Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Respon Presiden BEM
Status STIT Raden Santri

Respon Presiden BEM
Status STIT Raden Santri

Posted by Media Bawean on Jumat, 10 Desember 2010

Media Bawean, 10 Desember 2010


Nurul Aman sebagai Presiden BEM bersama Hanifan Syah sebagai Sekretaris BEM Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Raden Santri di Pulau Bawean, ditemui Media Bawean menyatakan resah dengan adanya isu tentang status kampusnya.

Nurul Aman mengatakan,"sikap saya sebagai Presiden BEM dan mahasiswa STIT Raden Santri tidak merasa dirugikan dengan adanya pemberitaan soal status kampus. misalkan mahasiswa dirugikan, terus terang sebagai pimpinan akan bertindak pada mahasiswa, walaupun dibawa STIT,"katanya.

"Intinya masalah-masalah tersebut sudah clear artinya sudah tidak ada permasalahan lagi, bahkan saya mendengar dari Kopertais IV (Aminrullah dsb.) sudah mengajukan STIT tentang perlengkapan kampus ke Dirjen secara langsung. Data STIT sudah diajukan sekaligus sebagai kampus II atau kampus B. Informasi ini datangnya dari koordinator,"ujarnya.

"Sebagai Presiden BEM akan menjalankan, bila ada yang merugikan mahasiswa saya akan tetap membela mahasiswa. Terus terang mahasiswa tidak ada yang dirugikan, terkecuali STIT ditutup jelas akan merugikan kepada mahasiswa,"jelasnya

"Kita di Pulau Bawean seharusnya bersyukur dengan berdirinya STIT, sehingga proses belajar di perguruan tinggi bisa terlaksana dengan baik, apalagi kita mahasiswa asli dan memiliki NIMKO,"paparnya

Apakah anda resah?"Yach kita sebagai manusia tentu merasa resah adanya isu tersebut, apalagi mahasiswa semuanya merasa resah dengan banyak isu. Tetapi sikap kita berbeda-beda karena beda pemikiran dan perasaan,"jawabnya.

Kalau seandainya ditutup bagaimana? “Saya nangis bahtin,"tuturnya.

Nurul Aman menjelaskan bahwa  fasilitas kampus menyewa kepada Umma, disebabkan belum memiliki gedung sendiri, itupun sudah membayar 100 juta kepada Umma. Memang rancangan kedepan sesuai tuntutan, pihak kampus sedang mencari tanah untuk gedung.

"Biaya kuliah di STIT sangat murah dan banyak kemudahan dalam biaya pendidikan, kegiatan kemahasiswaan termasuk sekretariat BEM sudah tersedia,"pungkasnya.

Kalau menurut aturan tidak dibolehkan bagaimana? "kalau menurut aturan salah, dimana titik kesalahan kita. Kalau memang salah, kita harus keluar. Kenapa harus melanjutkan. Surat dari Kopertais sudah dikirim ke Dirjen, kita masih menunggu keputusan,"terangnya.

Kalau Dirjen melarang,  bagaimana? Saya tidak tahu harus bagaimana lagi, tidak mungkin sebanyak 350 mahasiswa berkuliah ke Gresik. Sebagai mahasiswa kita akan menuntut agar perkuliahan tetap diselenggrakan di Pulau Bawean. Kalau perkuliahan di Gresik, mahasiswa akan dirugikan. Sebagain besar mereka adalah guru, bagaimana dengan anak didiknya bila ditinggal. Dari segi ekonomi mahasiswa masih banyak kekurangan, "jawabnya.

Hanifan Syah sebagai Sekretaris BEM, merespon bagus dan senang  adanya isu tentang kampusnya. "Justru mereka menginginkan STIT lebih baik, karena tidak mungkin kita mengkritis dari dalam. Ternyata ada yang mengkritisi dari luar, mereka mengoreksi kekurangan-kurangan STIT, sehingga menuntut berubah menjadi lebih baik dan menjadi kampus seutuhnya di Pulau Bawean,"pengakuannya ditemui Media Bawean. (bst)

SHARE :

Posting Komentar

 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean