Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Kenal Pamit UPTD
Jadi Ajang Adu Program

Kenal Pamit UPTD
Jadi Ajang Adu Program

Posted by Media Bawean on Minggu, 12 Desember 2010

Media Bawean, 12 Desember 2010


Kenal Pamit dilingkungan UPTD Pendidikan Kecamatan Sangkapura dilaksanakan hari sabtu (11/12/2010) bertempat di Gedung SDN Sawahmulya I Sangkapura. Yaitu Abd. Aziz, S.Pd., MM. sebagai Kepala UPTD Pendidikan Sangkapura sejak tanggal 19 November 2010 dimutasi sebagai Pengawas Dikmenum, sedangkan jabatannya digantikan oleh Zulfa,S.Pd.,MM.

 Abd. Aziz menduduki jabatan sebagai Kepala UPTD Pendidikan Sangkapura selama kurang lebih 2 tahun, sebelumnya Kepala Cabang Dinas P & K Kecamatan Sangkapura dijabat oleh Zulfa selama 8 tahun. Mutasi 19 November 2010, Zulfa kembali menduduki sebagai Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Sangkapura.

Acara yang dihadir Ketua PPAI Kecamatan Sangkapura, Kepala Sekolah SD se-Kecamatan Sangkapura dan Kepala Sekolah TK/RA se-Kecamatan Sangkapura dalam sambutannya antara Kepala UPTD Pendidikan yang lama dan baru sama-sama membeberkan program sejak menjadi Kepala dilingkungan UPTD Pendidikan Kecamatan Sangkapura.

Cuplikan Sambutan Abd. Aziz (Mantan Kepala UPTD Pendidikan)
Saya dilantik sebagai Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Sangkapura sejak bulan Desember 2008, pada awal Januari 2010. Sebelumnya, banyak orang  mengatakan bahwa saya dipercaya memimpin Cabang Dinas Pendidikan. Saya katakan jangan, disana ada Pak Zulfa saudara saya. Adalah tidak etis kalau menggatikan posisi beliau.

Timbul perdebatan, bukankah Pak Zulfa sudah 8 tahun, berarti sudah dua periode. Jadi tidaklah salah pemerintah mempercayai bapak aziz menduduki posisi tersebut. Saya tetap tidak mau, demi Allah. 

Akhirnya saya menyerah sebagai PNS, terserah kepada pejabat pemerintah yang mempercayai saya waktu itu. "Benar saya divonis Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Sangkapura".

Setelah dilantik, saya bersilaturrahin dengan Pak Chusaini Mustas ternyata tidak ada ditempat, kemudian menuju rumah H. Munip. Sampai disana mendapat pesan. Orangkanlah orang, manusiakanlah manusia. Kalau Pak Aziz mampu memanusiakan manusia, Insya Allah Pak Aziz akan dimanusiakan oleh manusia.

Waktu acara serah terima dengan Bapak Zulfa, saya menyampaikan bahwa kepemimpinan ibarat baju, bisa kurang atau pas ataupun kebesaran. Bila kurang dibesarkan, jika pas mari dipakai sambil  melakukan diri cermin didepan cermin dan bila terlalu besar bisa dikecilkan.

Satu hal menjadi tanggungjawab saya, yaitu meningkatkan kualitas pendidikan di Kecamatan Sangkapura, membangun fisik melalui dana pemerintah, meningkatkan prestasi akademik dan non akademik. 

Singkat cerita Alhamdulilah pemerintah membangun kantor UPTD Pendidikan Sangkapura, tetapi didalamnya belum ada kelengkapan yaitu halaman kantor masih becek, taman belum ada, ruangan panas disebabkan tidak ada kipas angin, tanpa genset, tidak ada laptop. Alhamdulillah sekarang sudah dipaving, taman sudah ada, kipas angin sudah membeli, sudah punya genset sendiri, sudah memiliki laptop, termasuk membeli kaos olahraga dan membeli almari kantor.

