Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Budayawan Kondang Bawean
M. Natsir Abrari

Budayawan Kondang Bawean
M. Natsir Abrari

Posted by Media Bawean on Kamis, 16 September 2010

Media Bawean, 16 September 2010

M. Natsir Abrari atau biasa dikenal dengan panggilan Sir Baidy sudah gemar berkesenian sejak kecil. Ketika masih duduk sebagai siswa Sekolah Dasar (SD) sudah ikut bernyanyi dalam Sandiwara Orkes Asmara Taruna Desa Tambak.

Kemudian bersekolah SMPN 2 Gresik (Tahun 1966 - 1969), SMAN 1 Gresik (Tahun 1969 - 1972). Ketika bersekolah di Gresik terpilih sebagai juara deklamasi (sekarang baca puisi) selama 5 tahun berturut-turut.

Setelah lulus SMA PAS/PAL 1972 sebetulnya bisa masuk kedokteran Unair, sehubungan perekonomian orang tua tidak mampu, maka (Nopember 1972) memilih merantau ke ibu kota Jakarta.

Sejak tahun 1972 di Jakarta, M. Natsir Abrari bergabung dalam Group Teater Sunda Kelapa, kemudian Teater Bara 76, terakhir bersama Teater Art Study Club menjadi pemenang Festival Teater di Taman Ismail Marzuki selama 3 tahun berturut-turut, yaitu tahun 1977, 1978 dan 1979. Selama di Jakarta, juga sebagai pelatih teater di Gelanggang Remaja Jakarta Utara. Main di TVRI setiap bulan melalui group drama Keluarga Baru dan HSBI.

Akhir Tahun 1981, sudah menikah dan dikarunai seorang anak dan memutuskan untuk kembali ke Pulau Bawean, lalu memawakafkan dirinya di SMP Islamiyah Tambak sebagai guru sastra dan teater. Pada tahun 1983 membawa group teater KESIT (Keluarga Seni Islamiyah Tambak) yaitu SMP Islamiyah Tambak ke festival teater se- Jawa Timur di Surabaya, dan berhasil sebagai juara pertama.

Kemudian beberapa tahun kemudian mendirikan SMA Islamiyah Tambak, bersama tokoh masyarakat Tambak.

Tahun 1992 mendirikan teater Astaga Bawean, kemudian dengan naskah La Napak Ka Jhuduna main di Gresik dan Kijang Tanjung Pinang. Tahun 1994 manggung di Kallang Teater Singapore. Berita koran terbitan Singapore membuat sejak Kallang Teater dibangun, pertunjukan teater Astaga Bawean, dengan naskah La Napak Ka Jhuduna merupakan terbanyak penontonnya, sekitar 3000 orang.

Tahun 1997, teater Astaga Bawean kembali diundang ke Singapore, dengan naskah Bhellik Obhen. Main di Victoria Teater Singapore bergabung dengan seniman-seniman Singapore yaitu S. Wira, Azis Satar, Zaini Satar, Mahadi Soo (Obek Didi) dan lain-lain.

M. Natsir Abrari adalah pensiunan Pegawai Bea Cukai (Costums) menyatakan merindukan di Pulau Bawean dibangun Gedung Berkreasi Seni. Dengan alasan, banyak kesenian yang perlu dipertahankan dan dikembangkan di Pulau Bawean, seperti korcak, samman, amndailing, kercengan, terbeng rajhe, pencaksilat, hawar-hawar, jibul, dungkah dan lain-lain. (bst)

SHARE :

Posting Komentar

 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean