Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Pendidikan dan Lingkungan
Desa Daun Memprihatinkan

Pendidikan dan Lingkungan
Desa Daun Memprihatinkan

Posted by Media Bawean on Jumat, 09 September 2011

Media Bawean, 9 September 2011 


Ikatan Mahasiswa dan Santri Daun (IMSADA) melakukan dialog dengan elemen masyarakat di MINU 03/04 Unggulan Daun membahas Pendidikan dan Lingkungan di Desa Daun Dulu, sekarang dan Akan datang selasa (06/9/2011). Mereka menganggap harus diadakan sebuah gerakan untuk mengatasi krisis pendidikan dan krisis lingkungan di desa Daun sehingga bisa merumuskan suatu agenda bersama dari berbagai elemen masyakarat yang ada.

Pada kesempatan berharga bagi mahasiswa dan santri tersebut menghadirkan tiga pembicara yaitu, Abd. Azis SH (Kepala desa terpilih desa Daun), Esfar S, Ag (Tokoh NU Daun), Sudarsono S, Pd (Tokoh Muhammadiyah Daun).

Menurut Muhyiddin sebagai ketua umum IMSADA mengatakan, dialog ini merupakan bentuk keprihatinan IMSADA terhadap pendidikan dan lingkungan yang keduanya sangat berkaitan. dua sektor kehidupan yang saat ini perlu diperhatikan di Desa Daun. Pasalnya lembaga-lembaga pendidikan yang ada belum bisa mendapatkan kepercayaan dari masyarakat, banyak sekali pelajar daun yang tidak sekolah di desanya. Bahkan yang lebih menyedihkan SMP PGRI DAUN, MA Darussalam dan Ponpes Darussalam kini hanya sejarah.

Mahasiswa Yogyakarta itu menambahkan, selain sektor pendidikan, kondisi abrasi pantai, sampah dan penebangan pohon menjadi permasalahan serius yang mesti ditangani. ”kalau ini dibiarkan bisa berbahaya”, ujar alumni ponpes sukorejo tersebut.

Dialog yang terdiri dari mahasiswa, santri, tokoh masyarakat dan aparat desa tersebut akhirnya merekomendasikan lima gugatan kepada pemerintah. Yaitu, Menjadikan Akhlakul Karimah sebagai syarat kenaikan kelulusan di sekolah, menuntut diadakannya pendidikan SMA/MA, menciptakan tempah sampah per-dusun dan Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) Desa, mencegah abrasi pantai dengan menanam pohon bakau tiga bulan sekali, menyediakan beasiswa untuk anak yang tidak mampu secara ekonomi dengan syarat-syarat yang telah ditentukan.

Acara dialog ini adalah suatu rangkaian dari acara kongres IV IMSADA, setelah melakukan dialog yang menghasilakan beberapa gugatan tersebut kemudian dilanjutkan dengan pemilihan ketua IMSADA periode 2011-2013. dan Muhmmad Makruf akhirnya terpilih untuk memimpin IMSADA periode yang akan datang. (shf)

SHARE :

11 comments

Anonim 9 September 2011 pukul 22.40

Setidaknya ada suatu impian meskipun tidak terlaksana...
HIDUP IMSADA

Anonim 9 September 2011 pukul 22.40

mudah-mudahan dialog seperti ini bisa dibiasakan oleh masyarakat bawean agar tercipta kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan dan lingkungan...amien...

Anonim 9 September 2011 pukul 22.43

KAMMA PAK BESIT REAK MEK BENYYAK SESALA TOLESANNA????

Anonim 9 September 2011 pukul 22.44

sayang foto sang ketua tidak diminculkan,,,,,

Anonim 9 September 2011 pukul 23.58

silahkan kunjungi media online IMSADA juga http://www.imsadadaku.co.cc/. thanks

Anonim 10 September 2011 pukul 00.02

imsada jangan hanya ngomong. buktikan donk. ayo buat SMK di Daun

IMSADA {Ikatan Mahasiswa dan Santri Daun} 10 September 2011 pukul 00.17

Sepertinya memang begitu. butuh SMK di Daun. dan hal itu butuh dukungan dari pemerintah. apalagi SMK itu belum ada se bawean....

Iddiens 10 September 2011 pukul 00.27

Mengingat Pesan dari bang iwan fals "Desa harus Jadi kekuatan ekonomi, agar warganya tak hijrah ke kota", maka Daun harus menjadi kekuatan ekonomi. ini adalah suatu catatan jangka panjang untuk para pemimpin di daun. "beberapa orang terdidik akan melakukan sesuatu yang lebih dari pada revolusi" go go go IMSADA....

Anonim 10 September 2011 pukul 06.27

...Menjadikan Akhlakul Karimah sebagai syarat kenaikan kelulusan di sekolah, menuntut diadakannya pendidikan SMA/MA, menciptakan tempah sampah per-dusun dan Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) Desa, mencegah abrasi pantai dengan menanam pohon bakau tiga bulan sekali, menyediakan beasiswa untuk anak yang tidak mampu secara ekonomi dengan syarat-syarat yang telah ditentukan.

ini yang sangat cerdas....mudah2an terlaksana

Anonim 10 September 2011 pukul 10.47

Kita sekarang untuk bisa berfikir praktis, satu desa dengan lembaga pendidikan yang terlalu banyak (ada Santawiyah, Aliyah, SMP/SMA ) nanti muridnya dari mana ? saya setuju kalau untuk Bawean hanya ada 1 SMK saja, bidang perikanan, peternakan, pertanian, Indormatika yang digarap oleh seluruh masyarakat Bawean yang ada di Bawean dan diluar Bawean serta Pemerintah Daerah Kab. Gresik.

Anonim 10 September 2011 pukul 19.35

lakukan bos!

Posting Komentar

 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean