Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Lapter Bawean
Siap Pakai Tahun 2012

Lapter Bawean
Siap Pakai Tahun 2012

Posted by Media Bawean on Kamis, 10 Maret 2011

Media Bawean, 10 Maret 2011

Sumber : Surabaya Post

GRESIK – Lapangan terbang (lapter) Bawean di Desa Tanjungori Kecamatan Tambak Kabupaten Gresik diperkirakan sudah siap pakai pada 2012. Saat ini proses yang tersisa adalah pembangunan runway pesawat.

“Pembangunan konstruksi sudah dimulai lagi. Saat ini tinggal merampungkan pembangunan runway atau landasan pesawat saja. Untuk sarana penunjangnya, semua sudah selesai, kemungkinan tahun depan sudah bisa dipakai. Hal ini juga pernah ditegaskan oleh Sekda (Sekretaris Daerah) Kabupaten Gresik beberapa waktu lalu,” kata Tugas Husni Syarwanto, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Gresik, Rabu (9/3).

Pemerintah Kabupaten Gresik, tambah dia, hanya bertanggungjawab untuk pembebasan lahan saja. Sedang semua konstruksinya dikerjakan dengan menggunakan dana APBN dan APBD Provinsi. “Anggaran konstruksinya dialokasikan dari anggaran provinsi dan pusat, tapi mohon maaf saya tidak mengetahui pasti jumlahnya. Kita hanya menfasilitasi untuk pembebasan lahannya saja,” ungkap Tugas Husni.

Sebelumnya, sisa lahan yang belum dibebaskan sekitar 9,5 hektare (ha) untuk penambahan runway menjadi 1.200 meter. Dan awal tahun lalu, pemkab berhasil melakukan pembebasan lahan tahap pertama seluas 3,2 ha. Saat ini pemilik lahan yang sudah bertahun-tahun menolak lantaran tidak cocok dengan harga yang ditawarkan sudah menerima uang muka pembayaran. Pemilik lahan menerima harga Rp 60 ribu per meter persegi.

Jadi saat ini tersisa lahan 6,3 ha yang harus dibebaskan oleh Pemkab Gresik. Sisa lahan yang belum dibebaskan ini rencananya untuk tambahan runway sepanjang 250 meter. “Isnya Allah, tahun 2012 pembebasan lahan akan kami selesaikan dan lapter di Bawean sudah siap pakai. Ini lantaran pemilik lahan yang terkena rencana pembebasan sudah sepakat,” jelas Tugas Husni.

Koordinator Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Gerbang Bawean, Abdul Basith menilai pembangunan lapter di Bawean sudah sangat dibutuhkan oleh masyarakat setempat. Sebab, hampir setiap bulan penyeberangan laut yang merupakan satu-satunya transportasi menuju Bawean terkendala oleh gelombang tinggi.

Apalagi, lanjut dia, sebagian besar warga Bawean menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) di Malaysia dan Singapura. “Selama ini mereka jarang pulang karena tidak ada kepastian dari keberangkatan kapal penyeberangan Gresik – Bawean. Mereka takut ketika sampai di Gresik ternyata tidak bisa menyeberang karena cuaca mendadak buruk,” tandasnya,

Berdasarkan data organisasi kerukunan Persatuan Malaysia-Bawean (PM), jumah warga Bawean yang menjadi TKI di Malaysia sebanyak 127 ribu orang. Karenanya Basith yakin lapter Bawean akan lebih berpotensi dibandingkan lapter di daerah lain di Jawa Timur, seperti Banyuwangi atau Jember. “Lapter Bawean akan menjadi transportasi utama selain transportasi laut. Menuju Bawean itu tidak ada transportasi darat seperti daerah pemilik lapter di Jatim lainnya. Apalagi banyak sekali warganya yang bekerja menjadi TKI, itulah kenapa saya yakin lapter Bawean paling potensial,” ujarnya.

Sayangnya, pembangunan sarana moda transportasi ini tidak diiringi dengan pembangunan infrastruktur jalan. Berdasarkan patauan Surabaya Post, Jalan Lingkar Bawean (JLB) yang merupakan nadi penghubung antar daerah di Bawean, termasuk ke lapter di Desa Tanjungori rusak parah. Untuk menempuh perjalanan 25 kilometer dari Kecamatan Sangkapura ke Kecamatan Tambak atau sebaliknya membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam. Belum lagi jika menggunakan kendaraan roda empat, akan lebih lama lagi.

Kerusakan jalan terbesar di wilayah Pemkab Gresik ada di Bawean, Tahun ini pemkab hanya menganggarkan Rp 6 miliar untuk perbaikan dan pemeliharaan jalan di Bawean. Berdasarkan data dari Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pekerjaan Umum (PU) di Bawean, jalan lingkar Bawean (JLB) ruas Sangkapura hingga Tambak atau lingkar Barat sepanjang 25 kilometer, rusak berat sepanjang 6.610 meter, rusak sedang 11.190 meter, dan yang kondisinya baik hanya sepanjang 7.200 meter.

JLB ruas Tambak - Diponggo sepanjang 8.000 meter, rusak berat 2.000 meter, rusak sedang 1.100 meter, dan kondisi baik 4.900 meter. Ruas jalan Sangkapura hingga Diponggo sepanjang 21.000 meter mengalami rusak berat 4.050 meter, rusak sedang 5.400 meter, dan kondisi baik 11.550 meter. Totalnya, JLB panjangnya 54 kilometer. Rusak berat 12.660 atau 23,4 persen, rusak sedang 17.690 meter atau 32,76 persen, kondis baik hanya 23.650 meter. sep

SHARE :

Posting Komentar

 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean