Media Bawean, 9 Desember 2010
Imam Zuhdi sebagai Ketua Nasional Demokrasi (Nasdem) Kabupaten Malang, termasuk salah satu pengusaha sukses keturunan Pulau Bawean. Dihubungi Media Bawean, (rabu, 8/11), Imam Zuhdi menjelaskan bahwa dirinya tidak dilahirkan di Pulau Bawean, semua keluarga besar saya memang asli Pulau Bawean, cuma saya dilahirkan di Kediri. Saya pernah ke Bawean diusia SD dulu..... belum seramai sekarang, keluarga ibu saya banyak di Kampung Pandan Kuala Lumpur Malaysia, sementara keluarga ayah bnyak di Johor dan Singapura. Sebagian besar lainnya di Kota Kediri, Tulungagung, Trenggalek, Wonogiri, Solo dan Yogyakarta. Saya juga pernah didaulat sebagai Bendahara Umum Paguyuban Warga Bawean Nasional.
Bapak punya konsep memajukan Pulau Bawean?
Kalau melihat geografisnya, Pulau Bawean cocok untuk pariwisata full dengan konsekuensi besar, sulit diawal tapi pasti dahsyat diakhirnya. Saya yakin ini sulit tapi bukan berarti tidak bisa. Orang Bawean sangat agamis tidak mudah menjadikan Bawean kota wisata favorit.
Setuju sekalian dijadikan seperti Genting Highlind di Kualalumpur atau Sentosa di Singapura.
Perlu kesadaran besar, untuk membangun impian besar. Kalau tidak sekarang, lalu kapan? kalau tidak kita, lalu siapa? Niat yang baik, diikhtiarkan dengan cara-cara yang baik, hasilnya pasti baik.
Mengandalkan Dewan, sulit karena karakteristik anggota dewan yach rata-rata tererosi dengan Keuangan Yang Maha Esa.
Perlu diklasifikasi, siapa-siapa tokoh yang menolak Bawean sebagai tujuan Pulau Wisata, lalu mereka diajak wisata ke luar Pulau Bawean. Mereka disenangkan lalu dikasih pandangan demi generasi selanjutnya yang lebih baik. Biar kesan sebagai Pulau Putri atau Pulau Rantau hilang.
Hijrahkan Nurani, Ikhlas Berbagi Demi Baweanku Kini dan Nanti.
Harus dimulai dari generasi muda Bawean, bahwa semua program itu hanya sulit pada saat mengawali, kalau proses bisa dilampaui, berikutnya pasti sangat mudah.
Tidak perlu memikirkan program lainnya, fokus dulu pada wisata full karena dengan ini program lanjutan dan pengembangan akan datang dengan sendirinya. Pakai konsep 4 K saja, Konsisten (istiqomah), Konsekuen, Komitmen, Karakter..
Harus dikondisikan sebanyak-banyaknya warga Bawean miliki 4 K ini. Konsisten atau Istiqomah atau terus-menerus fokus pada program unggulan (Bawean Pulau Wisata)
Sikap mental orang bawean yang siap menerima segala akibat positif (tidak perlu disebut negatifnya dulu) dari proyek besar ini atau Konsekuen.
Menjujung tinggi niat besar ini secara utuh dalam konsep satu kata, satu perbuatan sebagai refleksi sikap komit atau komitmen terhadap niat baik dan besar ini.
Dengan 3 K diatas akan terangkup dalam satu kesatuan sikap, itulah Karakter. Nanti semua bilang kalau Pulau Bawean punya karakter.
Banyak orang sukses di dunia ini dengan makan nasi secara benar..4K dijalankan berbarengan dengan konsep makan NASI. Konsep sukses dengan MAKAN N.A.S.I. Nasi disini bukanlah nasi berwarna putih yang setiap hari kita makan melainkan nasi dari Inggris, yakni RICE.
Ingin sukses, harus punya RICE yakni R=resources ato SDM yang memadai, I=Ideas (ide, Inisiatif, Inovasi, Improvisasi) SDM ok, Ide Banyak, kalau tidak dikenal orang, sukses tetap saja sangat jauh, maka perlu variabel ke3 yakni DIKENAL ORANG atau Conection atau Jaringan.
Dengan R,I dan C, siapapun punya peluang sukses tapi kalau suksesnya hanya dibangun dengan 3 unsur ini maka sifat sukses rapuh dan mudah runtuh, perlu dilengkapi dengan unsur terakhir yakni E atau Expert atau Ahli. Orang yang ahli itu sudah tidak buka laptop lagi.
Wah Bawean pasti dahsyat dengan formula dan kombinasi 4K + RICE ini. Singkatannya R=Rice, I=Ideas, C=Connection, E=Experts.
Ini otokritik, karakter orang Bawean, kaya sedikit sombongnya sudah banyak, rata-rata banyak pandir.... tapi generasi yang berpendidikan tinggi sudah mulai beda dengn para orang tua.
Jujur ini juga masalah tersendiri antara pola pikir anak dengan bapak, tapi ada kosep yang jauh lebih dahsyat, yaitu kombinasi antara orangtua dan anak muda.
Pengalaman orang tua tanpa didorong oleh semangat anak muda akan menjadi mandul, sebaliknya semangat muda tanpa dikontrol pengalaman kaum tua akan menjadi nguler ngambang atau liar. Maka kombinasi diantaranya justru yang menjadi kekuatan dahsyat. Yang tua mampu memerankan pengalaman tuanya dan yang muda mampu mengendalikan emosinya.
Coba bayangkan kalau ada anak muda yang gigih karena semangat mudanya, tampak juga sangat terkendali karena mampu menjadikan pengalaman kaum tua sebagai pengalaman dalam dirinya. Pasti mantab.
Jadi kalau ada banyak pemuda Bawean yang seperti ini... Wah dahsyat sekali.... jadi jauh lebih effisien.... cukup anak yang mewakili keduanya (kaum tua dan juga semangat mudanya). (bst)
1 comments:
Good idea...Pak Imam Zuhdi. Semoga potensi Bawean yang lain segera muncul kepermukaan. Salam dari Gresik.
Posting Komentar