Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Produksi Ikan di Bawean
Turun 50%

Produksi Ikan di Bawean
Turun 50%

Posted by Media Bawean on Sabtu, 25 Juni 2011

Media Bawean, 25 Juni 2011

Sumber : Surabaya Post

Populasi ikan menghilang akibat potas dan masker

GRESIK – Penggunaan potas dan masker di Bawean mengakibatkan penurunan produksi ikan hingga 50%. Demikian disampaikan oleh Iwan Lukito, Kepala Bidang (Kabid) Kelautan pada Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan, Sabtu (25/6) pagi tadi.

“Bawean merupakan salah satu supplier terbesar ikan di Kabupaten Gresik. Namun, beberapa tahun terakhir, produksi ikan di Bawean justru menurun karena ulah dari nelayan sendiri. Mereka menggunakan potas dan masker atau alat penyedot ikan dengan menggunakan kompresor. Akibatnya merusak habitat, dan ikan-ikan pun menghilang,” kata Iwan Lukito.

Para nelayan tersebut, tambah dia, kebanyakan dari nelayan Bawean sendiri, tapi beberapa juga nelayan luar Bawean. “Biasanya mereka beroperasi pada malam hari agar tidak diketahui nelayan lainya. Pada malam hari mereka mudah sekali mendapatkan teripang yang harganya sangat mahal,” tandasnya.

Selain itu, hilangnya populasi ikan juga karena adanya penambangan liar terumbu karang untuk bahan bangunan. “Baru-baru ini kami mendengar kabar jika masyarakat Bawean mulai mengambili terumbu karang untuk bangunan. Jelas ini akan merusak habitat dan populasi ikan akan pergi,” ujar Iwan Lukito.

Saat ini, lanjutnya, pihaknya masih berusaha mencari jalan keluar untuk mencegahnya. Selain itu, dia memastikan akan mempolisikan para nelayan yang menggunakan potas maupun masker tersebut. “Akibat dari ulah mereka, produksi ikan di Bawean turun hingga 50%,” ungkap Iwan Lukito.

Menurunnya produksi ikan di Bawean juga dikeluhkan nelayan asal Bawean, khususnya nelayan di Dusun Dedawang Desa Telukjatidawang Kecamatan Tambak. Mereka membenarkan jika hasil tangkapan ikan beberapa tahun terakhir menurun drastis. Karena itu, sebagian nelayan memilih berhenti melaut.

Slamet (36) nelayan asal Telukjatidawang mengaku sudah berhenti pergi melaut beberapa hari yang lalu lantaran tidak seimbangnya pendapatan dengan pengeluaran melaut. Menurutnya, beroperasinya masker adalah faktor utama menghilangnya ikan-ikan di laut. Dia mendesak pemerintah tegas menghentikan operasi masker di Pulau Bawean.

"Dampaknya sudah dirasakan oleh nelayan, ataukah aparat sudah tidak mendengar rintihan nelayan kecil. Bila pendapatan mencari ikan sebelumnya mencapai beberapa ton setiap malamnya, sekarang cuman mampu menghasilkan beberapa timba saja, itupun tidak semuanya nelayan bisa mendapatkan ikan, terkadang dari 15 perahu yang melaut hanya 1 perahu yang mendapatkan ikan setiap malamnya," ujar Slamet. sep

SHARE :

Posting Komentar

 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean