Media Bawean, 2 Januari 2011
Media Bawean
Kaki Bawean laku di Malaysia (Mahali Jasuli) dan Singapore (Noh Alamsyah). Kenapa kaki Bawean tidak laku di NKRI ?.....
Ramali (Tokoh Masyarakat Tambak)
Pertanyaan besar buat kita semua, terutama kepada Pengurus KONI secara umum terutama di Pulau Bawean. Bahkan era 80-an Muhtar Dahari adalah bintang Malaysia karena kakinya, juga Halim Husni dan Salim Husni di Singapore juga putra asli Bawean.
Termasuk pebulu tangkis Malaysia adalah putra desa Tambak, yaitu Musa alias Ismail Samad yang nota bene masih ada hubungan keluarga dengan saya. Sepertinya masih banyak pertanyaan yang harus dijawab oleh Pemerintah kita, khususnya Pengurus KONI daerah.
M. Natsir Abrari (Tokoh Budayawan Bawean)
Insya Allah di Malaysia bukan hanya Mahali Jasuli, begitu juga di Singapore ada pemain saya adik dari Almarhum S. Wira.
Kenapa di RI, kaki kita tidak laku? Karena disini faktor kedekatan dan titipan lebih dominan daripada prestasi. Salah satu contoh kecil saja, ketika Gresik mencari bakat, kami dari Kecamatan Tambak sudah mengirim kesebelasan dan masuk semifinal jadi juara 3 dan tiga pemain masuk nominasi yaitu Ramali, Totok dan Hery. Tapi yach ngak pernah ada pemanggilan.
Bukan hanya sepak bola, sepak takraw kita SD saja juara nasional. Padahal mereka latihan di alam terbuka. Begitu juga kesenian, kercengan, baca puisi, tater, semuanya sering juara Jawa Timur. Padahal mereka latihan e dhurung-dhurung.
Jadi Bawean butuh Gedung yang bisa dipakai berolahraga, yang juga ada stage (panggung) untuk berkesenian.
Hasan Ansari (Kades Sawahmulya Sangkapura)
NKRI, aneh bin ajaib. Bola dan kaki jadi politik, jadi muter terus. Kata pak ustad, hujan emas di negeri jiran memang terbukti, yuk ramai-ramai naturalisasi ke Malaysia atau Singapore.
Khairil Anwar (Budayawan Muda Bawean)
Perlu kerja keras yang cerdas antara atlet, pelatih, pengurus. Sepak takraw hari ini akan menghantarkan Haris ke SMANOR sebagai tempat TC Propinsi Jawa Timur. Saya yakin jika semua masih mau kerja keras dan cerdas, Haris akan masuk ke Timnas Cabor Sepak Takraw.
Udin Tambak (LSM Bawean)
Kaki-kaki emas mereka ada jauh, diseberabf sana tidak ada di NKRI.
Rumli SE (Pengamat Ekonomi Bawean)
Ada beberapa kemungkinan, 1. Indonesia tidak tahu bahwa rakyatnya tumbuh berkembang dinegeri orang, 2. Indonesia apriori dan tidak tertarik dengan keberhasilan rakyatnya, 3. Indonesia tidak mau intropeksi bahwa Bawean adalah bagian dari NKRI yang punya potensi untuk dikembangkan.
Suparno (Kontraktor di Malaysia)
Pemain Bawean yang masuk kebangsaan, Mahali Jasuli asal Gelam, ada di tim Kuala Lumpur.
1 comments:
bayhaqi kaizan bawean jg.
Posting Komentar