Media Bawean, 13 Maret 2011
H. Mayuni ( 67 Th.) adalah pensiunan guru agama, dari sejak kecil sudah belajar pencak kepada gurunya bernama Basri, Atwan, dan Da'i (mantan Kades). Pernah menjadi guru pencak di Balongpanggang Gresik, ketika bertugas sebagai guru disana.
Berangkat dari keprihatinan atas lunturnya kebudayaan Pencak Silat di Pulau Bawean, H. Mayuni asal Bululuar Selatan, desa Bululanjang, Kecamatan Sangkapura, Pulau Bawean, kembali bangkit dengan mendidik anak muda sebagai angkatan kedua.
Group Pencak Silat Bawean yang dirintis oleh H. Mayuni, bernama "Mandala Jaya", sebagai murid adalah santri yang belajar mengaji di TPA Miftahul Ulum, sebanyak 20 orang.
Ditemui Media Bawean, disaat belajar pencak (sabtu malam minggu, 12/3/2011), H. Mayuni menyatakan prihatin dengan menghilangnya kebudayaan pencak di Pulau Bawean. Padahal menurutnya, Pulau Bawean banyak dikenal orang luar melalui kebudayaan pencak silat yang tersohor diseluruh dunia.
Group Pencak Silat Bawean Mandala Jaya membuka angkatan kedua, adapun periode pertama sudah berhasil sukses dan murid-muridnya tersebar di banyak daerah, termasuk di negeri jiran Malaysia.
Menurut H. Mayuni, rencana pegelaran akbar pencak akan diadakan bulan April 2011, dengan mengadakan acara selamatan atas terbentuknya kembali, dan akan dihadiri murid-murid Group Pencak Silat Bawean Mandala Jaya angkatan Pertama.
Melihat antraksi pencak silat, terlihat antusias murid untuk belajar pencak. Gerakan badan sang guru, terlihat kompak dengan sang murid yang usia masih muda.
Perlu dikatahui Group Pencak Silat Bawean Mandala Jaya sudah mendapatkan izin setingkat Propinsi Jawa Timur. (bst)
Posting Komentar