Saya tidak pernah bangga dengan posisi atau jabatan, sebab saya sendiri adalah barisan manusia biasa.

Saya melihat jelas bagaimana harus menyentuh kesejahteraan bapak dan ibu guru, sehingga target juga harus jelas, gaji tidak boleh terlambat. Alhamdulillah rapel 2007 dan 2008 bisa keluar.

Dalam perjalanan panjang bagaimana secara akademik bisa ditingkatkan, bukan hanya tingkat kecamatan akan tetapi ditingkat Kabupaten. Membuka program kelas ICP dan Bilingual. 

Cuplikan Sambutan Zulfa (Kepala UPTD Pendidikan)
Sebenarnya saya malu-malau, barusan dipindah dari UPTD ke UPTD kembali, karena kadonya masih ada yang belum dibuka. Tidak pernah terbayangkan atau terfikirkan untuk kembali, fikiran juga tidak kesana.

Ketika orde baru ke reformasi saya dikenal orang pemberani, pembangkang  dan macam-macam. Karena mengurus NU sedkitnya dari PNSnya  hanya saya, sehingga diberi amanat ke UPTD. Teman-teman yang tidak sealiran seperti yang tadi disampaikan, itu sangat wajar. Menolak atau membangkang saya, itu harus kita terima. Itu pelajaran bagus, tidak masalah. Oleh karena itu, saya dilahirkan yang ruwet-ruwet.

Saya masuk 2001, kunjungan pertama ke Gunung Duren,  periode ini ke Sumber torak, terus mampir ke Alastimur. Kepala UPTD tidak ada periodenya, karena jabatan birokrasi bukan politik. 

Saya masuk empat tahun pertama, banyak masalah ketenagaan.  Ingat katanya M. Nuh (Mendiknas), pendidikan ibarat sampah, meskipun tiap hari diambil tiap tetap ada. Walaupun permasalahan yang satu diselesaikan permasalahan yang lain akan muncul. Pemerataan guru sangat menjadi masalah. Masalah kedua tidak ada guru olahraga, ketiga banyak guru asal jawa yang meminta mutasi kejawa. Di kantor masalah komputerisasi 0 yang bisa komputer.

Kekurangan guru, belum ada Sukwan hanya beberapa, tentu harus dimutasi. Ini harus digerakkan ini, sehingga ada istilah Pak Zulfa keras, Pak Zulfa biadab, Pak Zulfa KKN, macam-macam. Padahal itu tugas negara, seadainya dibiarkan betapa bodohnya kepala cabang itu. Sudah kekurangan guru dibiarkan saja, ini tugas negara harus dilaksanakan. Walaupuan banyak tantangan, ini resiko sebuah jabatan. 

Ada sms  masuk, yaitu "jangan bangga pada baju yang merah, karena baju terakhir adalah kafan. jangan bangga dengan kendaraan yang bagus, karena kendaraan yang bagus adalah usungan. jangan bangga dengan rumah mewah bertingkat, karena rumah mewah bertingkat yang terakhir adalah kuburan, jangan bangga dengan jabatan karena jabatan yang paling terakhir adalah almarhum,".

Pak Aziz sudah banyak memberikan ilmu, mudah-mudahan saya bisa melanjutkan nanti.

Kita sekarang sudah cukup, kemarin malam ada yang bilang paling sedikit setelah 6 bulan melakukan mutasi. Saya jawab, apanya yang harus dimutasi, guru sudah cukup, kepala sekolah sudah bagus, kecuali pensiun harus diganti. Jangan khawatir bapak ibu jika ada isu mutasi, itu bohong. Untuk apa dimutasi, dulu karena soal kurang guru dan pemerataan.

Sarana dan prasarana dengan mengelolah APBD secara bagus, seperti di SDN Sumbertorak sampai sekarang rayapnya masih ada. Ini masih diluar kemampuan kami, termasuk Pak Aziz. (bst)

SHARE :

Posting Komentar

 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean