Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Pengembangan Wisata Religi
Idaman Tokoh Pulau Bawean

Pengembangan Wisata Religi
Idaman Tokoh Pulau Bawean

Posted by Media Bawean on Kamis, 02 Desember 2010

Media Bawean, 2 Desember 2010


Pulau Bawean sebagai ikon wisata di Jawa Timur, sampai sekarang sebatas wacana tanpa ada bukti kongkret pengembangan kedepan dalam menata segala bidang. Bagaimana respon tokoh Pulau Bawean menjadi tujuan wisatawan manca negara, berikut hasil liputan Media Bawean menghubunginya via sms : Setujukah Bapak/Ibu, bila Pulau Bawean dijadikan Pulau Wisata. Bila setuju, konsep wisata yang disetujui? Bila tidak setuju, alasannya.....
Anda mau menjawab, silahkan sms 081357084888.  Tulisan tanpa nama pengirim dan asal, tidak akan dimuat dalam Media Bawean.

Akwan (Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Gresik)
Sangat setuju, konsepnya wisata alan yang berbasis atau bernuasa religi. Perketat dengan Perda atau Perbup.

Yusuf Hidayat (Wartawan Batam Pos)
Sangat setuju, konsepnya wisata bahari dan wisata alam. Tapi infrastruktur, transportasi dan akomodasi harus mulus, nyaman, dan aman.

Edi Faiz (Guru dan Budayawan Bawean)
Sangat setuju. Dengan syarat wisata yang islami. Misal turis asing yang berkunjung harus berkerudung/ menggunakan pakaian sesuai dengan adat Bawean, dan dilarang menggunakan pakaian yang mempertontonkan unsur 3 K (kotang, kancot dan katon).

Zairosi (Praktisi Pendidikan Bawean)
Setuju sekali, wisata seperti Bali agar kita bisa mengukur keberhasilan pendidikan kelaurga masyarakat dan sekolah.

Ending Syarifuddin (Mantan PB PMII asal Bawean)
Setuju. Basis konsepnya, Pulau Bawean sebagai Pulau Religi, Tradisi & MICE (Meeting, Insentive, Convention & Exhibition/ Rapat, Intensif, Konvensi dan Pameran). Jadi potensi religi dan tradisi di Bawean, seperti acara maulid Nabi yang kahs, dapat dikembangkan menajdi cara konvensi tahunan. Misalnya yang akan ada multiplier effect, baik secara ekonomi maupun kebudayaan. Atau bisa juga Pulau Bawean dijadikan tempat rapat bagi corporate atau institusi pemerintah dengan mengandalkan alam dan menu seafood yang khas. Dengan catatan benar-benar berbasis religi. Jadi 'No Sex & Ni Drugs'.

Syaiful Aiman (Tokoh Bawean di Malaysia)
Untuk meningkatkan ekonomi Bawean, wisata juga salah satu cara yang harus diterima. Selama ini, penyumbang ekonomi Bawean adalah TKI, selainnya pedagang. Model wisatanya harus berciri khas keislaman, sebab warga Bawean 100% beragama Islam. Jika benar-benar terwujudkan sebagai pulau wisata, Bawean akan lebih maju. Warga Bawean yang selama ini tidak pernah pulang kampung, akan berwisata ke Bawean. Tetapi pembangunan infrastruktur, transportasi dan lainnya harus diselesaikan terlebih dahulu.

Ali Asyhar (Ketua PC. Lakpesdam NU Cabang Bawean)
Setuju, yaitu wisata budaya dan bahari. Budaya Bawean yang unik dan beragam layak ditampilkan sehingga karakter dan kemandirian Bawean semakin teguh. Taman laut Bawean juga layak, diharapkan kelestarian laut secara otomatis juga terjaga. 

Ali Masyhar (Pengurus PCNU Bawean)
Sebagaimana banyak pilihan dari beberapa orang, baik itu tokoh dan pakar yang berkunjung ke Pulau Bawean, mengatakan bahwa Bawean banyak memiliki potensi yang layak dijual, terutama budayanya. Nah, dalam hemat pikiran saya, wisata yang layak adalah religi dan budaya, disamping Bawean memiliki panorama yang indah. Ini akan lebih mengenalkan Pulau Bawean ke publik dan akan membuka lapangan kerja bagi warga Bawean. Tinggal bagaimana mengelolah agar tidak bertabrakan dengan nilai-nilai agama dan budaya.

Jamaluddin (Guru dan Pemikir di Pulau Bawean)
Pulau Bawean punya potensi, pencanangan wisata adalah program pemerintah. Tidak ada alasan untuk tidak setuju, tapi yang perlu dipersiapkan perlu diterapkan peraturan lokal yang religius, bagaimana segenap steakholder berkumpul untuk membangun kesadaran masyarakat yang agamis. Perlu menata pranata sosial budaya yang konsisten pada syariat, sehingga tercipta wisata yang tidak terpengaruh budaya glamor dan hedonisme.
 
Bujairimi (Praktisi Pendidikan Bawean)
Setuju. Alasan, kemajuan dan perubahan pasti datang dengan segala fenomenanya, termasuk ke Pulau Bawean. Tinggal cepat atau lambat. Alangkah baiknya kita antisipasi dengan mengemas Pulau Bawean dengan wisata berbasis lokal yang go global.

Zulfa (Praktisi Pendidikan Bawean)
Setuju. Tapi wisata religi, sesuai karakter masyarakat Pulau Bawean.

Abd. Aziz (Praktisi Pendidikan Bawean)
Setuju wisata religi. Sosialisasi tentang wisata itu penting, menyiapkan masyarakat juga penting.

Rizal Aman (PNS asal Bawean di Gresik)
Saya sih setuju. Soal konsep bisa dibicarakan bersama. Intinya, jangan sampai ada degardasi moral.

Khairil Anwar/ Iling (Pengamat Budaya Bawean) :
Saya menggagas dan mengupayakan terwujudnya itu sejak 15 tahun yang lalu.

Fauzi Rouf (Mantan Ketua PCNU Bawean)
Tidak setuju. Karena dari segi masyarakat Bawean belum siap. Konsep pulau wisata hanya menggantungkan dari sektor ekonomi, tetapi merugikan dari banyak sektor yang lain.

Agus Syuhadak (Guru Ngaji di Bawean)
Kurang setuju, sebab Pulau Bawean sangat lemah daei beberapa aspek seperti kita lihat, seperti segi  agama, budaya dan lemah pendirian.

SHARE :

Posting Komentar

 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean