Media Bawean, 3 September 2010
KH. Subhan asal desa Daun Sangkapura Pulau Bawean, dilahirkan tahun 1911 dengan nama kecilnya Suhra, ayah bernama H. Rawi dan ibu bernama Hj. Rukayyah. Suhra sebelum berumur 10 tahun sudah ditinggalkan ayah tercintanya meninggal dunia.
Suhra disaat memasuki umur 14 tahun, sekitar tahun 1925 diajak ibunda bersama neneknya pergi ke tanah suci Mekkah untuk menunaikan ibadah haji dengan naik kapal laut. Setelah menunaikan ibadah haji, Suhra tidak mau diajak pulang ke Indonesia oleh keluarganya, dengan alasan ingin belajar di tanah suci Mekkah. Selama 3 tahun belajar di Mekkah, kemudian pulang ke Pulau Bawean.
Setelah tiba di Pulau Bawean, kemudian kembali belajar ke Mekkah selama 13 tahun. Waktu belajar kedua kalinya di Mekkah berkumpul dengan KH. Abd. Hamid Pancur dan KH. Burhan Tambilung Sokaoneng.
Selama 13 tahun belajar di Mekkah, kemudian memutuskan kembali ke Pulau Bawean. Sampai di Bawean tepatnya di desa Daun mendirikan langgar panggung sebagai pusat pendidikan yang letaknya berdekatan dengan masjid Daun Timur. Sedangkan metode pendidikan menggunakan klasik atau sorongan dengan jumlah santri puluhan berasal dari desa Daun.
Nama Suhra ketika di Mekkah berubah menjadi Asrari, saat tiba di Pulau Bawean berubah menjadi KH. Subhan. KH. Subhan dikenal berwibawa di masyarakat serta memiliki kharismatik tinggi, keahliannya dibidang ilmu faraid. Beliau berpolitik melalui jalur Partai Masyumi, sedangkan ibadahnya melalui jalur Nahdliyin (NU).
KH. Subhan menikah dengan Mazidah asal Lumajang yang bertempat tinggal di Daun Timur.
Memasuki usia tuanya KH. Subhan lebih banyak berkurung diri dengan menyepikan diri ingin menghidar dari segala urusan keduniaan. Beliau meninggal dunia usia 70 tahun, tahun 1978, dengan meninggalkan tiga orang anak. (bst)
Sumber : KH. Badrussurur sebagai putra KH. Subhan.
Menurut KH. Badrusurur yang paling diingat, ketika meminta amalan wirid kepada ayahandanya, beliau memerintahkan banyak membaca Al Qur'an.
Menurut KH. Badrusurur yang paling diingat, ketika meminta amalan wirid kepada ayahandanya, beliau memerintahkan banyak membaca Al Qur'an.
Posting Komentar