Peristiwa    Politik    Sosial    Budaya    Seni    Bahasa    Olahraga    Ekonomi    Pariwisata    Kuliner    Pilkada   
adsbybawean
Home » » Potret Nenek Tua Di Bawean
Profesi Membuat Sapu Lidi

Potret Nenek Tua Di Bawean
Profesi Membuat Sapu Lidi

Posted by Media Bawean on Jumat, 07 Oktober 2011

Media Bawean, 7 Oktober 2011


Nenek tua bernama Mislani (70 th.) asal Dusun Taubat, desa Sungairujing, kecamatan Sangkapura, Pulau Bawean, Gresik, berprofesi sebagai tukang membuat sapu lidi sejak usia muda hingga sekarang. Nenek tua terpotret dari kehidupannya yang serba kekurangan hidup bersama cucunya bernama Moch. Sholeh (kelas VI SD).

Saat fisiknya masih mampu dan kuat, Mislani sebagai penjual tapai ke pasar Sangkapura. Setelah usianya tua dan kesehatannya mulai sering sakit-sakitan, akhirnya full menekuni sebagai tukang sapu lidi yang sebelumnya hanya usaha sampingan saja. 

Bahan bakunya mereka dapatkan dari daun kelapa yang sudah jatuh akibat mengering. Proses pengerjaannyapun masih tradisional. Cukup menggunakan pisau untuk memisahkan daun dan lidinya. Kelihatannya cara pembuatan sapu lidi sederhana, tapi ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Memisahkan daun dari lidi harus memiliki keahlian khusus. Jika tidak mahir, maka bisa-bisa tangan terkena pisau.

Menurut pengakuan Mislani, rata-rata dalam sehari bisa membuat sapu lidi sampai 3 buah, sedangkan harga jualnya 1 buah sapu lidi seharga Rp.1.000. Jadi, pendapatannya setiap hari untuk mencukupi kebutuhan hidupnya mampu mengumpulkan uang sebanyak Rp.3.000.

Mencukupi kebutuhan hidup bersama cucu dengan penghasilan Rp.3.000, Mislani setiap hari cukup makan nasi dengan garam dicampur cabe saja. Walaupun tidak bisa menikmati makan enak seperti ikan, daging ataupun jenis lainnya, setelah dinikmati terasa enak dan hidup tenang.

Keanehannya, tetangga disekeliling rumah Mislani sudah memasang lampu listrik, akan tetapi rumah yang ditempati Mislani bersama cucunya masih bergelap-gelapan setiap malamnya, sehubungan tidak ada modal untuk memasang listrik.

Ketika Media Bawean masuk kedalam rumah Mislani, didalam rumah sangat sederhana hanyaa terlihat peralatan masak, tidak ada barang-barang istimewa seperti televisi ataupun benda berharga lainnya. "Beginalah hidupku sebenarnya, walaupun dalam kekurangan tetapi bahagiah bersama cucu tercinta,"paparnya. (bst)

SHARE :
 
Copyright © 2015 Media Bawean. All Rights Reserved. Powered by INFO Bawean