Media Bawean, 16 April 2011
Banyak obyek wisata di Pulau Bawean masuk dalam kawasan cagar alam dan suaka margasatwa dibawah naungan Kementrian Kehutanan, seperti danau kastoba, air terjun dan lain-lain.
Menurut Ir. Anggodo, MM. sebagai Kepala Bidang (Kabid) Wilayah II Gresik, Balai Besar Konsernasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur, ditemui Media Bawean di kantor KSDA Bawean, kemarin (jum'at, 15/4/2011) menyatakan sulit untuk pengembangan pariwisata di Pulau Bawean, sehubungan obyek wisata yang ada masih berstatus cagar alam dan suaka margasatwa.
"Perlu dirubah statusnya menjadi taman nasional, sehingga obyek tersebut bisa dimanfaatkan pengembangan pariwisata di Pulau Bawean,"katanya.
"Perlu dirubah statusnya menjadi taman nasional, sehingga obyek tersebut bisa dimanfaatkan pengembangan pariwisata di Pulau Bawean,"katanya.
"Status masih cagar alam dan suaka margasatwa, kondisi didalam kawasan tidak boleh diotak atik, dibiarkan sesuai bentuk aslinya dan dikembalikan kepada alam,"jelasnya.
"Termasuk memasuki kawasan seperti danau kastoba, sebenarnya dilarang keras masuk dan diwajibkan menggunakan surat ijin masuk kawasan konservasi yang dikenal dengan SIMAKSI,"ujarnya.
"Wisatawan dibatasi, dibolehkan hanya penelitian melalui proses izin, termasuk wartawan untuk peliputan seperti mengambil gambar (foto) atau video untuk dipublikasikan kepada umum diharuskan melalui proses perizinan,"tuturnya.
Status danau kastoba sebagai pioner pariwisata paling indah di Pulau Bawean, dengan status sekarang tentunya mempersempit ruang pengembangan pariwisata. Pihak KSDA, menurut Kepala Bidang (Kabid) Wilayah II Gresik, akan mengusulkan ke pemerintah di pusat agar dirubah status menjadi kawasan taman nasional.
"Bila nanti dirubah status masyarakat ikut terberdayakan sama-sama mengelolah taman nasional. Tetapi usulan melalui proses panjang dan waktu lama, butuh dukungan dari semua pihak agar segera dirubah menjadi taman nasional Pulau Bawean,"terangnya. (bst)
Posting Komentar