan untuk memasak sebagai pengganti bahan bakar lainnya, bisa digunakan untuk penerangan listrik, serta sisa kotoran yang diolah bisa menjadi pupuk organik" katanya.

"Biaya pembuatan proyek bio gas bersumber dari iuran mahasiswa yang diperkirakan senilai Rp. 6juta. Pertama kali digunakan bio gas membutuhkan waktu 21 hari untuk menghasilkan gas, sehubungan peresmian direncanakan tanggal 4 agustus 2010 maka dipercepat menjadi tiga hari dengan menambahkan bakteri yang diolah di labotarium," ujarnya.

Ir. Mu'tasim Billah, Wakil Dekan I Fakultas Teknik UPN "Veteran" Jawa Timur ditemui Media Bawean disela-sela uji coba bio gas di desa Daun, mengatakan, "Sebenarnya tidak baru, di India tahun 1892 sudah dipakai dengan memanfaatkan kotoran sapi untuk memasak rumah tangga," jelasnya.

"Untuk mempercepat keluarganya gas, kita menggunakan energi alami manusia dengan metode piston. Peralatannya menggunakan profil tank, tergantung kebutuhan yang diinginkan, sedangkan di Daun profil tank ukuran 2200 liter. Selain bisa digunakan untuk memasak dan menghasilkan sumber listrik, juga menghasilkan pupuk organik," terangnya.

"Dari UPN mengharapkan masyarakat di desa lingkungan bersih, karena salah satu sumbangan manusia khususnya masyarakat yang awam untuk pemanasan global atau global warming adalah kotoran sapi. Gas yang keluar dari kotoran sapi menyebabkan rusaknya lapisan ozon, sehingga matahari tembus langsung ke bumi dan mencairkan es yang berada di kutub. Dampaknya ombak besar, tsunami ataupun cuaca yang tidak menentu," ujar Ir. Mu'tasim Billah.

Harapannya lainnya menurut Ir. Mu'tasim Billah adalah menyelamatkan anak kecil dari bau kotoran sapi karena menyebabkan merusak saluran pernapasan dan kangker paru. (bst)

SHARE :

Posting Komentar

 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean