Media Bawean, 21 Januari 2012
Warga Pulau Bawean mengeluhkan naiknya harga beras, per kilogramnya tembus Rp.10.000 sampai Rp.11.000.
Meroketnya harga beras dipasaran Pulau Bawean membuat timbul tanya banyak warga, akankah hubungannya dengan kelangkaan serta naiknya harga barang? ataukah ada penyebab lainnya?
Mardiyah sebagai Kepala Balai Penyuluhan Pertanian kecamatan Sangkapura, dihubungi Media Bawean (sabtu, 21/1/2012) membenarkan adanya kenaikan harga beras di pasaran Pulau Bawean. "Salah satu penyebab naiknya harga beras adalah naiknya pengeluaran petani dalam bercocok tanam padi,"katanya.
"Upah penanam padi (manjek) musim tanam tahun ini mengalami kenaikan, termasuk biaya bajak sawah juga mengalami kenaikan. Sehingga petani sebagai pemilik beras menjualnya denan menaikkan harga,"paparnya.
Harga beras sekarang, menurut Mardiyah, 1 gantang seharga Rp.30ribu, berarti perkilogramnya seharga Rp,10ribu. "Padahal harga waktu normal 1 gantang dijual Rp.20ribu , berarti perkilogramnya seharga Rp.6,7ratus,"terangnya.
Abd. Aziz sebagai Kepala Balai Penyuluhan Pertanian kecamatan Tambak, menyatakan masih timbul tanda tanya dengan naiknya harga beras di pasaran Pulau Bawean. "Seperti tahun sebelumnya, ketika musim tanam padi akan terjadi penurunan harga beras disebabkan petani butuh biaya untuk mengelolah sawah yang dimilikinya,"jelasnya.
"Sekarang mengalami kenaikan sangat tinggi, kisarannya per kilogram mencapai Rp.10ribu sampai Rp.11ribu,"ungkapnya.
Mahalnya harga beras di Pulau Bawean dikeluhkan banyak warga, diantaranya Wahda sebagai pemilik warung nasi di Sangkapura, menyatakan kenaikan harga beras sepertinya diluar kewajaran, tetapi kenyataanya harganya memang naik. "Karena butuh untuk makan, kita tetap membelinya walaupun harganya mahal,"pungkasnya. (bst)