Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Respon Tokoh Bawean
Soal Pembuangan Bayi

Respon Tokoh Bawean
Soal Pembuangan Bayi

Posted by Media Bawean on Senin, 20 Desember 2010

Media Bawean, 20 Desember 2010

Sulaeman (41 Th.) termasuk salah satu tokoh  Gunung Emas yang aktif sebagai guru agama, da'i dan pengurus organisasi keagamaan di Pulau Bawean. Ditemui Media Bawean, minggu (19/12), Sulaeman punya keyakinan besar bahwa pelakunya bukan orang dalam sendiri, hanya tempat pembungannya saja di Gunung Emas.

"Pembuangan bayi termasuk kriminal, siapapun pelakunya harus diproses secara hukum. Sebab mencemarkan nama baik Pulau Bawean secara umum, bukan hanya Gunung Emas. Butuh keseriuan penegak hukum untuk mengungkapnya, siapa tersangka yang tega membuang bayinya di kebun, "katanya ditemui Media Bawean (minggu, 19/12).

"Menurut penelitian masyarakat Gunung Emas, Insya Allah tidak ada warganya yang dicurigai hamil sampai membuang bayinya. Entah bagaimana lagi kedepannya, ini sekedar memberikan klarifikasi mewakili masyarakat Gunung Emas,"ujarnya.

"Sampai saat ini masyarakat Gunung Emas masih tanda tanya, siapa pelakunya?,"paparnya.

"Agar masyarakat Bawean tahu dan tidak ada kecemburuan sosial bahwa pada saat ini yang membawa kerusakan atau pencemaran adalah masyarakat Gunung Emas, maka perlu adanya klarifikasi bahwa tidak semua tempat atau TKP pembuangan bayi adalah masyarakat setempat sebagai pelakunya. Kadang-kadang mereka hanya ingin menghilangkan jejak agar tidak diketahui oleh orang. Yang jelas ini perbuatan tidak senonoh, tidak terhormat sehingga ingin menghilangkan jejak atau aibnya sehingga dibuang ketempat lain,"jelasnya.

"Harapan saya sebagai tokoh Gunung Emas semoga segera ditemukan siapa pelakunya, kalau memang masyarakat sendiri yang melakukan, tidak hanya diproses hukum tetapi bagaimana aksi masyarakat untuk menghadapi hal-hal yang demikian agar nantinya bisa dijadikan contoh bahwa perbuatan tersebut selain dilarang oleh Allah, termasuk undang-undang negara,"terangnya.

Apakah anda yakin bahwa bayi yang buang bukan berasal dari Gunung Emas? "Insya Allah bukan warga Gunung Emas, hanya tempat pembuangan saja. Tidak ada kecurigaan warga Gunung Emas karena satu rumpun dan sangat terbuka, masyarakatnya sangat fleksibel.

Respon Tokoh Pulau Bawean
H. Syariful Mizan (Ketua PCNU Bawean)
Sangat prihatin dengan adanya kasus pembungan bayi di Pulau Bawean. Ini bukan faktor ekonomi, melainkan kemerosotan moral dan akhlaq. Kejadian tersebut bukan hanya kegagalan tokoh atau kyai di Pulau Bawean, melainkan kegagalan semua warga Pulau Bawean dan tanggungjawab kita bersama untuk memperbaiki kedepan.

H. Abd. Malik (Tokoh Muhammadiyah Bawean)
Peristiwa pembuangan bayi termasuk keanehan dan tidak manusiawi termasuk melanggar undang-undang pelindungan anak dengan ancaman hukuman sangat berat. Kejadian ini bukan kegagalan tokoh, melainkan perlu ada solusi duduk bersama antara semua tokoh dengan aparat pemerintah di Pulau Bawean agar kedepan tidak terjadi peristiwa yang sama. 

H. Abd. Latif (Ketua MUI Sangkapura)
Subhanallah... Inilah satu bukti kerusakan dan kebobrokan akhlaq di Pulau Bawean. Kita tida bisa berdiam diri. Insya Allah setelah saya kembali dari Batam ke Pulau Bawean, MUI segere mengundang semua Ormas, Pejabat Pemerintah, Kepala Desa Se-Bawean untuk duduk bersama menyikapi bagaimana Bawean kedepan.

Fuad Mahsuni (Anggota DPRD Propinsi Jatim)
Sangat prihatin, bukti betapa sudah sedemikian rupa moral agama. Seharusnya kita intropeksi diri atas kejadian ini.

Ali Asyhar (Ketua PC. Lakpesdam NU Bawean)
Kejadian ini adalah akibat dari kegagalan pendidikan nasional, pada umumnya sekolah berlomba-lomba menjejali otak siswa dengan bejibun meteri tapi melupakan moralitas. Guru akan marah jika siswanya tidak paham pelajaran, tapi membiarkan siswanya pacaran. Sari itu harus diubah paradigma pendidikan nasional dari mengutamakan kognitif ke afektif dan skill.

Syaiful Aiman (Tokoh Bawean Di Malaysia)
Masya Allah..... Orang Bawean sudah ada senekat ini, membuang bayi adalah budaya orang-orang jahiliyah, kenapa harus diwarisi wahai wargaku. Hal yang dilakukan adalah sesuatu yang sangat bertentangan dengan kahidupan orang Bawean dan agama. Anda mungkin lupa bahwa perbuatan tersebut adalah perbuatan yang sangat keji dan perbuatan dilarang oleh Allah. Kenapa kamu senekat itu membuang bayi? sedangkan bayi itu tidak berdosa, apa kamu lupa bahwa Allah akan menghukum kamu,  'ia kamu terlepas dengan hukum dunia ini', tapi ingat di Mahkamah Allah SWT di Mahsyar nanti kamu akan menonton perbuatan kamu itu. Sepandai manapun, kamu tidak akan terlepas dari Azab Allah SWT. wahai wargaku insaflah dan sadarlah apa yang kamu telah perbuat itu. sehingga bayi yang tidak berdosa kamu lakukan sedemikian.Sedangkan bayi yang dilahirkan ke dunia ini adalah suci.

Syakir (Mantan Anggota DPRD Gresik)
Itu sudah biasa, bahkan santri hamil diluar nikah banyak sekalii, fiilm porno juga sama. Tidak ada yang aneh di Pulau Bawean. Ayo evaluasi.....

Fauzi Rauf (Tokoh Intelektual Bawean)
Astagfirullah ! Semuanya harus segera bermuhasabah, kemungkaran dan kemaksiatan telah merambah Pulau Bawean. Kita tidak bisa berdiam terus, Para Kyai, Ustadz, Guru dan Orang Tua, Ibu-Ibun"Bangun dan bergeraklah untuk amar ma'ruf nahil mungkar".

Agus Syuhadak (Guru Ngaji Di Bawean)
Moral dan tindakan ibu bayi sangat tidak manusiawai dan kejadian serupa 30 tahun yang sudah terjadi di Pulau Bawean, tetapi bayi yang dibuang dalam sungai sudah meninggal dunia.

Anda ingin kirim saran Dan pendapat merespon peristiwa pembungan bayi, silahkan call atau sms 081357084888.

SHARE :

1 comments:

Unknown 20 Desember 2010 pukul 06.58

saya sangat sedih sekali dengan kejadian digunung emas yg melalukan perbutan yg sangat keji sekali, dg membuang bayi yang tidak berdosa,berbuatan itujangan ber ulang lagi pada keluarga Bawean yg seratus persen beragama islam,mengapa orang kita mencontohi zaman jahiliaya .....?

Posting Komentar

 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean