Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » , » Di Dalam Sujud Cinta (3)
Catatan Hati Sumiyati

Di Dalam Sujud Cinta (3)
Catatan Hati Sumiyati

Posted by Media Bawean on Senin, 25 April 2011

Media Bawean, 25 April 2011

Lomba Menulis Berita Dan Opini
Oleh Sumiyati

Waktu terus menorehkan tapak-tapaknya disekitar kisah kehidupan manusia. Mungkin ada tawa yang dialaminya, mungkin ada tangis yang menyertai kepergiannya. Dan telah kucoba mewarnai kenyataan hidup ini dengan lukisan hidup yang sangat indah. Sebuah usaha telah kulakukan, sederet doa telah kulantunkan, dan kini saatnya untuk bersabar menerima yang Allah berikan. Apapun kenyataan itu akan kuterima dengan hati yang lapang.

Bagiku hidup itu sudah sangat menyiksa, saya tidak ingin membuatku lebih tersiksa lagi hanya gara-gara saya tidak mensyukuri nikmat Allah. Saya ingin menjadi diri saya sendiri. Saya ingin menguasai hidup, meski hidup itu penuh sandiwara dan rekayasa. Kebanyakan orang hidup itu tidak tahu apakah dirinya tengah hidup atau tidak, apakah dirinya tengah sadar atau tidak.

Pada paragrap ini saya ingin menceritakan pengalaman saya hari ini. Tadi jam 08.24 pagi, Rani sahabat saya datang kerumah saya. Dia berseri-seri sekali pagi hari ini. “Sumi, aku datang kesini karena ada satu pertanyaan yang membuat aku tidak dapat tidur”. Kata Rani pada saya. Saya bilang “Sebagai sahabatmu, katakanlah apa yang ingin kamu tanyakan padaku, siapa tahu aku bisa menjawabnya”. Rani sambil menghela nafas panjang mengatakan pertanyaannya pasaku. “Menurut kamu apa sih cinta itu?”. Serentak saya terkejut mendengar pertanyaan yang ia katakan. Saya berpikir sejenak, setelah agak lama berfikir saya mencoba menjawabnya. “Ran, kalau menurut aku cinta itu sebuah anugerah Allah Yang Maha Kuasa yang terselip dalam hati kita. Rani melanjutkan pertanyaannya. “Tapi Sumi, bagaimana caranya agar aku tahu apa itu cinta?”. Dengan enteng saya menjawab “Perlu kamu ketahui Ran, cinta itu relative, dan hanya orang yang terkena firus cintalah yang mampu menterjemahkan apa itu cinta. Setiap orang bisa mengartikan cinta, kata Kahlil Gibran cinta adalah wahyu yang tidak dapat diukur, diukir, diikat,ditiru oleh kuas seorang pelukis atau bahkan dengan pahat seorang pengukir”. “Hanya itu Sumi?” Tanya Rani yang sepertinya masih kurang jelas dengan jawaban saya. “Oke Ran, aku lanjutkan cinta itu tidak dapat dipelajari, cinta itu hanya bisa dihayati. Karena di dunia yang begitu luas ini tidak ada satupun sekolah jurusan cinta”. Rani, sahabat saya yang cerewet itu, masih nguyer saya dengan pertanyaan-pertanyaan tentang rasa itu. “Sumi, sudah berbagai macam novel tentang cinta telah kubaca, namun aku masih belun tahu apa cinta itu”. Saya jawab “Tentu kamu tidak akan tahu apa itu cinta yang sesungguhnya, karena cintamu itu masih kekanak-kanakan atau bahasa popular sekarang cinta monyet. Dalam cinta itu belum ada proses pengorbanan”. Rani itu orangnya selalu ingin tahu, dia bertanya lagi. “Sumi, aku harus bagaimana dong?”. Saya jawab “Disaat malam datang dengan kesunyiannya yang beku, kamu tanyakan pada angin yang berhembus dengan merdu, pada para bintang yang berkerlap-kerlip menghiasi malam, apa itu cinta”. Wajah Rani tiba-tiba berubah menunjukkan tidak senang. “Sumi, kamu apa-apaan sih. Kamu nyuruh aku seperti orang gila gitu?”. “Terus terang Ran, aku juga tidak banyak tahu tentang rasa sayang setengah mampus plus setengah mati itu”. Saya jawab dengan begitu entengnya.

Saya yakin semua orang yang waras akan merasakan cinta yang yang bisa membuat kita bahagia, tertawa dan membuat hidup kita bermakna. Tapi ingat. Cinta juga bisa membuat kita merana, menderita, tersiksa, dan putus asa. Menurut Ibnul Qayyim cinta kalau didefinisikan memang susah. Masing-masing arti itu saling melengkapi. Kalau menurut saya sendiri cinta itu sesuai dengan huruf yang dikandungnya yaitu; C;cerita, I;indah, N;namun, T;tiada, A;arti. Wis, kalau bicara tentang cinta, hanya matilah yang mampu menghentikannya.

Kehidupan memang diawali oleh cinta. Dan dengan cinta pulalah manusia bisa mengarti apa makna hidup yang sesungguhnya. Karena hidup bukanlah sekedar dari tangan kemulut, dari mulut keperut. Hidup itu penuh makna, jika kita ingin tahu apa makna hidup itu, kita harus terjun pada kehidupan itu sendiri. Masalah kehidupan sering membuat saya bertanya-tanya. Mengapa diadakan kehidupan? kita hidup didunia ini untuk apa? mengapa dalam kehidupan itu ada susah dan bahagia? mengapa hidup di dunia ini hanya sementara? mengapa hidup itu kadang menyiksa?, ada apa dibalik hidup itu? Bermacam-macam pertanyaan lainnya timbul dikala saya berpikir tentang kehidupan. Dengan pertanyaan-pertanyaan itulah timbul dibenakku untuk menterjemahkan kisah kehidupanku yang aku jalani.

Disaat hidup kita mengilhami apa sih hidup itu? Mungkin kita akan terjerumus keberbagai pertanyaan yang tertera diatas. Tapi dengan pertanyaan-pertanyaan itu pulalah membuat diri manusia mempunyai keinginan untuk menterjemahkannya sendiri apa makna kehidupan yang hakiki itu.

Seperti apa dan bagaimana hidup itu, tentu kita sebagai manusia bisa menilainya. Mengapa hidup kita susahpun kita sendiri yang membuatnya susah. Hidup itu sudah sangat menyiksa. Jadi, bagaimana caranya agar membuat hidup kita bahagia hanya kita sendiri yang tahu bagaimana caranya. (Selesai)

SHARE :

Posting Komentar

 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean