Media Bawean, 21 Januari 2011
Sumber : Surabaya Post
GRESIK – Pembebasan lahan lapangan terbangan (lapter) Bawean di Desa Tanjungori Kecamatan Tambak Kabupaten Gresik tahap pertama telah tuntas. Semua pemilik lahan sepakat dengan harga Rp 60 ribu per meter persegi dan hampir semuanya telah diberi down payment (DP) atau uang muka Rp 10 juta oleh pemerintah kabupaten.
“Alhamdulillah, semua warga yang tanahnya terkena rencana pembebasan lahan untuk lapter Bawean tahap pertama telah sepakat menyerahkan lahannya ke pemerintah dengan harga Rp 60 per meter persegi. Dari 27 pemilik lahan tersebut, tidak satupun yang meminta ruilslag atau tukar guling, semuanya sepakat dengan perjanjian jual-beli. Ini atas kesadaran sendiri, tidak ada paksaan,” kata Suropadi, Camat Tambak, Kamis (20/1) pagi tadi.
Saat ini, lanjutnya, pemkab telah memberikan uang muka kepada 26 pemilik lahan. Masing-masing senilai Rp 10 juta. Tinggal seorang pemilik lahan saja yang terpaksa belum diberi DP, karena luas lahan yang dimilikinya belum jelas.
Suropadi menjelaskan, pemerintah telah memberikan DP Rp 260 juta kepada 26 pemilik lahan atau masing -masing menerima Rp 10 juta. Hanya satu orang yang belum menerima, atas nama Marsuki. “Selain luas lahannya belum jelas, dia juga memiliki ahli waris 20 orang. Marsuki belum berani menerima uang mukanya sebelum ada kepastian luas lahannya. Pastinya, dia sepakat untuk melepas tanahnya ke pemerintah,” tandas Suropadi.
Sisa pembayaran, tambah dia akan diselesaikan jika surat-suratnya juga sudah tuntas. Namun kendalanya, ungkap Suropadi, pemerintah desa Tanjungori saat ini tidak memiliki letter C. Yang ada hanya peta blok. “Pemerintah mengalami kesulitan di sini, karena ketakutan salah. Karena itu, pemilik lahan kami minta keterangan dengan sejujurnya dan menandatangani surat pernyataan jika terjadi sengketa menjadi tanggung jawab pemilik lahan,” ujar Suropadi.
Terpisah, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bagian (Kabag) Administrasi Pemerintahan Pemkab Gresik, Muhammad Hakam menambahkan, pihaknya bersama tim penitia pembebasan tanah (P2T) akan meninjaui langsung ke lokasi yang dibebaskan untuk manaksir tanaman dan bangunan yang kemungkinan ada di atas lahan.
“Setelah diketahui pasti luas tanah, serta jenis dan jumlah tanaman, dan juga kemungkinan ada bangunan maka nantinya pembayaran dilakukan tunai melalui rekening,” katanya.
Rencananya ada 9,5 hektare lahan yang akan dibebasakan untuk penambahan runway dari yang saat ini ada sepanjang 700 meter menjadi 1.200 meter. Karena keterbatasan anggaran, pembebasan ini dibagi dua tahap. Tahap pertama seluas 3,2 hektare dan saat ini sudah tuntas, sedangkan tahap kedua 6,3 hektare.
Lahan seluas 3,2 hektare tersebut digunakan untuk penambahan runway sekitar 200 meter. Sementara yang 6,3 hektare sisanya, belum ada rencana dibebaskan pada tahun ini. Tahun ini pemkab hanya menyediakan anggaran Rp 2,1 miliar untuk pembebasan lahan tahap pertama seluas 3,2 hektare tersebut. sep
Posting Komentar