Media Bawean, 9 September 2010
Ngoleleng Pulau Bawean adalah tradisi warganya setelah berlebaran satu, tiga dan empat hari. Bila dahulu dengan berjalan kaki berangkat pagi dan sampai dirumah sore hari. Umumnya sekarang warga Pulau Bawean ngoleleng dengan menggunakan sepeda motor dan mobil, mereka berangkat dari rumah menuju tempat-tempat obyek wisata yang ada di Pulau Bawean.
Kendala utama ngoleleng adalah belum terselesaikannya proyek pavingisasi tiga titik, yaitu jalan lingkar Bawean menghubungkan Sidogedungbatu - Kepuhlegundi, Pedalaman - Langkebang, dan Sungairujing - Daun (Tunggangan). Bila hujan turun, maka jalan yang ditutupi tanah berubah menjadi lumpur yang licin, dampaknnya banyak pengemudi sepeda motor yang terjatuh.
Seperti yang dialami Misdi asal Daun, mengatakan tersiksa dan sempat jatuh dari atas sepeda motornya dengan kondisi jalan yang ada. "Semestinya membangun jalan melihat situasi dan kondisi, sehingga tidak merugikan pengguna jalan," katanya dengan nada keras.
Anehnya proyek dengan nilai miliyaran rupiah di kawasan Tunggangan yang menghubungkan Sungairujing dengan Daun, masang papan informasi yang tidak jelas. Jumlah dana anggaran, termasuk waktu pelaksanaan tidak ada.
M. Zen sebagai Kepala UPTD PU Bawean, mengatakan sebenarnya sudah disuruh melengkapi kekurangan dalam papan informasi, tapi pihak proyek tidak memperhatikan. (bst)
Posting Komentar