Media Bawean, 9 Februari 2011
Oleh : Hasan Lutfi*
Sebagaimana kita ketahui, setiap hari Jum’at kita selalu menunaikan ibadah shalat Jumat sebagaimana juga ummat muslim lainnya didunia. Pada kesempatan ini saya tidak akan membahas dalil-dalil ataupun hukum sholat jum’at, akan tetapi ada beberapa hal yang ada kaitannya dengan ibadah sholat Jum’at.
Mungkin secara tidak kita sadari, telah terbentuk tradisi atau kebiasaan yang kurang baik yang selama ini kita lakukan sehubungan dengan ibadah dihari Ju’mat, yang mana sedikit banyak telah menciderai hakikat ibadah sholat jum’at itu sendiri.
Yang pertama yang ingin saya bahas adalah kebiasaan berangkat menuju masjid. Sebelum shalat Jum’at dimulai biasanya di setiap masjid di Bawean selalu dimulai dengan suara beduk pertanda waktu sholat akan segera tiba, maknanya bila suara beduk telah terdengar kita seharusnya segera berangkat menuju masjid, bukan baru mulai berhenti beraktifitas ataupun baru mandi dan sebagainya .
Disini ada persepsi yang salah disebagian masyarakat kita mengenai fungsi dari beduk itu sendiri, yang mana persiapan menuju masjid masih menunggu suara beduk akibatnya masih banyak jamaah yang selalu terlambat menuju masjid. Di beberapa negara timur tengah yang pernah saya singgahi, biasanya segala bentu aktifitas masyarakat akan berhenti satu jam sebelum waktu sholat Jum’at tiba, baik itu perniagaan ataupun perkantoran-perkantoran. Umumnya jamaah jum’at sudah hadir di masjid- masjid sebelum suara adzan dikumandangkan.
Yang kedua adalah cara mengatur shaft, sebagai satu referensi, saya pernah sholat jum’at dibeberapa kota dinegara arab seperti di Dubay, Abu dhabi, Sarjah (UAE), Doha (Qatar), Teheran (Iran), San’a (Yaman), Muscat, Sohar (Oman), hingga ke Aqaba (Yordania). Dinegara arab tersebut, setiap jamaah yang datang lebih awal selalu mengisi shaf paling depan hingga penuh dan berangsur - angsur ke belakang. Sehingga tidak ada jamaah yang melangkahi jamaah didepannya, disamping kurang baik saya kira juga sedikit mengganggu kekhusu’an jamaah lainnya. Hal ini berbanding terbalik dengan kebiasaan sebagian masyarakat kita yang yang memilih tempat duduk secara acak, hingga jamaah dibelakangnya selalu melangkihi jamaah didepan untuk mengisi shaf – shaf yang kosong.
Yang terakhir adalah mendengarkan khotbah jum’at, sebagian remaja - remaja kita masih banyak yang duduk ngobrol diluar waktu khotbah dimulai dan begitu iqamah terdengar baru masuk kedalam masjid, padahal kita semua telah tahu bahwa mendengarkan khotbah adalah bagian dari ibadah sholat Jum’at dan berbicara disaat khatib naik ke mimbar adalah dilarang. Adapun kebiasaan - kebiasaan seperti ini tidak pernah saya jumpai dibeberapa negara yang saya singgahi tersebut.
Menurut hemat saya, ada baiknya jika para remaja masjid atau takmir masjid mulai aktif mengatur dan memberi masukan kepada para jamaah agar supaya kebiasaan – kebiasaan yang selama ini kurang bagus bisa sedikit demi sedikit kita hilangkan. Kita juga menyadari bahwa manusia tidak ada yang sempurna, saling mengingatkan bila ada yang khilaf saya kira tidak ada salahnya dan jangan sampai terputus tali sillaturrahmi, apalagi kita hidup di negara yang berdemokrasi.
Tidak ada maksud untuk menggurui ataupun maksud – maksud lain dalam tulisan ini, saya hanya sekedar ingin berbagi atau bersumbangsih pengalaman buat saudara – saudara sesama muslim khususnya warga Bawean yang saya cintai. Marilah kita bersama – sama menciptakan budaya atau tradisi yang tidak hanya terlihat dari luar bahwa Bawean masyarakatnya yang religi akan tetapi benar – benar dalam kehidupan sehari – hari juga berbudaya yang islami. Amin..
*Penulis adalah warga Bawean yang telah bekerja di daerah timur tengah sejak tahun 1998.
Phone: +97433278994 mail : luthfi.hassan@yahoo.co.id
2 comments
Keren bok... lama tak ada kabarnya, tahu-tahu bikin tulisan panjang dan bagus lagi, hehe... Aku juga setuju kebiasaan kurang baik seperti diurai dalam tulisan diatas harus segera diperbaiki.
Sukses buat Mr. Hasan Lutfi, salam dari Gresik...
Bagus Bro. Kondisi seperti itu tidak hanya di Bawean aja. Di temapt-tempat lain di Indonesia masih banyak yang kayak gitu. Maka kewajiban bagi kita yang tahu dan sadar untuk memberitahu mereka. Biar kita nggakjadi oreng se muflish !
Posting Komentar