Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Dinkes Minta Dewan Beri Bukti

Dinkes Minta Dewan Beri Bukti

Posted by Media Bawean on Sabtu, 08 Oktober 2011

Media Bawean, 8 Oktober 2011

Kelangkaan obat yang terjadi di kawasan Bawean dinilai terlalu didramatisir

GRESIK- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gresik merasadipojokkan kalangan dewan, DPRD setempat. Sebab, kritikan tajam Komisi D DPRD Kabupaten Gresik terkait kelangkaan obat di Bawean dinilai terlalu didramatisir. Sehingga, Dinkes ini balik menyerang dewan, dan meminta dewan member bukti.

Kepala Dinkes Kabupetan Gresik, dr Sugeng, secara tegas membantah jika ada kelangkaan obat-obatan di Puskesmas Tambak dan Puskesmas Sangkapura, Pulau Bawean. Menurut Sugeng, yang terjadi di dua puskesmas itu bukan kelangkaan, namun ada keterlambatan pengiriman obat ke Pulau Bawean.

Keterlambatan pengiriman obat itu, menurut dia, karena kapal yang membawa obat-obatan ke kedua Puskesmas tersebut terkendala. Sehingga, tidak beroperasi. Akibatnya, pendistribusian obat-obatan ke beberapa Puskesmas itu ikut terganggu.

“Saya menyesalkan sikap Komisi D yang terlalu dini menyimpulkan bahwa di dua Puskesmas itu tidak ada stock obat sama sekali. Seharusnya, sebelum melontarkan ke media, para anggota dewan ini mengecek langsung ke kami. Benarkah obat-obatan itu stock-nya habis, “ kata Sugeng menyesalkan.

Selain masalah kelangkaan obat-obatan dan infus yang ada di Puskesmas Tambak dan Puskesmas Sangkapura, Sugeng juga menyinggung soal kualitas obat. Menurut dia, kualitas obat yang dilaporkan warga Tambak dan Sangkapura ke Komisi D jelek, dinilai tak berasalan.

Apalagi, terang dia, akibat obat yang dinilai tak berkualitas itu menyebabkan banyak pasien tidak cepat sembuh. Alasannya, pasokan obat-obatan ke Pulau Bawean yang banyak berasal dari Dinkes Propinsi, tidak mungkin kualitas rendah. ‘’Jika kualitas obat tersebut rendah, berarti ada kesengajaan dari pihak pemerintah untuk memberikan pelayanan buruk di bidang kesehatan,’’ katanya.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, Komisi D geram ketika melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Pulau Bawean mendapat laporan bila obat-obatan di Puskesmas Tambak dan Puskesmas Sangkapura, Pulau Bawean itu langka. Bahkan, sejumlah pasien yang secara kebetulan melihat kedatangan para anggota dewan ini, langsung mengadukan buruknya pelayanan kesehatan selama ini.

Chumaidi Ma’un, Ketua Komisi D langsung bereaksi ketika mendapat laporan kelangkaan obat tersebut. Mengutip pernyataan Chumaidi kemarin, sepulang mereka dari Pulau Bawean, Komisi D akan memanggil Kadinkes Gresik untuk dimintai keterangan bagaimana kelangkaan obat bisa terjadi di Pulau Bawean dan itu sudah berlangsung cukup lama.

“Kita akan usut tuntas kasus ini. Sepulang kami dari Bawean, kami akan memanggil semua pihak yang terkait. Kami ingin transparansi penggunaan anggaran untuk kesehatan sebesar Rp. 11,669 miliar tersebut telah dipergunakan untuk apa saja. Hal ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut dan jika perlu, kami akan melakukan audit anggaran secara internal, “ ujar Chumaidi.

Chumaidi Ma’un juga menyesalkan lemahnya kontrol Pemkab Gresik terhadap pelaksanaan kegiatan kesehatan bagi masyarakat di Pulau Bawean. Ia menilai, besarnya APBD yang diterima Dinkes Kabupaten Gresik tahun 2011 ini, tidak sebanding dengan pemanfaatannya bagi masyarakat sehingga Chumaidi menilai ada dugaan anggaran kesehatan yang berasal dari APBD Kabupaten Gresik tahun 2011 tersebut diselewengkan karena tidak terserap oleh masyarakat, terutama masyarakat di Pulau Bawean

Sumber : Surabaya Post

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean