Media Bawean, 11 Maret 2011
Sumber : Surabaya Post
GRESIK – Dermaga Baru di Bawean di Desa Sungaiteluk Kecamatan Sangkapura Kabupaten Gresik mangkrak. Proyek bernilai miliaran rupiah ini selesai sejak tiga tahun lalu, namun hingga sekarang belum juga dioperasikan lantaran ketinggian air laut di sekitar dermaga terlalu dangkal.
“Dermaga baru ini adalah proyek provinsi dan hingga sekarang belun ada serah terima ke kami. Jadi kami juga tidak tidak tahu kapan dermaga baru tersebut akan dioperasikan,” kata Bambang Isdianto, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Gresik, Kamis (10/3).
Bambang Is (panggilan akrab Bambang Isdianto) mengungkapkan, saat ini dermaga yang sudah selesai dibangun pada 2008 lalu itu belum bisa dioperasikan karena air laut di sekitar dermaga terlalu dangkal, sehingga dikhawatir kapal besar yang sandar akan kandas.
“Di sekitar dermaga ada beberapa batu karang yang harus disingkirkan. Jika tidak, kapal yang berusaha sandar akan tersangkut di sana, tentu saja ini membahayakan. Tapi saat ini saya juga belum tahu kapan dermaga itu dikeruk dan akan dioperasikan. Sejauh ini belum ada pembicaraan terkait ini,” kata Bambang.
Dijelaskan, dermaga baru yang menghabiskan dana miliaran rupiah ini dibangun untuk melengkapi fasilitas penyeberangan di Bawean. Jika kapal di Bawean volumenya sudah sangat padat, dermaga ini akan membantu dermaga yang sekarang sudah ada.
Pengamatan Surabaya Post, dermaga baru yang berjarak satu kilometer sebelah timur Pelabuhan Sangkapura ini terkesan mubazir karena kondisinya sudah rusak lantaran tidak terawat. Aspal jalan dermaga sudah mengelupas, padahal belum pernah dioperasikan sekali pun.
Gedung yang jadi ruang tunggu penumpang rusak parah, lantai dan atapnya penuh dengan tumbuhan menjalar, beberapa bagian pladonnya juga jebol. Selain itu, beton dermaga juga sudah mulai banyak yang ambrol.
Dermaga baru ini sebenanya memiliki fasilitas lebih lengkap dibandingkan dengan Pelabuhan Sangkapura. Selain ruang tunggu penumpang, bagian dermaga di desain sedemikian rupa untuk transportasi roda empat ke luar atau masuk ke dalam kapal, sedangkan di Pelabuhan Sangkapura belum ada. Begitu pula di Pelabuhan Gresik, belum memiliki fasilitas untuk akses kendaraan roda empat dari atau menuju ke kapal seperti di dermaga baru ini.
Sementara itu, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Gerbang Bawean menyayangkan mangkraknya proyek dari pemprov ini. “Daripada mangkrak dan rusak karena tidak dipelihara bertahun-tahun seperti sekarang ini, lebih baik anggaran untuk pembangunan dermaga baru tersebut dulu disuntikan untuk pembangunan infrastruktur lainnya seperti jalan, karena saat ini kebutuhan mendesak masyarakat Bawean adalah jalan dan listrik yang merata,” kata Abdul Basith, koordinator LSM Gerbang Bawean.
Dia menyebut proyek dermaga baru tersebut aneh, karena alasannya dibangun untuk menunjang pelabuhan yang sekarang ada jika volume kapal ramai. Menurut dia, setiap harinya kapal yang sandar di Pelabuhan Sangkapura sepi dan keberadaan pelabuhannya masih sangat memadai. “Apalagi beberapa tahun lalu saat proyek ini dikerjakan, kapalnya pasti sangat jarang” ujarnya.
Karena demaga baru ini sudah jadi, Basith berharap, dermaga tersebut segera dioperasikan agar tidak rusak dimakan usia. “Setidaknya ada perawatan rutin, sungguh mubazir jika didiamkan seperti sekarang ini,” kata aktivis asli Bawean ini. sep
Posting Komentar