Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Dan Fitnah Itu Bernama HP

Dan Fitnah Itu Bernama HP

Posted by Media Bawean on Minggu, 26 Desember 2010

Media Bawean, 26 Desember 2010


Oleh : Gus Ali Asyhar*

Konon masyarakat Bawean adalah agamis dan guyub. Saling membantu dan menasehati bila melihat saudaranya berbuat salah. Dulu ada pameo bahwa masyarakat Bawean panjang mulut pendek tangan. Artinya panjang omongan tapi jujur, tak mau mengambil hak milik orang lain. Ada cerita, kapal sore tak jua berangkat meski jam telah tiba, ternyata ada dompet jatuh di dermaga dan pemiliknya belum ditemukan. ABK kapal pontang-panting mengumumkan. Kapal baru berangkat setelah sang empunya ditemukan. Itu dulu, hari ini fakta menunjukkan kebalikannya.

Bila kita merekam jejak kejahatan di Bawean maka kualitasnya sudah sama dengan kejahatan di daratan Jawa dan daerah lainnya yang luas. Kasus perkosaan masal, video mesum pelajar, perampokan, curanmor, penipuan, aliran aneh, pelacuran terselubung, perselingkuhan dan pembuangan bayi ada di pulau ini. Pergeseran nilai dan akhlaq telah mewabah tanpa bisa dihambat apalagi dicarikan solusinya. Kaum tua hanya terbengong-bengong melihat tingkah laku anak muda yang tak pernah mereka jumpai saat mudanya dulu. Pada akhirnya mereka hanya bergumam “ zamanya sudah edan”. Orang tua tak di dengar lagi nasehatnya, guru hanya mengajar tanpa mendidik, pejabat bukan melayani tapi memerintah.

Semuanya adalah akibat dari sebab yakni globalisasi. Salah satu dampak globalisasi yang efektif menjadi perusak moral saat ini adalah HP. Dulu para da’i – da’iyah secara lantang meneriakkan bahayanya Televisi. Program TV yang mengumbar aurat, cengeng, hedonis dan semacamnya tak pernah terlupakan dalam setiap ceramah dan khutbah. Kini HP datang dengan suguhan menu yang luar bisa. Disamping bisa untuk mengirim gambar, HP juga bisa menyimpan video dan mengakses internet. Kalau TV harus ditonton di rumah maka HP bisa ditaruh di saku dan ditonton di semak belukar. Jika TV masih ada lembaga sensor maka HP bebas sensor. Berikut adalah dampak pergeseran nilai karena HP:

Ber-HP- Ria Di Jalan Raya.

Jamak kita temui pengendara motor yang tertawa terbahak-bahak sendirian. Bukannya ia gila tetapi rupanya ia sedang ngobrol dengan temannya via HP. Sudah tak peduli lagi bahwa ia dilihat banyak orang, mengancam keselamatan diri dan orang lain. Rupanya yang diseberang sana lebih penting daripada manusia yang ada di hadapannya.

Ber-HP-Ria Di Forum Penting

Di saat rapat, seminar, bahkan sembahyang sering kita dengar HP berdering. Rupanya kita sudah tidak bisa hidup tanpa HP. Bahkan menghadap Allah pun HP harus aktif, siapa tahu rekan bisnis menghubungi karena ada proyek baru atau bahkan sang pacar mengajak makan malam.

Ber-HP- Ria Di (Sepulang) Sekolah (Kuliah)

Hampir semua sekolah di Bawean melarang siswanya membawa HP. Tujuannya adalah supa siswa benar-benar konsentrasi ke pelajaran. Tapi siapa sangka sepulang sekolah mereka masih bergerombol untuk menonton video di HP. Sedangkan bapak dan ibu guru sudah istirahat di rumah masing-masing. Pelajaran yang ia terima sejak pagi terhapus oleh adegan hot di HP.

Abad ini adalah era informasi. Kalah informasi berarti kalah bersaing. Tetapi bukan berarti bahwa nilai kemanusiaan kita tergadaikan oleh zaman. Kesopanan, unggah-ungguh, etika harus tetap abadi. Meski zaman berganti tuhan kita tetaplah Allah bukan HP. Saat kita mati juga tidak bawa HP untuk menghubungi sanak kerabat bila ditanya Malaikat. Tidak juga pertanyaan kubur bertambah : “ Wahai mayit berapa nomor HP mu?” . HP memang penting namun menjaga generasi jauh lebih penting. HP kita beli untuk kemudahan bukan untuk merusak diri. Mari berhati-hati. (aliasyhar76@gmail.com)

*Ketua PC. Lakpesdam NU Bawean

SHARE :

Posting Komentar

 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean