Media Bawean, 1 Desember 2010
"Rusa Bawean (Axis kuhlii) termasuk salah satu satwa unggulan di Jawa Timur," kata Budi Mulyanto (Kepala Seksi Wilayah III KSDA Surabaya) ketika berkunjung ke Penangkaran Rusa Bawean di Beto Gebang Pudakit Barat Sangkapura, (selasa, 30/11).
"Penangkaran Rusa Bawean adalah salah satu bentuk keperdulian masyarakat terhadap pelestarian satwa endemik yang populaisnya hanya ada di Bawean,"ujarnya.
Melihat kondisi alam Penangkaran Rusa Bawean, Budi Mulyanto punya keyakinan populasi rusa akan bertambah di Bawean. "Tetapi aksesnya saja perlu perbaikan, kalau ingin menambah nilai jual Penangkaran Rusa Bawean,"paparnya.
"Dahulu Gresik ada tiga ikon pengembangan wisata, yaitu Wisata Bahari, Wisata Penangkaran dan Wisata Kastoba. Hanya saja, Wisata Penangkaran dan Wisata Kastoba. ada aturan-aturan tersendiri yang perlu diselesaikan, dengan alasan keduanya termasuk cagar alam atau wilayah konservasi,"terangnya.
"Bila ingin menjadikan danau Kastoba sebagai kawasan wisata harus merubah fungsi dulu dari Cagar Alam ke Suaka Margasatwa atau Taman Wisata Alam, yang diusulkan oleh warga dari bawah kepada Pemerintah Kabupaten, sedangkan yang menentukan perubahan fungsi hutan harus persetujuan DPR RI Pusat,"jelasnya.
Budi Mulyanto menilai Penangkaran Rusa Bawean sangat indah, dengan kondisi rimba masih utuh membuat pengunjungnya terpesona. "Sebagai pemangku kawasan mengucapkan terima kasih kepada masyarakat bawean, khususnya sudirman sebagai pelaku peletari lingkungan,"ucapnya.
Merespon Sudirman ingin melepas Penangkaran Rusa Bawean kepada investor ataupun Pemerintah Daerah, Budi Mulyanto menyatakan, "Ini hak privat atu pribadi. Sudirman menawarkan kepada pemerintah artinya agar bisa dikembangkan lebih baik tanpa merusak fungsi dari kawasan-kawasan hutan yang ada,"responnya.
"Sebenarnya di Pulau Bawean banyak obyek yang bisa dikembangkan oleh pemerintah sebagai obyek wisata, tanpa merubah fungsi sudah memiliki nilai jual sangat tinggi,"pungkasnya.
Posting Komentar